Gunung Ryu'kai

301 34 2
                                    

"Jadi, ini ya gunung Ryu'kai itu.." ucap Alfhan yang membawa dua buah tas milik Maxim dan Masrur ketika mereka berempat telah tiba di kaki gunung besar yang sangat hijau itu.

"Ya, aku penasaran seperti apa sang Hero of Spring sekarang, ayah dulu sering menceritakannya..." Ucap Masrur yang tengah membantu Maxim berdiri.

"Baiklah, di puncak gunung itu ada sebuah desa, desa Ryuharu, Staff of Seiryuu ada di kuil di tengah desa itu, sementara Ami sendiri dikabarkan mengisolasi dirinya di sebuah gua di satu sisi gunung, jadi kemana kita pergi duluan? Tongkat apa pemiliknya?" Jelas Alfhan yang baru saja membaca ArcPedia-nya.

"Kita pergi ke gua tempat Ami mengisolasi dirinya.." ucap Masrur yang kemudian berjalan sambil menuntun Maxim.

Alfhan dan Risu mengangguk lalu memimpin mereka berdua.

"Eerrgh... te.. terima kasih, kalian sudah membantuku sejauh ini..." ucap Maxim lemah, yang lain hanya tersenyum sambil mengangguk pelan

***

Mereka tiba di gua yang dituju, mereka tak dapat melihat apa-apa ke dalam, terlalu gelap.

"Gua ini.. aku merasa ada sesuatu yang aneh..." ucap Aisurisu.

Alfhan hanya mengangguk tanda ia merasakannya juga.

"Baiklah, kalau Ami Fukora ada di dalam, kita masuk.." ucap Masrur sembari mulai melangkahkan kakinya ke dalam gua.

Tukk

Kaki Masrur seperti mengenai sesuatu ketika ia mencoba memasukkan kakinya ke dalam gua itu.

"Eh? Apa ini?" Ucapnya kaget, ia kemudian memastikannya dengan menyentuhkan telapak tangannya ke dalam gua itu, namun ia seperti menyentuh sebuah kaca.

"Segel.." Ucap Alfhan pelan.

Masrur menoleh ke arahnya dan menundukkan kepalanya.

"Begitu ya, jadi ini segel yang kau maksud sebelumnya..." ucap Masrur pelan.

"Tapi.. kalau Ami tidak menolong kita... Maxim akan...." Masrur mulai putus asa sementara Maxim semakin pucat lalu tiba-tiba ia mengejang hebat.

"Gggrrhh Aaaaaaakkkkhhh!!" Teriak Maxim keras yang kemudian membuatnya tak sadarkan diri.

"Oh tidak! Maxim.. Maximm..." ucap Masrur panik sambil menggoyang-goyang tubuh Maxim, Alfhan yang melihatnya langsung menghampiri mereka berdua.

"He.. hei... Maxim... bangun Maxim... kau tidak boleh meninggalkan kita.. Maxim... Maxim..." ucap Alfhan tak kalah panik.

Penglihatan Maxim semakin lama semakin kabur, ia lalu tak dapat melihat apapun.

"Ma... maxim!!..." terdengar suara Alfhan.

"Maxim!!!!!..." kali ini teriakan Masrur.

Suara mereka semakin lama semakin tak terdengar oleh Maxim, ia juga perlahan tidak dapat merasakan tubuhnya lagi.

"Jadi.. begini akhirnya..." batin Maxim.

"Maxim..." tiba-tiba terdengar suara yang tak asing bagi Maxim, ia langsung membuka matanya dan melihat ia sudah berada di tempat yang seluruhnya putih.

"Ini.. alam bawah sadarku?" Gumam Maxim pelan.

"Yap, lama tak berjumpa ya.." ucap seseorang dari belakang Maxim, ia langsung membalikkan tubuhnya dan wajahnya berbinar ketika melihat siapa yang memanggilnya.

"Mix!!" Ucapnya senang, Mix mengangguk pelan, namun Maxim baru menyadari kalau ia terlihat sangat kelelahan, tubuhnya pun penuh dengan luka.

"Eh? Ada apa denganmu Mix? Kau terlihat tidak baik.." ucap Maxim.

Story of Rufial 2 : The Rufial ForceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang