Bangun!

104 16 0
                                    

Ketika dia membuka mata, dia berada di dalam kamarnya.

Tembok bercat biru lembut, dengan dua belas burung origami tergantung di langit-langit ruangan. Ah, waktu itu dia mendengar bahwa dengan membuat seribu burung origami, harapannya dapat terwujud. Akan tetapi, yah, baru juga membuat dua belas, dia sudah menyerah. Lelah, katanya. Alhasil, dua belas burung itu diikat dengan benang, lantas ditempel di langit-langit ruangan oleh sang ayah.

Dan begitulah kedua belas burung origami warna-warni selalu menjadi hal pertama yang ia lihat ketika bangun dari tidur.

Merenggangkan tubuh, dia merubah posisinya menjadi duduk. Cermin merupakan hal kedua yang indra penglihatnya tangkap setelah bangun. Pantulan akan anak laki-laki berambut hitam sepekat bulu burung gagak terpotret dengan jelas oleh netra cokelat kemerahan itu. Anak itu mengusap kedua matanya menggunakan punggung tangan, menguap panjang.

Baru saja ia hendak kembali merebahkan tubuh ke lembutnya kasur, ketika pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.

"Selamat pagi, Rok Soo-ya! Ayo bangun, atau kamu akan terlambat sekolah!"

"Ugh." Kim Rok Soo mengerang pelan, membuang muka, membungkus tubuhnya dengan selimut.

Wanita berambut senada dengan sang anak hanya mengembuskan napas seraya mencoba merebut selimut. "Ayo, jangan malas!"

"... Lima menit lagi."

Rasanya, Kim Rok Soo tidak mau bangun.

Ia ingin kembali tertidur.

"Kalau begitu, nanti kamu tidak bisa berangkat bersama kami, lho."

Sebuah sentakan kecil dapat terlihat dari balik gumpalan selimut.

"Kalian mau mengantar aku ke sekolah?" tanyanya sembari mengintip.

"Hari ini Ibu akan pergi belanja bulanan, jadi sekalian saja mengantarmu ke sekolah. Itu, sih, jika kamu cepat bersiap-siap."

Bahkan belum genap wanita itu menyelesaikan ucapannya, Kim Rok Soo sudah lebih dulu melempar jauh selimut dan berlari ke kamar mandi, membuatnya tertawa pelan.

Kim Rok Soo begitu antusias begitu mendengar orang tuanya akan mengantar ke sekolah. Biasanya, dia akan pergi berjalan kaki, karena memang jarak antara sekolah dengan rumahnya tidak terlalu jauh. Juga, kedua orang tuanya ini cukup sibuk.

Meski begitu, bukan berarti mereka tidak memiliki waktu untuk dihabiskan bersama. Akhir pekan merupakan hari di mana mereka akan pergi ke luar, ataupun menghabiskan waktu di rumah bersama. Kim Rok Soo tak pernah kekurangan kasih sayang. Memiliki orang tua yang penyayang, tetapi juga tegas dan tidak terlalu memanjakannya.

Potret keluarga yang sempurna.

"Selamat pagi, Rok Soo-ya."

Suara hangat menyambutnya begitu Kim Rok Soo tiba di ruang makan.

"Pagi, Ayah!"

Setelah satu kecupan hangat di pipi, Kim Rok Soo melompat duduk di kursi makan.

Sang ayah tersenyum hangat. Dia mengoles roti dengan selai kacang, untuk kemudian diletakkan di atas piring kosong Kim Rok Soo.

"Rok Soo, kapan kau akan mulai ujian?"

"Um, mungkin sekitar minggu depan? Belum ada pengumuman dari sekolah, tapi minggu ini sudah memasuki bab pembelajaran terakhir!"

"Jangan lupa belajar," pinta sang ibu sembari merapikan lipatan dasi Kim Rok Soo.

Kim Rok Soo mengangguk cepat. "Ya, tentu saja! Kalian tidak lupa janji kalian, 'kan? Kita akan pergi ke taman aquarium setelah ujian selesai!"

Teruntuk Dirimu [TCF Drabbles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang