05

18 2 0
                                    

Selamat membaca

Keyla dengan telaten mengompres luka memar di punggung zara. lebih dari dua kali zara meringis kesakitan saat kain kopresan itu mengenai luka memarnya.

Keyla merasa bersalah lagi, andai dia tak memaksa zara agar tak sekolah.

Iya, kemarin grace memukuli zara dengan sapu. zara hanya bisa melindungi diri dengan menunduk sehingga sapu itu lebih banyak mengenai punggung.

Walau begitu, tak sedikit luka luka lain di tubuhnya. contohnya di pergelangan tangan nya.

Setelah grace keluar dari kamar zara, keyla segera masuk dan mengobati zara. Sejak tadi keyla tak henti hentinya menyalahkan dirinya.

"Keyla bodo, bodo banget" gumam keyla.

Zara menggeleng "Ga, kakak ga bodoh. Kakak baikk banget sama zara!" serunya.

Keyla saja meringis ngeri menatap punggung zara yang sedikit mengeluarkan darah itu. Sedangkan zara malah dengan tenang membuka buku nya.

Bolpoin berwarna merah muda itu dengan lihai menggerakan dirinya membuat sebuah gambar abstrak buatan zara.

Buku itu dipenuhi oleh gambar gambar zara. setelah menggambar, zara akan menceritakan maksud dari gambar itu di bawah nya.

Zara memutar tubuh nya menghadap keyla "Kak key, udah aja.. ini ga sakit kok" ucap zara tersenyum.

"Kak key masih banyak kerjaan kan di dapur? dari kemarin kak key ke ganggu mulu ya sama zara? udah sekarang kak key ga usah khawatir sama zara. Zara udah biasa kok" lanjut zara.

Keyla tersenyum, terlihat senyuman kesedihan dari bibir zara. "Tapi zar-"

"Zara mau belajar"

"Em ya udah" keyla melangkahkan kainya keluar dari kamar bernuansa merah muda dan putih itu.

Terlihat jelas ketulusan dari hati keyla, karena zara satu satu nya orang yang membuatnya merasakan kasih sayang setelah kedua orang tuanya pergi.

Zara seperti adik kandung nya, maka dari itu ia selalu berusaha membuat zara kuat untuk menjalani kehidupan. Ia juga ingin membantu zara untuk pergi dari kehidupan menyedihkan ini, tapi?.

Untuk makan saja keyla kesusahan apalagi membantu zara keluar dari rumah ini. Tapi! ia selalu akan berusaha untuk membantu zara.

Zara mengganti baju nya, meletakan seragam kotor nya di kasur.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat zara menatap pintu itu. Ia takut.. "I-iya siapa ya? masuk aja" teriaknya.

Kenop pintu itu bergerak, tak lama dari itu terlihat seorang gadis dengan kursi rodanya, tentu saja zella.

Oh tunggu, di belakang nya diikuti dengan gadis yang lebih pendek dari nya.. Zeline pastinya.

"Hai" sapa zella terkesan meledek.

"Gimana? sakit ya? uuuutututtu liat deh kak sampe baju nya merah gini" lanjut zeline menunjuk baju seragam bagian punggung zara yang terkena darah.

Triest verhaal (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang