Murid baru

46 4 0
                                    

Cerita ini hasil karya pribadi, tak ada unsur penjiplakan atau persamaan dengan cerita lain. Jadi dimohon bagi para pembaca untuk memahami kebijakan demi kebaikan bersama.

Ini cerita fiksi remaja pertama ku, jadi mohon maaf bila ada typo bertebaran atau ketidak nyambungan cerita.

Tidak memaksa untuk menyukai, jika ingin membaca silahkan dan berikan jejak terbaik kalian.

Terimakasih..

*
*
*

Happy reading 🍑

Matahari mulai bersinar, menyinari bumi dengan terang. Semua makhluk bumi kembali melakukan aktifitas yang biasa dilakukan setiap harinya di pagi hari, seperti yang dilakukan seorang gadis di pinggir jalan saat tengah di sibuk mengoes sepedanya itu. Pada pukul 06.30 terlihat jelas gadis itu sedang berburu menjalankan sepedanya dengan penuh perjuangan, menenteng tas ransel dan menggunakan seragam lengkap sekolahnya itu sudah dipastikan jika ia sedang ingin berangkat ke sekolah.

Lampu merah lalu lintas tiba-tiba menyala, membuat sang gadis menghentikan sepedanya sejenak. Menyerka keringat yang bercucuran di pelipisnya itu sambil mengibaskan tangannya didepan seakan membuat angin buatan untuknya.

Ting.

Lampu kembali hijau membuat seluruh kendaraan di jalanan kembali berjalan, begitu pun sepeda gadis itu yang kembali bergerak dengan penuh kencang dengan waktu yang terus berjalan. Rasa panik mulai menjalar saat dirasa waktu terlalu cepat ditempuh, ia mulai mengoes sepeda itu dengan kecepatan tinggi. Sesekali Menggerakkan jarinya untuk menyalakan lonceng sepedanya didepan, berharap sebagian orang yang menghalangi jalannya segera menepi dipinggir jalan.

Keringat kembali bercucuran saat gadis itu tak lagi memikirkan penampilannya sekarang, yang ia fikirkan saat ini adalah waktu. Gadis itu tak ingin terlambat ke sekolah barunya saat ini, apa lagi hari ini adalah hari pertama ia masuk. Tidak ingin dicap yang buruk, dengan segera gadis itu menambahkan kecepatan goesannya kembali, sampai tiba saatnya pandangan mata itu membinar dengan senyum yang terukir di bibirnya saat dirasa sekolah barunya itu akan tiba. Hanya tinggal belokan terakhir saja untuk bisa sampai ke depan gerbang itu didepannya, saat sepedanya ingin mendekati belokan itu tiba-tiba dari belakang terdapat segerombolan motor sport dengan deruman yang terdengar kencang. Membuat gadis itu reflek menepikan sepedanys dipinggir jalan, takut jika sepeda dan dirinya mengganggu pengguna jalan lain.

Satu persatu motor itu melintas dengan kencang disampingnya seperti layaknya angin puting beliung yang melintas, karena dirasa takut sejenak gadis itu menghentikan sepedanya dipinggir jalan. Membiarkan motor asing itu melewatinya dahulu, dari pada tubuhnya terserempet dan bahaya datang padanya kan.

Saat dirasa motor itu telah melintas semua, barulah gadis itu kembali mengoes sepeda dengan pelan ke jalanan.

Kring.. kring..

Lonceng sepeda di bunyikan saat ia melewati belokan itu perlahan, berharap tak ada motor atau mobil yang melintas berarah lawan. Saat ingin membelok tiba-tiba suara deruman kembali terdengar lebih kencang, seakan waktu terlalu cepat untuk dicegah. Tubuh gadis itu ambruk seketika dipinggir jalan bersamaan sepeda pink-nya.

"Awwhh.." pekik gadis itu saat merasa sikutnya tergores aspal.

Ia menatap sikutnya dengan meringis, darah mulai muncul perlahan bersamaan luka perih. Perlahan pandangannya berbalik berniat untuk menatap sang ulah yang membuatnya jatuh begini, terdapat seseorang berjaket hitam bersama motor sport yang senada itu tengah berdiri dihadapannya. Pandangan mata gadis itu menatap sejenak sosok yang tertutup helm full-face itu, perlahan sosok itu pergi bersamaan dengan suara deruman motornya. Meninggalkan gadis itu sendirian tanpa berniat membantu atau meminta maaf, merasa tak kenal ia kembali menatap sikutnya yang malang mencoba berdiri dengan perlahan sambil mendirikan sepedanya itu yang naas nya telah rusak di bagian ranjang depannya itu.

ANGKASA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang