06. Kamu masih punya saya

12 3 0
                                    

𝙷𝚊𝚕𝚘 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚞𝚍𝚞𝚔 𝚖𝚞𝚔𝚊 𝚋𝚞𝚖𝚒!

𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚖𝚙𝚒𝚛.
𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚢𝚊!

𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊
૮ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ა

Berhasil dengan meningkatkan suasana hati Keinan, kini keduanya tengah berjalan memilih bahan makanan. Keinan berjalan lebih dulu, di belakang ada Mozart yang juga melihat-lihat sembari mendorong keranjang belanja. Keinan dengan senang hati membantu Mozart, gadis itu memegang catatan yang dibuat si lelaki tinggi.

"Oza, sudah semua nih. Ayo bawa ke kasir!" Entah terkena guncangan seperti apa, Mozart selalu menuruti apa permintaan Keinan.

Selesai membayar semua barang yang dibeli, kedua manusia ini berjalan berdampingan menuju tempat parkir. Bersiap meninggalkan super market satu ini.  "Bagaimana perasaan kamu sekarang?" Mozart bertanya tiba-tiba. Kedua tangan laki-laki tinggi dan tampan ini penuh dengan barang belanjaan.

"Lebih baik! Terima kasih, Oza!" Tidak tahu sejak kapan gadis cantik satu ini memanggil Mozart dengan sebutan Oza.

Selepas memasukan seluruh barang ke dalam bagasi, mereka berdua ikut masuk ke dalam mobil. Mozart menyetir, lalu Keinan duduk tenang di sampingnya. Perjalanan memakan waktu yang cukup banyak karena sempat terjebak macet. Sore hari, banyak para pekerja kantoran yang pulang di jam-jam ini.

Sepanjang jalan, mereka berdua tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya ada suara radio yang di putar dalam mobil. Fakta baru tentang Keinan di temukan, tempat tinggal anak itu tidak jauh dari tempat kost Mozart. Berjarak sekitar 200 meter setelah kost yang ditempati Mozart.

Mozart menghentikan mobil, tetap di depan gerbang tempat Keinan tinggal. Bangunan dua tingkat tampak sederhana dari luar. Gerbang tinggi berwarna hitam tertutup rapat. Seorang pria berdiri di dekat gerbang dengan sebuah buket bunga. Keinan melihat sosok itu, ada rasa sedikit geram dalam diri gadis itu.

"Apa ini rumah kamu?" Pertanyaan Mozart menghancurkan fokus Keinan yang menatap tajam sosok laki-laki di luar sana.

"Ah, tidak. Aku hanya salah satu anak kost yang menghuni bangunan ini." Mozart mengangguk paham.

"Mengapa memilih tinggal di sini?" Mozart kembali bertanya karena penasaran.

"Aku anak rantau, orang tua di kampung dan aku tinggal di sini selama aku kuliah," jelas Keinan.

"Kalau begitu, aku pergi ya. Terima kasih untuk hari ini, Oza!" Tanpa sempat mendengar jawaban Mozart, anak itu belih dulu keluar dari mobil.

Mozart tidak langsung pergi, tetapi melihat Keinan masuk ke dalam area kost perempuan. Bukan masuk, Keinan tampak berbincang dengan sosok laki-laki dengan sebuah buket bunga. Pada awal tidak menaruh rasa curiga, tapi tak lama Mozart menyadari satu hal. Laki-laki itu adalah sosok yang sama dengan lawan debat Keinan di restoran tadi siang.

Mozart memilih melajukan mobil, ia tidak benar-benar pergi dari sana. Hanya berlalu lalu berhenti di depan warung kopi, terletak di ujung blok perumahan. Jaraknya cukup jauh dari tempat kost Keinan, tapi Mozart masih bisa melihat dengan jelas perempuan itu dari sini.

Sementara Keinan sendiri, sejak keluar dari mobil Mozart ia langsung berhadapan dengan kekasihnya, Easton Zander.  Laki-laki yang sama dengan sosok lawan  argumen di restoran cepat saji. "Ayo perbaiki hubungan kita, Kei," kata Easton.

Raut wajah laki-laki itu tampak menyesal dan penuh rasa bersalah. Ia menyerahkan buket bunga kepada Keinan. Tapi bukan menerima dengan senang, Keinan justru menyembunyikan kedua tangan di belakang punggung.

PART OF YOUR SYMPHONY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang