RUMAH makan tempat Mark membawa Haechan adalah rumah makan yang biasa dia kunjungi selama ini, sampai sekarang setiap pulang dari kantor. Selama Neko masih hidup, Haechan selalu membawanya kemari. Karena sang pemilik tidak keberatan jika ada hewan peliharaan yang masuk, asal tidak buang kotoran saja. Jika sampai itu terjadi maka itu akan menjadi tanggung jawab sang pemilik.
Di temani langit yang kelabu dan matahari yang semakin turun. Keduanya masuk dengan Mark yang menyeret Haechan duduk di tempat favorit.
"Bagaimana kau tahu aku bisa makan di sini?" Haechan duduk di bangku favoritnya, di tepi ruangan cukup tidak terlihat dari pelanggan lainnya.
"Kau hari-harinya selalu membawaku ke sini, saat sedih. Saat senang, bahkan saat mendapatkan gaji pertamamu." Mark melambaikan tangan memanggil bibi pemilik rumah makan yang secara langsung memberikan sebuah menu dan kertas tempat menulis pesanan mereka.
Haechan terdiam, tidak salah lagi kalau Mark adalah jelamaan dari Neko. Dia memperhatikan setiap sudut wajah Mark. Sangat tampan, tangan kekar itu dengan leluasa menulis menu yang akan dipesannya. Dia tidak bertanya terlebih dahulu pada dirinya, hanya menulis hingga lembaran itu hampir penuh.
"Kau tidak takut jika itu banyak menghabiskan uang? Kau memesan terlalu banya. Mark." Haechan mencoba untuk menghentikan Mark talu tangannya ditahan.
"Sekarang aku merasuki tubuh orang kaya. Aku tidak akan kehabisan uang. Mumpung ada waktu, akan kuhabiskan uang orang ini untukmu." Mark menyudahi tulisan pesanannya, ia berdiri dan berlalu pergi untuk memberikan bibi pesanan mereka.
"Apa maksudmu Mark?"
"Tidak ada." Mark kembali duduk di dekat Haechan, memangku wajah dengan satu tangan dan menatap Haechan tanpa jesa.
"Kenapa lagi? Jangan hadap sini. Atau aku pukul wajahmu dengan sendok Mark!" Haechan sedikit berteriak, membuat beberapa pelanggan di sana menoleh padanya.
"Ternyata Chanie sangat cantik jika dilihat dari mata manusia. Aku selalu melihatmu dari bawah. Sekarang. Aku bisa menatap wajahmu dengan sejajar. Aku bersyukur, kau cantik ternyata."
Haechan menghela nafas, "jika kau lupa aku ini laki-laki Mark. Kenapa orang-orang selalu menyebutku dengan cantik? Dasar menyebalkan."
Haechan jengah, Mark diam saja. Dia dengan santainya masih tetap memandang wajah Haechan begitu saja. Jujur saja, wajah Haechan benar-benar cantik dilihat dari dekat. Itu membuat jantungnya berdebar lebih cepat, dia suka menatap wajah yang sedang marah itu.
Sekitar lima belas menit mereka menunggu. Akhirnya meja mereka berdua dipenuhi dengan makanan. Haechan berbinar, perutnya sudah keroncongan dan berbunyi. Semua adalah makanan kekuasaannya. Tidak butuh banyak bicara dia langsung mengambil sumpit dan sendok yang sudah disediakan di sana.
"Selamat makan!" Haechan mengambil satu-satu di setiap piring. Rasanya lidahnya dimanjakan benar-benar rasa yang tidak mengecewakan.
"Makannya pelan-pelan Chanie. Tidak ada yang melarangmu makan dengan banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
[PRSNT 3K] - Neko-chan
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [Fluffy] [Komedi] Haechan yang sedih dengan kucingnya yang mati dan berdoa agar kucingnya kembali, dan doanya terkabul. bxb humu (yg gk suka skipp)