"oke ... jadi, udah fix yang ini ya, mba, desain kover bukunya?"
"iya, udah fix. ini kover yang paling mewakili album baru kita. aku juga suka color pallate-nya."
"oke, oke. kalau gitu, hari ini aku lanjut proses ke bagian layouting ya, mba. nanti hasil layouting final untuk buku sama thumbnail youtube-nya aku present lagi hari senin."
"oke, diva. makasih banyak, ya!"
"aku yang makasih ... karena mba naja sama mas ilalang bikin karya seindah ini."
"hehe. ini karena support tim juga."
"iya, mba. senang banget aku kerja di sini, hehe. kalau gitu, aku pulang duluan ya, mba?"
"iya, div. hati-hati di jalan ya. oh iya! ini ... aku bikin roti bun. ini buat kamu ya. sekalian, untuk orang rumah juga."
"ya ampun, mba naja. makasih banyak, ya, mba!"
"iya, sama-sama."
"duh, beruntung banget ini mas ilalang punya istri kaya mba naja. multitalenan gini ih."
"enak aja multitalenan, dipakai buat ngiris, dong. multitalenta, divaaaa~"
"eh, mas ilalangnya muncul. hehe, iya maaf, mas. oke, deh. diva pulang duluan, ya. nggak mau ganggu pasutri baru."
"nah, gitu dong. dari tadi harusnya. eh, bercanda, bercanda~"
"yuk, kita juga pulang."
"pulang ke mana? kalau aku sih, udah sampai rumah, na."
"eh?"
"kan, rumah aku kamu."
"astaga."
"cheesy banget, ya? maaf, maaf, duh, belum biasa aku ngegombal sama istri sendiri. kamu geli, nggak, na, dengernya? ih, ilfeel ya kamu sama aku? nyesel nggak nikah aku? atau kamu--"
"enggak, mas. nggak cheesy, cuma malu aja. gimana, ya? salting gitu deh."
"hah? kamu bilang apa tadi?"
"malu?"
"bukan, bukan."
"apa? salting?"
"bukan. kamu manggil aku apa tadi?"
"mas?"
"dalem, sayang. ya ampun! ikutan salting aku, na. dipanggil mas sama kamu tuh, rasanya ... asjdhsjwjagsgsjj."
"hah? apa, mas?"
"aduh, mas lagi. bentar lagi aku pingsan nih, na."
"hehehe."
"ya ampun. nggak kuat aku."
"kenapa lagi?"
"cantik banget ya ketawanya istri aku."
"ya Allah, aku maluuuu ...."
"duh, duh, duh, gemes banget istri aku."
"eh, kok angkat tangan?"
"nyerah deh aku. nggak kuat aku. bisa biasa aja nggak si cakepnya? kalau gini bawaannya mau aku kantongin, na."
"nggak muat kalau dikantongin."
"ya udah peluk aja, ya? kayanya lingkar tangan aku muat meluk badan kamu."
"boleh, hehe."
"beneran, kan? badan kamu pas dipeluk."
"hehe."
"btw, sekarang tanggal 31 desember lho, na."
"iya."
"tau nggak, ini hari apa?"
"hari terakhir tahun ini?"
"iya sih ... tapi ada yang lain."
"apa?"
"ini harinya nala. enam tahun yang lalu, di hari ini, aku mutusin untuk resign dari kerjaanku di aksel. aku telepon kamu dan bilang akan gabung bareng kamu dan nemenin kamu bangun semuanya dari awal. hari itu, di telepon, kita bikin nala."
"oh iya! bener banget. itu tuh karena aku lagi senang banget dengerin lagu tulus yang judulnya nala, ya?"
"iya. tapi, waktu itu sih, aku nggak mikirin tulus. sejak itu, buat aku, nala artinya bukan mempertimbangkan."
"terus apa?"
"naja-ilalang. dari pertama kali kenal kamu, aku selalu mau kamu bukan cuma jadi naja, tapi jadi najanya ilalang."
"aku juga."
"makasih ya, na."
"buat apa?"
"buat jadi najanya ilalang, tapi tetap mau jadi najanya semua orang. happy nala's day, na."
"happy nala's day, mas ilalang."
• b e r s a n a j a •
yeyyyyy!
tamaaatt~
udah, segini aja ceritanya! kalau ada niatnya, nanti bersanaja aku bikin lebih proper deh. tapi untuk sementara waktu (gatau sampai kapan), gini dulu aja. hehehe. maaf kalau bagian akhir sangat cheesy. satu chapter is okay lah ya. gemes banget sama dua anak manusia ini ya ampuuuun >,<gimana kesan pesan kalian sama cerita sederhana ini?