"Assalamu'alaikum, Pak. Saya boleh izin masuk?"
-------
Suara berat nan rendah itu mengalihkan perhatian semua murid, termasuk Pak Amin yang menatap Arshaka dengan tatapan selidik.
"Wa'alaikumussalam. Kamu siapa?"
Arshaka tersenyum sopan. "Saya Arshaka, Pak. Murid baru di kelas ini."
Pak Amin mengangguk angguk. Dia baru ingat kalau SMA HARUMA kedatangan murid baru di kelas 12 IPA 3 ini.
"Masuk."
Setelah diberi izin masuk, Arshaka berpapasan dengan Ghufayra yang tengah mematung melihat benda yang di pegang Arshaka.
"Tangan lo,"
Ghufayra tersentak. Ia mengulurkan tangannya dan benda berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang kecil mendarat di tangan mungil gadis itu.
GHUFAYRA ARISHA CHANDANI
XII IPA-3Bola mata Ghufayra membelalak. Ia mengangkat kepalanya, menatap Arshaka yang tengah menatap lembut Pak Amin yang mengerutkan keningnya. Bingung dengan apa yang terjadi.
"Pak, saya boleh izin menyela?" Arshaka bertanya sopan. Ia melirik Ghufayra yang tengah menahan napas.
Walaupun bingung, guru sejarah yang terkenal killer itu mengangguk. Ingin mendengar apa yang Arshaka ingin katakan.
Arshaka tersenyum kecil. "Nametag Ghufayra ada di saya, Pak. Pulang sekolah kemarin saya menemukannya di lorong kelas dua belas, lalu saya ambil dan saya lupa mengembalikannya...." Lelaki itu menjeda ucapannya. Ia menatap Pak Amin penuh, berusaha tidak melirik gadis cantik disamping nya yang juga tengah menatapnya intens.
"..... Tolong jangan hukum Ghufayra ya, Pak. Karena dia nggak salah. Kalau Bapak mau menghukum, silakan hukum saya saja yang telat memberi nametag pada Ghufayra."
Keadaan kelas 12 IPA 3 menjadi hening. Tidak ada yang berani membuka suara. Arshaka dan Ghufayra yang masih menjadi pusat perhatian karena berdiri di depan kelas. Sementara Pak Amin tengah menatap kedua murid nya yang berbeda gender dengan pandangan yang sulit di artikan.
Arshaka menunduk, ia ikhlas jika dihukum oleh guru yang ada dihadapan nya saat ini. Semua ini memang kesalahannya yang lupa memberikan nametag Ghufayra yang jatuh pada saat gadis itu pulang dengan langkah terburu buru, tidak menoleh ke belakang.
Persis seperti dikejar setan.
Ghufayra menggigit bibir bawahnya. Ia melirik Pak Amin takut takut. Sudah lima menit jarum jam berdetak namun Pak Amin tidak mengeluarkan suara. Perempuan cantik itu menoleh pada Arshaka, pelan pelan ia mendekat di samping cowok itu.
"Siapa yang nyuruh kamu nempel nempel sama dia, Fayra?"
Bahu Ghufayra tersentak. Ia terkejut hebat saat Pak Amin mengeluarkan suara.
Pak Amin maju dua langkah, menatap Arshaka dan Ghufayra bergantian. Tak terduga, ia mengangkat kedua sudut bibirnya membuat satu kelas tercengang melihatnya.
"Kalian..., lucu."
Apa?
Gimana?
Arshaka mengangkat kepalanya, menatap Pak Amin bingung. Ia melihat dari ekor matanya, bahwa gadis disampingnya-Ghufayra tengah melongo mendengar dua kata yang keluar dari bibir guru sejarah killer tersebut.
Lucu?
"G-gimana, Pak, maksudnya?"
Pak Amin melipat tangannya di dada, menatap Ghufayra dengan ekspresi yang sama sekali belum Ghufayra lihat sebelumnya. "Kamu beruntung, Fayra," ucapnya yang membuat kening Ghufayra berkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA'S MOON [ On Going ]
РазноеBagaimana jadinya jika seorang gadis cantik titisan bidadari memiliki sifat yang sangat petakilan bertemu dengan lelaki alim yang dikenal jarang berbicara? Terlebih lagi, pertemuan awal mereka sangat tidak aesthetic menurut Ghufayra. Gadis itu mengh...