33. Misi Penyelamatan

50 9 0
                                    

Heyooo......




Happy Reading 😄💚


"Ra! Kenapa kamu tega ngelakuin ini ke aku? Kamu berubah" Ujar Rayna sembari menahan rasa sakit yang ada di seluruh tubuhnya akibat dari pukulan serta tamparan yang dilakukan oleh Clara kepada Rayna...

Rayna tidak dapat berbuat banyak selain berdoa dan memohon kepada Tuhan meskipun hal itu kecil kemungkinannya, tubunya yang kecil diikat sangat kuat pada kursi yang menompang dirinya kaki tangannya pun juga diikat. Sudah sekitar 1 jam Clara memukul Rayna dengan membabi buta disertai juga dengan berbagai umpatan entah apa yang merasuki dirinya hingga ia tega melakukan hal kotor itu kepada Rayna yang notabenenya adalah temannya.

"Hh...lo kenal apa tentang gue! Gue deket sama lo itu cuma karena Naren, karena lo pacarnya dia aslinya mah gue ogah kali temenan sama lo yang levelnya beda sama gue " balas Clara dengan suara yang menggelar

"Dan satu lagi." ujar Clara yang mendekatinya dan berbisik ditelinga Rayna

Rayna benar-benar terkejut dengan perkataan yang keluar dari mulut Clara, ia mencengkram kuat tangannya hingga memutih dan napasnya memburu. Clara hanya menyeringai kemudian pergi begitu saja meninggalkan Rayna begitu saja diruangan yang begitu menyeramkan...

Setelahnya Rayna menangis, air mata kesedihan, kekecewaan, dan kegagalan semua bersatu membuat Rayna tak bias berpikir dengan jernih. Air mata itu berubah menjadi berwarna merah pekat yang menetes ke baju sekolahnya, darah itu berasal dari kepalanya yang berdarah, betapa kuatnya Clara memukul dirinya...

Karena terlalu banyak menangis dan ia merasa sangat lelah Rayna secara tidak sadar mulai menutup matanya. Gadis itu tertidur dengan kepala yang menunduk, ia harap ini hanya ilusi semata...ia harap hal ini benar-benar tidak terjadi...ia harap Narennya baik-baik saja...



"Ren, baiknya lo istirahat dulu deh gue takutnya lo drop dari semalem lo nggak tidur. Gue tau lo khawatir sama Rayna gue juga sama khawatirnya, dia udah gue anggap adek gua sendiri Ren. Nggak ada salahnya kok buat istirahat bentar tenangin diri lo dulu" ujar Mahen yang mencoba membujuk Naren untuk beristirahat sejenak, sudah semalaman Naren mencari keberadaan Rayna sampai lupa waktu dibuatnyadiam sejenak akhirnya Naren pun menuruti perkataan Mahen ia harus bertenaga untuk mencari kekasihnya

"Lo tau Ren...cewek lo itu orangnya pekerja keras dia nggak kenal sama yang namanya Lelah, meskipun gue cuma jadi penyanyi di cafe itu tapi gue selalu perhatiin kinerja nya dia. Rayna orangnya cekatan, ramah, dia juga sering gantiin job orang, itu salah satu alasan gue kagum dan bangga sama dia Ren. Untuk hidup sendirian tanpa adanya keluarga menurut gue itu hal yang mustahil buat dilakuin Ren terlebih dia itu perempuan. Dan waktu gue tau lo sama Rayna jadian, gue rasanya lega Ren karena lo pasti bakal jaga dia terus kan? Maaf kalo gue ngomong banyak, pesan gue ke lo cuma satu Ren tetap di samping dia, jaga dia baik-baik" ujar Mahen dengan raut wajah sedih, seharusnya Rayna tak mendapatkan hal seperti itu, sudah banyak ia menderita

"Maaf bang, gue lalai jaga Rayna. buktinya gue nggak ada di samping dia kemarin bahkan sampai detik ini. Dibandingkan gue lo lebih banyak kenal tentang Rayna bang, gue ngerasa nggak guna jadi pacarnya, gue malah pergi di saat dia butuh gue..." balas Naren dengan kepala yang menunduk ia sungguh merasa bersalah atas semuanya

"Lo nggak perlu minta maaf ke gue Ren, tapi ke Rayna ceritain ke dia apa yang selama ini lo sembunyiin, gue rasa dia berhak tau Ren. Setidaknya dia tau perihal perjodohan itu Ren...kalo gitu lo lanjut istirahat lagi aja, gue mau nemuin anak-anak yang lain" putus Mahen kemudian ia beranjak dan berjalan menuju temannya yang lain...

"Rayna, kamu dimana sayang?" Ujar Naren dalam hati, ada begitu banyak kekhawatiran yang ada dalam pikirannya apakah Rayna baik-baik saja? Apakah dia terluka? Naren terus menerus berdoa dalam hatinya berharap Tuhan mendengarkan dan memberi petunjuk...

Baru saja ia mengucapkan kata amin dari arah kanan tampak Haikal dan Rendy berlari dengan selembar kertas di tangannya juga raut wajah mereka nampak serius, apa sebenarnya yang terjadi? Kemudian Naren berdiri dan berjalan untuk menemui Haikal dan Rendy oknum yang berlari tadi...

"Gila! Gila! Gue-gue nemu ini nempel di belakang mobil bang Mahen" ujar Haikal dengan napas yang tersengal-sengal dan keringat mengucur deras dari dahinya kemudian di serahkanya kertas itu kepada Naren...
Dan mereka semua terkejut, karena kertas itu berisikan sebuah alamat tempat Rayna berada...

"Menurut lo ini bener apa enggak? Gue takutnya kita kena tipu apalagi jaraknya jauh dari tempat kita" ujar Jevanno sedikit ragu dengan kertas berisikan alamat itu...Naren diam sejenak untuk meyakinkan dirinya lalu hpnya berbunyi menandakan pesan masuk, lalu pesan itu dibuka oleh Naren

Dear RaynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang