Bayangan bayangan tentang terjadinya perang waktu itu masih mengenang jelas dalam pikiran gizan, mengingatnya membuat emosi gizan memuncak, banyak teman-temannya yang mati terbunuh oleh para keparat keparat itu, karena dirinya yang lengah waktu itu membuat ia menjadi tertangkap, para penduduk desa yang tersisa dalam peperangan, akhirnya mengundurkan diri dan menyatakan bahwa pihaknya kalah dalam pertarungan, bertahun-tahun gizan menghabiskan waktu dengan rantai rantai besi yang mengikatnya, bertahun-tahun pula ia disiksa oleh penjaganya. Terus dihujani air yang turun dari langit, hingga suatu hari dirinya berhasil kabur karena penduduk desa yang membantu, dirinya kabur ke dunia lain karena tak mungkin sekali ia bersembunyi didesa tempat tinggalnya, karena keparat keparat itu pasti akan selalu mengejar dan mencarinya, gizan tak tau pasti mengapa dirinya bisa sampai didunia tempat tinggal para manusia biasa hidup. Tidak, tidak semua. Ada beberapa orang tertentu yang mempunyai kekuatan spiritual setelah gizan amati beberapa Minggu ini,. Terlebih lagi pemuda bermata biru samudera itu, ada kekuatan besar yang mengelilinginya.
Gizan menjual beberapa serpihan serpihan kecil dari tanduknya, ia sebelumnya tak menyangka harga yang dihasilkan dari serpihan serpihan itu akan menjadi sangat amat mahal disini, ia bisa membeli sebuah rumah besar dan mewah, bahkan uang itu masih tersisa banyak, mungkin masih bisa untuk membeli beberapa mobil dan satu rumah mewah lagi. Ini sudah ada beberapa Minggu sejak ia melarikan diri dari orang orang sialan itu, dirinya merekrut banyak pelayan untuk melayaninya. Gizan lebih sering berkeliling kota untuk mengamati orang orang yang berada dijalanan, daripada singgah dirumah. tanpa sadar dirinya sudah menemukan beberapa teman satu dunianya dahulu yang tersesat hingga sampai kesini, dan mereka terlihat bahagia bahagia saja. Hal itu bisa membuat gizan lebih paham, dan mengerti tentang bagaimana caranya. Ia mungkin perlu bekerja disuatu perusahaan, agar mendapat banyak kenalan untuk mencoba lebih memahami tentang dunia ini.
~
Ayon merogoh-rogoh saku celananya, dan mengambil gadget untuk memberitahu sang teman bahwa dirinya sudah sampai ditempat makan yang sudah dijanjikan sebelumnya, ayon masuk kedalam dan langsung berhadapan dengan Marvel, teman yang kini ia temui., Keduanya kini mulai berjalan menuju kursi yang kosong didepan barista perempuan langsung.
"Hai!"
Sapa sang barista sembari terus mengaduk creamer.Keduanya menjawab sapaan itu dengan kata yang sama yang diucapkan sang barista, Vania, ya dia salah satu teman dari dua orang itu., Setelah sapaan kecil ketiganya memulai perbincangan., Selama obrolan santai berlangsung Vania terus terusan menatap ayon lekat, dan bahkan sering kali lupa Dengan creamer yang diaduknya, sang kepala barista disana meneriaki Vania agar dengan cepat membuat pesanan kopi pelanggan, mau tak mau cewek itu harus meninggalkan obrolan, dan berkutat dengan peralatan cafenya.
Entah ini hanya perasaan ayon atau apa, tapi ia merasa sendok makan yang berada diatas piringnya seperti bergetar kecil, mungkin Marvel tak menyadarinya namun ayon benar benar jelas melihat bahwa sendok itu sedikit bergetar, bahkan tangan ayon pun jauh dari jangkauan sendok makan tersebut. Saat memperhatikan sendok makan itu tiba tiba saja wadah tempat creamer yang diaduk Vania jatuh kelantai, suara itu mengalihkan pandangannya. Sesaat dimana Vania mengambil wadah itu tetiba saja ada bayangan tangan hitam keluar dari lantai itu, dan bahkan menggenggam pergelangan tangan vania, ayon terkesiap melihatnya. Badannya sedikit bergetar saat Vania kembali menegakkan tubuhnya, terdapat arwah pria dengan badan yang besar berdiri tegak tepat dibelakang cewek manis itu. Tangan arwah itu masih terus memegang pergelangan tangan vania. Ayon yang sudah bergidik ngeri dibuat tambah ketakutan saat kepala Roh itu memutar menghadap ke arahnya tanpa membalikkan badan dan menatapnya seram,. Ayon yang memang saat itu sudah tak berani langsung menenteng tas nya pergi tanpa sepatah katapun kepada Marvel maupun Vania.
Sepanjang jalan, ayon terus dilanda rasa takut yang besar. Ayon tak berani menatap gang gang kecil yang berada disela sela bangunan, terlalu takut. Sedari tadi ayon hanya diam, ayon benar benar terkejut saat roh itu memutar kepalanya dan menunjukkan tatapan serta wajah seram padanya, ia tak bisa fokus. Berjalan pun rasanya susah karena kakinya terus bergetar tanpa henti, hingga kakinya tiba-tiba melenceng dan menabrak seorang pria dengan jas hitam dan dibau-i oleh parfum beraroma maskulin, ayon dengan gercap berdiri dan meninggalkan pria itu setelah meminta maaf, pria itu meneriaki ayon, hey! Bolehkah aku tau siapa namamu?, dan seakan orang tuli. ayon tak hiraukan teriakan pria itu, terus berjalan menyusuri trotoar yang ramai akan orang ini.
~~
Hingga malam akhirnya tiba...
Bulan purnama muncul hari ini, bersinar terang di atas sana dengan sendiri tanpa adanya bintang bintang yang menemani sang bulan, ayon dengan kemeja hitamnya yang rapi membuka pintu mobil yang terparkir tepat didepan gerbang halaman rumahnya, pemuda bermata emerald itu menyapanya ramah. Dan wanita cantik yang duduk dikursi penumpang memajukan tubuhnya ingin menyapa juga, senyuman terukir diwajah kedua insan tersebut, setelah ayon mendudukkan tubuhnya dengan nyaman, sang pemegang kendali dari mobil ini langsung menginjak pedal gas dan berlalu meninggalkan halaman rumah si biru, mobil putih itu pergi merayap dengan kecepatan normal menuju bar tempat ayon bekerja.
"Kenapa tiba-tiba pergi tadi?"
Ucapan dari sang pengendali itu membuat ayon kembali sadar dari lamunannya, dengan cepat otaknya bekerja keras berusaha mencari alasan yang tepat untuk merahasiakan apa yang ia lihat tadi siang."Ehmm...hanya urusan mendadak haha"
Dengan canggung ayon mengatakan kebohongan itu, penuntut jawaban hanya memangut mangutkan kepalanya seolah-olah berkata bahwa dirinya paham dengan jawaban yang diberikan oleh korban atas pertanyaannya.Mobil putih itu berhenti didepan bar tempat bekerjanya ayon langsung, kaki yang terbalut oleh sepatu kulit ia keluarkan dan membawanya untuk masuk kedalam bar yang terkenal, mobil putih itu kembali pergi merayap ke tempat lain, baru saja ayon membuka pintu kaca. kedua bola matanya ternodai oleh para wanita dengan pakaian minim yang memperlihatkan belahan dadanya dan menggoda para pria berjas agar menyewa tubuh kotor itu.
Ayon berdehem sebentar dan kembali berjalan sembari merapikan kerahnya, ayon dengan celemek bewarna putih itu sudah berdiri tegak di bar table-nya, baru saja sampai. Ia sudah disambut oleh pria berjas yang tak lain adalah Indra, ayon menatap pria itu malas. Dan memilih melayani pelanggan lain, ia menghampiri pria berjas lainnya yang duduk tak jauh dari Indra,. Ayon dengan seperangkat peralatan barnya, bertanya kepada sang pelanggan untuk memesan apa. Betapa terkejutnya ayon saat menatap dua bola safir itu dan mengetahui bahwa pria itu adalah orang yang ia tabrak tadi siang dan tak ia hiraukan begitu saja., Ayon tersenyum canggung dan sekali lagi meminta maaf atas kesalahannya.
"Bolehkah aku mengetahui nama mu?"
Ucap sang pria tampan dengan jasnya yang dibau-i oleh parfum beraroma maskulin, tangan ia ulurkan berniat untuk mengajak berjabat tangan. Ayon tersenyum lebar dan menerima ajakan jabatan tangan itu dengan mengucapkan namanya."Ayon...!"
PS: ini pertama kalinya author membuat cerita dengan genre horor jadi mohon dimaklumi jika, horornya kurang terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
»"THE INEFFABLE"« GxA | FANFIC | YTMC (Gizan X Ayon)
FantasiCw/ harshwords/ mature/ bxb -Pair: Gizan x Ayon Top Rank # 1 - gizan # 1 - ayon