𝙷𝚊𝚕𝚘 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚞𝚍𝚞𝚔 𝚖𝚞𝚔𝚊 𝚋𝚞𝚖𝚒!
𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚖𝚙𝚒𝚛.
𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚢𝚊!𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊
૮ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ აTepat pukul 3 sore, Keinan memutuskan pulang dari panti. Salah satu anak perempuan berpikir tembam memeluk kaki kiri Keinan. Anak berusia 5 tahun itu memang paling dekat dengan Keinan dari pada anak-anak lain. Bibir yang melengkung ke bawah serta mata yang menyorotkan kesedihan.
Anak perempuan bernama Rhea itu tidak mau 'kakak' kesayangannya pergi. "Kakak jangan pergi," kata Rhea sedih. Keinan berjongkok menyamakan tinggi badan mereka berdua. Mengusap sayang kepala Rhea lalu tersenyum hangat.
"Besok kalau Kakak gak sibuk, kakak ke sini lagi kok, ya? Rhea jangan sedih nanti Kakak belikan permen kapas deh!" bujuk Keinan. Seketika raut wajah Rhea yang sedih berubah sumbringah. Langsung menabrakan diri memeluk Keinan.
Mira yang berada di pintu masuk tersenyum senang sang keponakan bisa merasakan memiliki saudara. Mengingat bahwa Keinan adalah anak tunggal, sejak dulu anak itu selalu merasa kesepian di rumah. Sang Ayah yang entah pergi ke mana -menghilang tanpa jejak dan sang Ibu yang sibuk bekerja mencari uang. Keinan kecil selalu kesepian di rumah, maka dari itu ia akan pergi ke rumah sang Nenek.
Dan saat ini, Keinan yang kesepian memilih pergi merantau ke kota lain demi pendidikan. Setidaknya Keinan memiliki banyak teman yang kapan saja bisa ia ajak bermain kala suntuk, jika tidak gadis itu bisa datang ke Panti ini dan bermain bersama anak-anak. Melihat bagaimana tatapan Keinan pasa Rhea, persis seperti seorang kakak kepada adiknya saat akan pergi jauh.
Keinan selesai berpamitan dengan anak-anak, menghampiri Mira yang menunggu di depan. "Bi, Keinan pulang dulu," pamit gadis itu sembari menyalami Mira.
Mira mengangguk lalu mengantar Keinan ke sebuah mobil yang di bawa rekan sesama relawan gadis itu. Menyaksikan bagaimana mobil tersebut perlahan meninggalkan area Panti. Hingga bagian belakang mobil tidak terlihat lagi dalam jangkauan mata Mira. Wanita itu kembali masuk ke dalam Panti.
Selama perjalanan pulang, Keinan hanya memandang jalanan luar melalui jendela. Perasaan hampa meninggalkan Panti di tambah dengan Mozart yang mengingkari janji. Karena sebenarnya Keinan sangatlah benci ingkar janji.
Pandangan kosong Keinan tiba-tiba menangkap sepasang insan manusia yang tengah berjalan di trotoar jangan lupa canda tawa mereka. Keinan tersentak kecil, bukannya itu Mozart? batin si gadis. Bersama seorang perempuan yang pernah berpapasan ketika berada di basement beberapa waktu lalu.
Hanya melihat secara singkat, tapi Keinan bisa memastikan itu mereka berdua. Wajah penuh canda tawa itu benar-benar terlihat jelas. Semakin lama dipikirkan, semakin banyak pertanyaan yang muncul.
Siapa gadis itu? Apa hubungan mereka berdua? Apa karena gadis itu Mozart tidak datang? Kenapa Mozart bersama gadis itu? Dan masih banyak pertanyaan lain. "Kei!" panggil seseorang di sampingnya.
"Eh ... iya? Kenapa?"
"Besok ke Panti lagi enggak?"
"Iya, Aku ke Panti lagi besok. Kenapa?"
"Aduh, maaf ya. Aku gak bisa dateng besok, ada kuis soalnya. Biasa, bagian dosen killer." Keinan mengangguk paham. Memang benar di kampus Magdalena ada satu dosen yang disebut-sebut 'killer' dan cukup di hindari banyak mahasiswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PART OF YOUR SYMPHONY [END]
RomanceSeharusnya, Mozart tidak mengenal yang namanya cinta. Tapi, karena rasa itu ia bersyukur bisa bertemu dengan sang perebut hati. ≡Symphony≡ Laki-laki itu terlalu sibuk berkuliah sehingga lupa bahwa usianya sudah cukup untuk mulai mencari pasangan. Sa...