Lihatlah rak besar dan tinggi yang dipenuhi oleh buku buku, ada suatu meja yang dikelilingi oleh rak rak besar itu. Tangan itu mengepal dan mengebrak meja, sudah ada berminggu-minggu tetapi gizan masih tak ditemukan, keberadaannya tak bisa dilacak. kemana perginya anak itu, pria dengan wajah manisnya meletakkan buku tebal tepat didepan atasannya. Ia membenarkan kaca yang diberikan bingkai, "lihatlah..," ucapnya. Gin mulai mengangkat kepalanya, menatap pada sampul buku tebal itu. Disana tertera nama judul buku, dunia ke-dua. Tangan dengan urat urat yang menonjol tersebut mulai meraih benda dengan kertas kertas yang digabungkan sehingga menjadi tebal seperti ini. Ini mungkin ada ratusan halaman sekiranya, Ia yakin ia harus benar-benar membacanya Setiap hari agar tahu apa maksud dari tajuk buku, halaman kesatu mulai ia baca dengan teliti. Perlahan ia mulai mengerutkan alisnya, Ia salah besar jika mengira butuh berhari-hari untuk mengetahui maksudnya. Halaman kesatu sudah menunjukkan beberapa maksud yang cukup untuk mengetahui dimana persembunyian gizan berada. Pikirannya penuh dengan kata sialan.., apa dia kabur kesini?
"Apa kamu berpikir sama dengan apa yang aku pikirkan?" Gin hanya mengangguk mendengar fakta tersebut, senyuman manis terlihat jelas pada wajah pria manis, "jadi? Apa harus kita kesana?" Ucap Shiro, "tentu saja..." Gin menjawab singkat pada pertanyaan akemi shiro, 5 hari lagi adalah kedatangannya ke dunia lain itu. Tidak mungkin lebih awal, harus secepatnya jika tidak ia benar-benar akan dimusnahkan oleh pria diluar nalar itu.
~
Ada segerombolan anak sekolahan masuk dan berkumpul bersama di suatu kursi, itu benar-benar mengganggu konsentrasinya untuk memahami alur cerita novel yang kini ia baca. Ayon menarik diri dan kembali ke dunianya. Ia kembali membaca pada buku tersebut, sambil mencoba tak terpengaruh pada kehebohan disekitarnya. Menjauh dari suara suara, membuat dunia baru dengan dinding yang sangat tipis dan lembut, tapi tak mudah ditembus oleh apapun. Baginya hal ini sudah biasa sekali untuknya yang selalu diganggu oleh pria itu dibar, jadi ia tak terlalu susah untuk mengabaikan kerusuhan yang dibuat oleh para pemuda tersebut.
Terdengar bunyi sepatu yang bertabrakan dengan lantai, suara itu semakin mendekatinya. Ia menghentikan kegiatan membacanya untuk sementara. "Mau kubuat-kan kopi hitam dari Amerika latin?"
Ia mengangkat kepalanya, menatap sekitar, gerombolan itu sudah hilang. Kembali terdengar bunyi kaki, namun kali ini menaiki tangga., Bunyi yang rapat dan saling berkejaran. "Mereka ribut sekali," Gumamnya,
Vania terkikik, "bagaimana dengan tawaranku tadi?"
"Apa?"
"Kopi hitam dari..."
"tidak. Piccolo saja Van, seperti biasa""Ya ok, tentu.." Vania mengerling, meninggalkan lelaki itu dan pindah ke meja bar. Vania mulai meracik pesanan milik pria dengan bola safir itu, Piccolo termasuk salah satu turunan espreso— gaya racikan yang berasal dari Spanyol. Aroma kopi tercium, mengapung diudara. Inilah alasan Vania menyukai pekerjaannya, setiap hari ia bisa menghirup aroma kopi yang mengepul. Tak lebih dari sepuluh menit, cewek manis itu sudah membawa gelas kecil ukuran 90ml; berisi dengan Piccolo pesanan ayon, lelaki itu menyunggingkan senyumnya. Menatap wajah cewek didepannya, menghapal poni yang sengaja dipotong tidak rapi oleh sang pemilik, serta topi yang dikenakan terbalil— Gaya khasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
»"THE INEFFABLE"« GxA | FANFIC | YTMC (Gizan X Ayon)
FantasiCw/ harshwords/ mature/ bxb -Pair: Gizan x Ayon Top Rank # 1 - gizan # 1 - ayon