Hati Tertawan- JeongDam

757 71 1
                                    

Author's note :
- jeongdam/woodam
- jeongwoo!dom
- yedam!sub




























































































Jeongwoo sudah berkali-kali memaafkan alasan Junkyu yang selalu jalan dengan perempuan atau laki-laki lain. Pemuda itu selalu saja bisa memberi kesempatan untuk Junkyu tetapi kekasihnya itu berulang kali melakukan kesalahan yang sama terus menerus.

Untuk kali ini, entah mengapa Jeongwoo sudah sangat muak dengan perlakuan Junkyu yang sedang berjalan dengan seorang lelaki yang sangat jelas dikenal oleh Jeongwoo.

"Brengsek. Gue biarin lo jalan sama orang lain tapi gak sahabat gue sendiri." Gumam Jeongwoo dengan mata memerah menahan amarah.

Tangan pemuda itu mengambil ponselnya, ia menghubungi Junkyu yang sialnya sudah dapat ditebak tidak diangkat.

Jeongwoo masih setia memperhatikan gerak-gerik Junkyu dan sahabatnya, ia juga mengikuti kemana langkah kaki mereka berjalan.

Sudah muak dan tidak tahan dengan apa yang ia lihat, kini kaki lebar itu melangkah menghampiri Junkyu dan seorang yang sangat dikenal Jeongwoo.

"Gue biarin lo jalan sama orang lain tapi gue gak pernah kasih izin ke lo untuk jalan sama Asahi sahabat gue sendiri."

Junkyu dan Asahi jelas terkejut, keduanya menoleh dan mendapati Jeongwoo dengan tatapan marahnya.

"Woo..." Junkyu berusaha menggapai tangan kekasihnya yang jelas langsung ditepis oleh Jeongwoo.

"Gue bener-bener muak kak sama kelakuan sampah lo. Lo selalu jalan sama perempuan bahkan laki-laki lain gue bisa maklum, tapi gak sama sahabat gue sendiri. Dan lo Sa, gue berulang kali peringatin lo untuk gak jalan sama kak Junkyu, lo gak dengerin gue?!"

"Jeongwoo! Gak gitu, gue jelasin ya." Asahi mencoba menenangkan Jeongwoo yang keliatan masih tidak bisa mengontrol emosinya sendiri.

"Apa? Jelasin apa? Gue gak tau lagi harus berbuat apa. Kak gue mau kita putus, dan lo Sa jangan hubungin gue lagi kalau lo masih ada hubungan sama dia." Jeongwoo berlalu dari sana meninggalkan Junkyu dan Asahi serta beberapa orang yang sempat menonton pertengkaran ketiganya.

Jeongwoo melajukan motornya dengan kecepatan penuh, otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih. Pemuda itu menghentikan motornya di sebuah cafe dimana salah satu teman kecilnya juga bekerja disana.

Jeongwoo langsung duduk dan Yedam yang melihat itu langsung menghampiri Jeongwoo, kebetulan Yedam pemilik cafe ini.

"Jeongwoo?"

Jeongwoo menoleh lalu tatapannya berubah menjadi sendu, terlihat jelas bahwa pemuda itu berusaha keras menahan air matanya.

"Hey?! Kenapa?" Yedam yang panik langsung duduk dan memeluk sahabatnya itu.

"Dam, gue capek."

Yedam hanya terdiam, membiarkan Jeongwoo menangis sepuasnya dipelukannya sesekali juga ia menenangkan Jeongwoo dengan menepuk beberapa kali pundak lebar itu.

"Kak Junkyu..."

Yedam menegakan tubuhnya saat Jeongwoo sudah melepaskan pelukannya, ia menatap tepat di kedua bola mata Yedam.

"Cerita gue dengerin lo."

Jeongwoo menghela nafasnya dan mulai menceritakan dari awal, bagaimana ia melihat Junkyu dan Asahi jalan bersama di sebuah mall.

PARK JEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang