🌸03🌸

109 15 2
                                    

(Name) terbangun dari tidurnya dengan di penuhi keringat, nafasnya berat dan rambutnya basah akibat keringat.

Mimpi buruk lagi, setelah lima tahun tidak pernah bermimpi seperti itu dan kemudian ia datang lagi.

Tok tok.

(Name) tersadar dari lamunannya, mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

"Onee-san??sudah bangun??kalau sudah ayo segera sarapan."

Begitu mendengar suara adiknya (Name) bergegas merapikan futonnya, cuci muka sikat gigi dan menganti yukatanya.

Tiba di ruang makan ia segera bergegas membantu ibunya menyiapkan sarapan dan meletakkannya di meja makan.

"Selamat makan." hening, hanya ada suara dentingan antara sumpit dan mangkuk, di sertai nyanyian burung di pagi hari.

Beberapa menit berlalu, sarapan telah usai, (name) yang sedang mencuci piring bersama sang ibu sementara ayah dan adiknya sedang menonton acara tv di pagi hari.

Pintu terbuka dengan kasar, langkah kaki terdengar berdentuman di lantai kayu.

Seorang anak laki-laki berlari memasuki rumah mereka dan bersembunyi di bawah meja makan, (name) yang sudah tahu akan hal ini segera menghampiri anak laki-laki itu.

Berjongkok, mengusap surai nya dengan lembut, "di marahi lagi??" tanya mu dengan nada selembut mungkin, si anak lelaki tadi menggeleng kali ini di sertai air mata yang mengalir tipis.

"Lalu??kenapa tuan muda menangis??"

"A-aku, aku menjatuhkan vas milik mommy yang berharga, pasti mommy akan memarahi ku karna aku ceroboh," ceritanya sambil sesenggukan, (name) tidak tega melihat anak itu menangis, (name) manariknya keluar dan mendudukkan anak lelaki tadi di pangkuannya.

(Name) mengusap lagi surainya dan berkata, "nah maka dari itu kamu harus lebih berhati-hati, kalau kamu di omeli oleh mommy mu datanglah pada ku, akan ku buatkan manisan untukmu," si anak lelaki menghapus air matanya dan mengangguk.

"Arigatou onee-sama, aku menyayangi onee-sama," si anak lelaki memeluk (name) dengan erat, momen hangat sampai seseorang dari ambang pintu datang.

"Tidak bisa!!itu Nee-han ku, Suou nii-han cari Nee-han sendiri,"

"Tidak, ini onee-sama kita bersama Kohakun,"

Kohaku berlari ke arah mereka, memeluk (name) dari belakang dan mencoba melepaskan tangan mungil Tsukasa dari leher (name).

"Tidak, aku tidak mau berbagi Nee-han dengan suou nii-han,"

Tidak mau kalah, Tsukasa semakin erat memeluk (name).

"Tidak boleh, ini tidak adil jika onee-sama hanya milik Kohakun!!"

"Tapi Nee-han tinggal bersama ku, berarti Nee-han adalah Nee-han ku,"

"Tidak, onee-sama milik kita bersama,"

Berdebatan antara Kohaku dan Tsukasa kecil membuat (name) sedikit pusing, di karenakan mereka terus berteriak di dekat kuping nya.

"Sudah, sudah, bagaimana kalau kita makan daifuku??" menengahi perdebatan mereka, (name) berdiri dan berjalan ke arah kulkas, mengambil tiga daifuku serta gelas dan seteko teh.

"Musim dingin memang paling enak minum teh, tapi daifuku nya dingin ..." (name) meletakkan daifuku nya dan beralih mengambil jeruk yang berada di keranjang, sementara Tsukasa dan Kohaku memakan daifuku mereka dingin di temani segelas coklat panas dengan marshmellow di atasnya.

Melihat mereka tersenyum dan tertawa itu membuat hati (name) terasa hangat.

Evanescent||•Oukawa Kohaku & Suou Tsukasa•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang