-05

291 33 1
                                    

Hᴀᴘᴘʏ Rᴇᴀᴅɪɴɢ !

_____________________________

Athanasia mendekatkan tangan kirinya dan hendak membangunkan Claude.

"Athy! Tunggu dul---" [Name] mencoba menghentikan tangan Athanasia yang hendak menyentuh dan membangunkan Claude.

Krek

Ada yang patah namun bukan ranting pohon.

"Ugh!" Mata kiri [Name] tertutup, menahan kesakitan. [Name] merasa nyeri dan mati rasa pada tangan kirinya.

"!!!" Claude kaget. Apa yang telah ia lakukan pada anaknya?

"FELIX!" Teriak Claude.

"Ada apa, Baginda?"

||Elzf/n : sementara pake Baginda+Kekaisaran ya||

"Panggilkan dokter-- tidak, panggilkan penyihir yang ahli soal penyembuhan, sekarang!"

"?? Baik, Baginda." Felix bergegas memanggil Penyihir.

"Kaa- Kakakkkk!!! Tangan kakak kenapa ada bebar dan membengkak??? Kakak gapapa???" Athanasia khawatir kepada sang kakak, [Name]. Athanasia menangis tak berhenti bahkan saat penyihir datang dan menyembuhkan [Name], Athanasia baru bisa berhenti.

"Kakak tak apa-apa sekarang, berhentilah menangis... Cewek kuat itu tidak mudah menangis, ya!" Ucap [Name] sembari mengelus-elus kepala Athanasia.

"... Maaf..." Claude membuka mulutnya.

"??? eh???" [Name] terheran-heran.

'Hey, Zoimors. Kayaknya aku... salah masuk dunia deh.'

/Bener kok, salah apanya?\

'Seorang Claude bisa minta maaf? Aku salah denger ya?'

/Huh?tidak tuh.\

"Ku kira kau adalah pembunuh bayaran... Aku juga sedang setengah sadar, jadi aku tak sengaja mematahkan tanganmu. Untunglah tanganmu baik-baik saja."

' "Baik-baik" PALA BAPANE KOWE RAPOPO, JELAS JELAS AKU TEH GAK BAIK BAIK AJA.'

"Tentu saja, Baginda. Terima kasih atas kepedulian anda, saya menghargainya." [Name] meletakan tangan kanannya di dada dan membungkuk.

"Tidak usah berterima kasih, selain itu... Kalian berdua panggillah aku Ayah."

"?? Baik... Ayah?" Ucap Athanasia dan [Name.]

Ceklek

"Tuan Putri [Name]!"
"Tuan Putri, anda tidak apa-apa?" Lilian khawatir, tangan [Name] dibaluti oleh perban.

"Um! Aku baik-baik saja Lily! Terina kasih sudah mengkhawatirkan ku!" [Name] Terseyum.

'5 tahun lagi, aku 14 tahun... akan ku selesaikan dalam saat aku berusia 15 tahun.'

"Jadi, Bagin-- Ayah ada urusan apa memanggil saya dan Athy?"

"Bukan apa-apa. Kurasa bagus untuk dekat dengan anak sendiri."

"Kalau begitu... Bagaimana jika kita ketaman istana untuk minum teh?" Ajak Claude.

[Name] Menatap Athanasia.

"Athy, apa kau mau ikut?" Tanya [Name] pada Athanasia.

Athanasia menjawab "A-aku ikut dengan kakak."

"Baiklah, kita ikut saja. Tapi tetap ingat perkataan kakak ya!"

"Uhm! Iya!"

"Kalau begitu kalian setuju, kan? Felix, suruh pelayan menyiapkan semuanya selagi aku da anak-anakku berjalan menuju taman dekat danau."

"Baik, Baginda."
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana rasa tehnya?"

"Enak." Jawab [Name] singkat.

"Ini manis! Rasanya seperti bunga bermekaran di mulut Athy!" Perkataan itu membuat Claude teringat pada Istrinya, Diana.

"Tunggu, Athy... Jangan bilang kamu pernah menaruh tanah yang ada benih bunga dan menunggunya bermekaran makanya kau tau rasanya bunga mekar dimukut?"

"Tidak!! Kakak aneh aneh sajaaa" Athanasia Manyun.

"pfft-! Bercanda doang kok!"
.
.
.
.
.
.
.
4 Tahun telah berlalu.

Besok... Hari Debutante ku dan Athanasia.
.
.
.
.
.
.
.

 Hari Debutante ku dan Athanasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•> Next ; -06

꧁𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 » SIBAP/WWMAP x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang