Makan Siang

2 0 0
                                    

"Aaaah cape, pelantikannya lama banget" keluh Ara menuju bangkunya.

"Eeh bukannya Ara juga senang ya? jam pelajaran matematika jadi dikit" Ina menjawab, berjalan di belakang Ara

"benarkan Rie" tambahnya melihat Rieka dan Neeta.

"Inaaa, itu kan memang sisi positifnya, hihihi" kekeh Ara.
"iya-iya, pelantikannya lama, bikin cape, tapi seenggaknya kita gaperlu liat angka lama-lama hahaha " Rieka tak mau ketinggalan

Senin ini Rieka dan Neeta resmi menjadi anggota OSIS, pelantikan dilaksanakan setelah upacara bendera.Tak lama pembelajaran dimulai, hanya satu jam lamanya sebelum istirahat.

-Kantin-

Suasana kantin ramai seperti biasa, banyak yg memesan makanan berat atau sekedar jajajan kecil.Rieka, Neeta, Ina dan Ara sedang menikmati nasi goreng, sesekali bercanda.

"gimana kalau besok kita bawa bekal, makan siangnya di kelas aja, kantin terlalu ramai" usul Ara.
"boleh banget, nanti bisa tukeran bekal" Rieka menambah.
"aku sih yes" Ina ramah.Neeta hanya mengangguk sebagai persetujuan.

Tak ada lagi yg bicara, mereka fokus pada makanan masing-masing.Ara yang sedari tadi fokus memalingkan pandangannya ke arah pintu,
"Neet, kak Eka arah jam 3" Ara memberi instruksi.

Neeta yg dimaksud segera menegakkan tubuhnya, tanpa melirik, merendahkan suaranya
"serius? sendirian Ra?"

"enggak Neet, ada kak Rajen juga" Rie mengjawab jahil dan melihat Ina di depannya yg berlaku sama.
"Kapan nih mau kenalan" Rieka bertanya ke arah Ina yg tampak kaku.
"apaan sih Rie, kenalan sama siapa" elak Ina.
"sama kak raj-"
"haii pendeek" perkataan Rie terpotong oleh sapaan akrab yang beberapa waktu terakhir selalu mengganggunya.Perempatan imajiner langsung terlihat di dahinya.
Asta yang menyapa dari jauh, berhenti di sebelah meja Rie, menatap gemas pada Rie yang tampak selalu kesal ketika bertemu dengannya.

"Tolong banget ya kak Ast-"
"Jiwa" potong Asta telak, ia benar-benar tidak ingin Rieka memanggilnya Asta
"apaan banget, sama aja mau Asta atau Jiwa" kesal Rieka menatap Asta garang.
"bedaa Rie bedaa"
"eh-" Rieka yg berusaha membantah seketika berhenti bicara.Selama ini Asta selalu memanggilnya dengan sebutan 'pendek', ini pertama kali dirinya memanggil Rieka dengan nama.
"yaudah Kak Jiwa, tolong yaa sehari aja kak Jiwa tu jangan nyebelin, heran" lanjutnya setelah beberapa saat.
  "Ga nyebelin, oiya Pendek besok makan siang bareng, mau?" jawabnya menatap Rieka.

Teman-teman Rieka tampak diam, hanya menyimak pembicaraan mereka.Berbeda dengan reaksi Rajen dan Eka yg tampak terkejut.Sama sekali tidak menduga Asta akan terus terang mengajak Rieka makan siang bersama.

"maaf kak, aku besok mau bawa bekal" tolak Rieka memalingkan wajahnya. "untung ada rencana bawa bekal" tambahnya dalam hati.Harus diakuinya, Rieka merasa cukup terkejut dengan ajakan Asta.Selain menyebalkan tidak ada hal lain yg dilerhatikan Rieka darinya

"kalau gitu lusa aja" Asta tak mau menyerah
"eem liat nanti deh, mungkin bakal bawa bekal tiap hari" elak Rieka lagi, bagaimanapun menurutnya ajakan Asta terlalu tiba-tiba.

"kalau gitu, ini aja" Asta menyodorkan ponselnya ke arah Rieka
"kak Jiwa mau kasih hpnya buat aku?" polos Rie
"pfft, enggak pendeek, kasih kakak nomor kamu" setengah tertawa Asta menjawab.
Rieka mengembungkan pipinya kesal "sialan" umpatnya dalam hati.
"Gamau, cari aja sendiri" ketusnya
"yaudah, tinggal minta nomornya ke Eka" Asta berniat mengambil kembali ponselnya
"cih, sini" Rieka mengambil ponsel, mengetik cepat nomornya dan menyodorkan ponsel Asta
"makasih pendek, nah hadiah" Asta meletakkan susu cokelat di atas meja.Sebelum Rieka bereaksi dia mengalihkan pandangan ke arah Ina
"Hallo, teman kakak mau kenalan, boleh?" tanyanya kemudian.

"hah? aku kak?" Gelagapan Ina menjawab sambil menunjuk dirinya sendiri, tidak yakin.
"Jiwa gausah ikut-ikutan! hai, Rajendra" orang yang dimaksud mengulurkan tangannya ke arah Ina yang masih kebingungan.
"ah iya, Ermina kak" sadar Ina menyambut uluran tangan Rajen
"okayy Erii" dengan senyum cerah Rajen memberi nama panggilan baru
"aku, iyaa, salam kenal kak hehe" Ina menjadi salah tingkah, ia menggaruk belakang kepalanya karna gugup.

"Neet, selamat yaa udah resmi sekretaris, kalau nanti perlu bantuan, cari kakak aja" Eka bersuara
"Makasih kak, pasti kok, aku pasti bakal ngerepotin kak Eka" Neeta menjawab.

"ekhem kayaknya kepribadian Ina sama Neeta ketukar ya Rie?" Ara yang sedari tadi diam, akhirnya bersuara.Saat ini Ina terlihat diam dan pemalu sedangkan Neeta menjadi ceria.Mereka benar-benar tertukar.

"kayaknya sih iyaa" aku Rieka meminum susu cokelatnya.Mendengar perkataan mereka, Neeta dan Ina hanya tertawa canggung, sedangkan Rajen dan Eka hanya mengulas senyum.
"Nah gitu, rajin minum susu biar tinggi, kalo gitu kakak pergi dulu yaa" Asta menyela.

"kalau kak Jiwa mau pergi ya pergi ajaa, wleee" Rieka menjulurkan lidahnya, ia selalu dan selalu dibuat kesal oleh Asta. Asta yang melihatnya hanya tertawa gemas, berjalan keluar kantin bersama ketiga temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang