2. Queenza Gracella Zaviera

17 0 0
                                    

2. Queenza Gracella Zaviera

Seorang gadis berkulit putih, bersurai hitam kecoklatan dengan model Medium-Length Layered Hair dan seragam yang sedikit ketat serta kacamata hitam yang bertengger cantik di hidung mancungnya, terlihat turun dari Mobil Sport dengan anggun. Semua murid melemparkan tatapan penuh tanya pada dirinya, apalagi ia datang ke sekolah saat waktu masuk tinggal 5 menit lagi. Sudah jelas kalau gadis ini melewatkan upacara.

Gadis itu melepas kacamatanya. Hembusan angin membelai lembut rambutnya yang memperlihatkan bentuk wajah yang sempurna. Seketika tatapan tadi berubah menjadi kekaguman.

Tanpa memikirkan apa-apa lagi, ia langsung melangkahkan kakinya memasuki gedung besar didepannya. SMA Olympus, sekolah swasta yang merupakan sekolah paling elit di Jakarta. Sekolah yang lebih ia pilih dari pada sekolahnya di luar negeri. Alasannya tentu karena ia ingin lebih dekat dengan keluarga dan menghabiskan banyak waktunya bersama kedua orangtuanya. Dan sekolah ini cukup bergengsi untuk ia masuki.

Saat hendak berjalan menuju ruangan yang akan menjadi kelasnya, ia malah bertabrakan dengan seorang pria aneh. Tapi ada benarnya juga sih jalan ini pakai kaki, tapi mata juga harus dipakai dong. Gak tahu ah ia pusing memikirkannya. Dan kalian tahu apa yang membuatnya lebih pusing dari pada hal tadi? Ya, ia tidak tahu dimana letak kelas yang ia cari dan sepertinya ia nyasar. Sialan memang.

****

Baru satu langkah Jaziel memasuki kelas kepalanya sudah pusing, suara cempreng siswi yang meneriaki siswa yang menjahili mereka, aksi kejar-kejaran yang dapat membuat seisi kelas berantakan, suara para gadis bergosip yang mempu membuat telinganya panas, dan masih banyak lagi tingkah absurd teman sekelasnya. Salah satu cara Jaziel mengatasinya adalah menyumpal telinganya dengan airpods.

Kring

"Gue belum siap belajar woi!" pekik Aidar tidak terima dengan bunyi bel pertanda masuk.

"Udah diem! Bentar lagi Bu Sukma masuk," ujar Natha.

Tok!Tok!Tok!

Benar saja, baru tadi Natha berbicara sudah ada guru yang mengetuk pintu.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Karisma, wali kelas 12 IPA 3.

" PAGI BU!" seru semua murid serentak.

"Maaf mengganggu aktivitas kalian. Ibu datang kesini ingin menyampaikan dua hal. Yang pertama Bu Sukma izin tidak masuk kelas hari ini karena anak beliau sakit. Tap—"

Ucapan Bu Karisma terpotong oleh sorakan siswa yang amat ricuh. Siapa yang tidak bahagia kalau guru tidak masuk kelas.

"Semuanya harap tenang." Bu Karisma memberikan interupsi.

"Kalian jangan senang dulu karena kalian tetap diberi tugas oleh beliau dan harus dikumpulkan hari ini juga," sambung Bu Karisma yang mampu merubah ekspresi senang para murid.

"Ah, Ibu gak asik!" ucap Zeedan yang sangat mewakili teman-temannya.

"Jangan protes sama saya, Zeedan. Ibu hanya menyampaikan. Perihal mengerjakan atau tidak itu urusan kalian," balas Bu Karisma.

"Ah Ibu memang the best tidak memaksakan anak muridnya. Jadi sayang deh," ucap Aidar.

Bu Karima menghiraukan hal itu. "Baik, untuk hal yang kedua adalah —" Bu Karisma menggantungkan ucapannya, ia ingin melihat wajah penasaran anak muridnya.

"Apaan tuh," ujar Aidar yang langsung mendapatkan jitakan  dari Natha yang berada disampingnya.

Seisi kelas dibuat tertawa oleh tindakan keduanya. Natha sangat kesal jika mendengar orang yang mengucapkan kata bernada seperti tadi dan sialnya Nahta malah duduk sebangku dengan Aidar yang suka sekali dengan kata itu.

GRACEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang