Seperti biasa, Tsukasa akan datang bermain bersama mereka setelah selesai bersekolah, hari ini Tsukasa membawa mainan baru dari Ayah dan Ibunya.
"Apa ini?" tanya (name) yang penasaran karna Tsukasa terus mengotak-atik balok-balok plastik dan menyusun mereka menjadi sebuah bentuk binatang.
"Ini namanya Lego, Otou-sama dan Okaa-sama baru saja membelikannya untuk ku," jawab Tsukasa.
"Lalu bagaimana cara membentuk agar menjadi bentuk binatang?"
"Di sini ada buku panduannya, jadi kita bisa mengikutinya, seperti ini!" Tsukasa menunjukan lego yang di pasang tadi dengan senyum bangga.
"Wahh!Nii-han memang hebat!" puji Kohaku.
"Fufufu~tentu saja aku hebat~jadi aku akan mengajarkan Kohakun dan Onee-sama cara membuatnya," kata Tsukasa berbangga diri, Kohaku sendiri merasa senang dan (name)?dia hanya tersenyum melihat kegemasan dua adik-adiknya itu, sesekali Tsukasa mengajarkan Kohaku di saat Kohaku tidak mengerti dan merasa kesusahan.
(Name) lebih memilih melihat mereka bermain dan membuatkan mereka camilan.
"Onee-sama!" Tsukasa menghampiri (name), "ya ada apa?"
"Tolong tutup mata mu," (name) mengikuti permintaan Tsukasa, setelah (name) menutup matanya (name) merasakan sesuatu di atas kepalanya, "nah sekarang Onee-sama boleh membuka mata!"
(Name) membuka matanya, di depannya Tsukasa memegang cermin, di pantulan cermin terlihat dirinya yang sedang memakai mahkota terbuat dari lego.
"Sekarang Onee-sama berubah menjadi ohime-sama ku dan saat aku besar nanti aku akan menikahi Onee-sama!" lagi-lagi, (name) hanya bisa tertawa dalam hati dengan keluguan bocah di depannya ini.
"Tidak!Nii-han tidak boleh menikahi Nee-han!pokoknya tidak boleh!aku tidak mengizinkannya!" Kohaku datang sambil memeluk (name).
"Huuh?!aku tidak perlu izin dari Kohakun,"
"Tidak!karna aku adik Nee-han jadi kau memerlukan izin dari ku dan aku tidak mengizinkannya,"
"Ugh, aku membenci Kohakun,"
"Aku juga benci Nii-han,"
Mereka saling membelakangi satu sama lain, (name) merasa bersalah karena dirinya kedua bocah ini jadi bertengkar dan sebagai kakak yang baik dan mengayomi adik-adiknya yang lucu, imut dan juga menggemaskan (name) akan membujuk mereka untuk berbaikan.
"Nee, Kohaku-kun dan Tsukasa-kun," (name) mengelus kepala mereka berdua dengan lembut, "dengarkan aku baik-baik," mereka berdua menatap (name).
"Pertama untuk mu Tsukasa-kun, aku adalah Onee-sama mu jadi kamu tidak bisa menikahi ku di tambah kamu adalah tuan muda, orang yang ku layani dan kita berbeda status,"
"Kedua, Kohaku-kun Nee-han memang menyayangi mu tapi suatu saat nanti Nee-han tidak bisa berada di sisi mu terus menerus jadi Kohaku-kun harus belajar menjadi anak yang pemberani dan kuat ya, dan untuk sekarang aku akan berada di sisi kalian, menemani kalian bermain dan melihat kalian bertumbuh menjadi lelaki hebat dan tampan jadi berjanji lah pada ku bahwa kalian harus saling mendukung dan menjalin hubungan yang baik karna aku tidak akan terus berada di sisi kalian, janji?" (name), Kohaku, dan juga Tsukasa menautkan jari kelingking mereka bersama-sama.
"Janji!" kata Tsukasa dan Kohaku bersamaan.
"Nah sekarang kalian sudah berbaikan bukan?bagaimana kalau kita makan camilan, aku sudah menyiapkannya, ada yang mau?" (name) membawa nampan yang berisi beberapa tusuk dango dan juga ocha.
"Aku!" Tsukasa dan Kohaku masing-masing mengambil satu tusuk dango terlebih dahulu.
"Uhmm!oishi~"
"Masakan buatan Onee-sama memang tiada duanya!"
"Benar!masakan Nee-han yang terbaik."
Puji mereka berdua.
"Kalau begitu makanlah yang banyak."
Setelah selesai memakan camilan kantuk pun datang pada mereka berdua yang akhirnya mereka terlelap dengan lego yang berserakan di mana-mana, (name) tidak marah, malahan ia tersenyum senang melihat wajah mereka yang manis saat tertidur.
"Yaaa, ini memang melelahkan si harus membereskan mainan sebanyak ini."
Walau bagaimana pun (name) adalah manusia, tentu saja lelah membereskan 20 kotak lego berukuran besar sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent||•Oukawa Kohaku & Suou Tsukasa•||
Fanfictionsesuatu yang berharga, yang dapat hilang kapan saja. Pergi meninggalkan sebuah kehampaan, pergi meninggalkan sejuta kerinduan tanpa adanya sebuah kabar, pergi meninggalkan diri ini seorang diri tanpa adanya seorang kawan. Hanya ada semilir angin yan...