Suasana kelas sangat sepi,Dhiana sangat menyukai suasana yang sepi yang membuat dia nyaman.Enzo memasuki kelas,dia membawakan Jus jambu untuk Dhiana.
"Nih minum dulu"Enzo memberikan jus sembari tersenyum manis
Dhiana melihat sekilas Enzo "Gw dah kenyang"
Enzo menggelengkan kepalanya "Kenyang makan angin itu,lu belum makan apa apa kok"
"Iya ya makasih"
Dhiana meminum jusnya,sesekali dia melihat ke arah Enzo yang sedang Memainkan handphoneny.Enzo tersenyum simpul,dia menyadari dari tadi Dhiana meliriknya.
"Ngapain...Lo ngeliatin gue Mulu"
Dhiana memalingkan wajahnya "Gw gak ngeliatin Lo,lagi pula gw punya mata bukan berarti gw ngeliatnya ke Lo.Orang gw lagi ngeliatin pintu kelas"
Enzo tertawa kecil "ngapain Lo ngeliatin pintu,jelas jelas yang ada disini Lo Ama gw.Lo nungguin siapa,emang Lo punya teman dekat lagi"
"Bct banget sih Lo"
Enzo menggelengkan kepalanya sembari tersenyum dia mengelus kepala Dhiana "Udah berhenti baca novelnya dikit lagi jam olahraga"
Dhiana melihat sekilas Enzo "Gak gw lagi gak boleh ikut pelajaran olahraga,ntar gw izin guru udah lu aja sama"
"Lo sakit Dhin"
"N...nggak udah Lo aja olahraga"
Enzo menyentuh kening Dhiana,dia memasang wajah khawatir "Dhin,Lo sakit kan.Badan Lo panas banget gini,ke UKS aja gw anterin nanti gw izin gak ikut olahraga dulu"
"Gak gw gak sakit"
"Apaan sih jelas jelas Lo sakit,bangun Lo gw anterin ke UKS"bentak Enzo menarik tangan Dhiana
Dhiana menunduk kepalanya,Enzo menggendong Dhiana dan membawa Dhiana ke UKS.
"Gw ke lapangan dulu,buat minta izin ke guru"ucap Enzo
Dhiana mengabaikannya,dia terbaring di ranjangnya.Dia memejamkan matanya
*Di dalam mimpi Dhiana
"Dasar anak tidak ada perasaan,jelas jelas kami mati kamu malahan hanya memasang wajah datarmu saja.Apakah kamu puas dengan kematian kami"bentak Benny yang merupakan ayahnya
Frida menampar wajah anaknya "Kamu membuat kami kecewa Dhiana"
...Dhiana langsung membukakan mata nya,terlihat Enzo sedang memegang tangan Dhiana.Enzo tertidur di kursinya,Dhiana memegang tangan Enzo.
"Gw harap Lo hapus perasaan suka Lo ke gw,gw takut Lo sama kayak kedua orangtua gw yang kecewa dengan gw"Bisik Dhiana
Tok tok
"Dhiana ini gw,gw masuk ya"ucap Aldo sembari membuka pintu
"Lo klo sakit bilang ke gw,gw ini sepupu Lo"
Dhiana menatap malas "sejak kapan Lo sepupu gw,Lo kan anak angkat Keluarga Barreto"
"Ya walaupun gw anak angkatnya gw ini tetap jadi sepupu Lo"
Enzo terbangun dia melihat Dhiana dan melirik ke Aldo "Eh,Lo ada disini Al"
Aldo tersenyum tipis "iya,biarin gw aja yang jagain Dhiana.Lo ikut jam olahraga aja"
"Gak,gw dah dapat izin dari guru olahraga"
"Hmm,Enzo sini ada yang gw mau tanyakan"ucap Aldo sembari membenarkan dasinya
Enzo berdiri dan keluar dengan Aldo.
"Woy,Lo suka sama Dhiana kan"
Enzo tersenyum simpul "Klo gw suka emang kenapa"
"Lo yakin Dhiana suka sama Lo"ucap Aldo sembari manaiki alisnya
"Yakin,emang kenapa Lo tertarik juga dengan Dhiana"Enzo tersenyum sinis sembari melipatkan kedua tangannya di dada
"Ya,gw juga tertarik dengan Dhiana tapi kemungkinan gw yang bakal dapatkan Dhiana"
"Pede banget situ"
"Liat aja mulai hari ini kita bersaing,ingat ini saingan secara sehat dan tidak boleh melibatkan orang lain"ujar Enzo meninggalkan Aldo
"Bersaing???,hmm menarik.Gw bakal kalahkan Regelus"batin Aldo tersenyum sinis
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Pangeranku
Teen FictionBerryl Ardhiana sosok remaja perempuan tidak memiliki perasaan apapun semenjak Orangtuanya meninggal dunia,Berryl menjadi sosok remaja yang wajahnya datar senyuman manisnya sudah hilang.Dia selalu di sebut oleh teman-temannya dengan sebutan "Putri s...