28. Scaredy Cat (3)

417 76 13
                                    

“Kalau udah selesai urusannya nanti telepon ya, biar langsung kujemput

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kalau udah selesai urusannya nanti telepon ya, biar langsung kujemput. Oke?”

Jisoo memutuskan berangkat ke kampus di hari pertamanya kuliah lagi setelah dapat jatah libur satu minggu selesai kkn. Ke kampus cuma buat daftar skripsi sama dosen pembimbing, terus ketemu Pak Yuno buat bahas soal program magang dua bulan. Pertemuan itu harusnya terjadi sehari setelah Jisoo selesai kkn kemarin, tapi karena muncul situasi tak terduga, Jisoo kemudian batal ketemu Pak Yuno dengan alasan sakit—tepatnya Taeyong membuat izin itu.

Seperti biasa, Taeyong yang mengantarkan Jisoo ke kampus. Kali ini dia tak merasa keberatan berpisah dari Taeyong. Emosinya pagi ini cukup stabil, tidak pernah protes, dan tidak panikan walau dia sedikit was-was waktu berpisah dari kekasihnya itu. Jisoo mencoba bersikap tenang apa adanya seperti dirinya biasa-biasa dulu. Menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswi jurusan psikologi dengan damai.

Dia hanya akan membalas sapaan seorang kenalan jika disapa duluan, selebihnya dia hanya diam dan terus berjalan menaiki tangga menuju TU jurusan. Sesampainya di tangga terakhir, ternyata sudah ada banyak mahasiswa angkatan akhir yang mengantri di depan TU hingga antrian itu menutupi jalan.

“Jis. Sini ikutan ngantri.” Seruan itu berasal dari teman sekelasnya. Gadis itu berada di barisan paling belakang antrian bersama kelompok kecilnya yang tiba duluan. Jisoo yang biasanya selalu tiba lebih awal dari kebanyakan anak di kelas mereka, sekarang jadi didahului mereka.

“Btw, lo mau ambil dosbing siapa?” tanya Sowon, teman sekelasnya. “Gue sama Ravn mau ambil Bu Sandra. Kata kating, bimbingan skripsi sama beliau paling enak. Gak ribet, acc paling gampang, terus gak sulit ditemui juga.”

“Pak Jay juga enak, kok. Kemarin pas TPS gue sama beliau,” sambung Mimi.

Skip kata gue. Pak Jay udah kayak bang toyip, susah ditemuin,” balas Sowon sedikit menyindir.

“Kok gue ngerasa gampang-gampang aja ketemu Pak Jay?”

“Naksir lu kali.” Mimi lantas mendengus dibercandai. Bagi sebagian orang Pak Jay memang sulit ditemui karena sering pergi ke luar kota mengurus disertasinya, tapi sebagian kecil orang Pak Jay gampang ditemui di kantor kalau mereka mencari di hari bukan jadwal sang dosen keluar kota.

Sowon terkekeh acuh tak acuh. Menolehkan kepalanya ke arah Jisoo, dia kemudian bertanya lagi dosen pembimbing mana yang dia pilih. Setelah mendengar jawabannya, gadis itu berdecak lama sambil geleng-geleng heran.

“Lu demen amat sama Bu Ahra. Padahal beliau cukup pelit acc skripsi. Banyak kating kasih review, bimbingan sama Bu Ahra sama dengan bimbingan sama polisi kedisiplinan. Alias harus perfect banget, woi, skripsinya,” kata Sowon merinding seketika bayangin dirinya sendiri jadi mahasiswa bimbingan skripsi Bu Ahra yang terkenal keangkerannya itu.

Jisoo hanya tersenyum menanggapi ujarannya. Pilihan dosbingnya tetap sama, enggak akan berubah sekalipun mendengar review bintang 2 tentang dosbing pilihannya dari teman maupun kakak tingkat. Jisoo telanjur cocok sama Bu Ahra sejak beliau membimbing proposalnya. Kemarin waktu bimbingan TPS, Bu Ahra banyak membantu. Saran-saran yang beliau kasih mengurangin sebagian banyak beban pikirannya. Misal juga waktu dia mengalami kesulitan di bagian coding, Bu Ahra siap bantu menjelaskan detail-detail dari kesalahannya. Bahkan typo yang luput dari mata Jisoo, tak bisa luput dari mata sang dosbing. Misal ganti dosbing sekarang, Jisoo kurang yakin bisa langsung cocok sama dosen tersebut.

Shameless 3.0 | taesoo [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang