(6)🌠

1.1K 115 0
                                    

Jaemin dan renjun saat ini tengah berada di dapur mansion pria Na itu, renjun terlihat sedang memasak dengan jaemin yang memeluknya dari belakang seperti mengulang masa lalu. Akhirnya semua kesalahpahaman mereka selesai dan mereka berada ditahap ini setelah bersikap egois.

"Nana bisa melepaskan pelukannya sebentar, aku tak bisa bergerak bebas."

"Aku tak mau, kau tau aku sangat-sangat merindukanmu." Ucap jaemin semakin mengeratkan pelukannya pada renjun.

"Ternyata kau masih sama saja."

"Kau juga." Ucqo jaemin lalu keduanya tertawa bahkan bibi kwon yang melihat semua itu ikut tersenyum senang karena sekarang kebahagiaan tuan mudanya itu telah kembali lagi.

"Njun?"

"Hmm?"

"Ayo kita membeli cincin nanti malam. Bagaimana? Sekalian makan malam."

"Cincin?"

"Hmm, untuk mengatakan pada dunia kalau kau adalah milikku. Dan aku milikmu. Oke?"

"Hmm."

"Kau tenang saja njun. Aku berjanji kalau aku akan memberikan kebahagiaan padamu selamanya. Dan aku benar-benar berterimakasih karena masih bisa bersama denganmu juga mengulang semuanya dari awal."

"Aku juga na." Ucap renjun tersenyum senang.

Tak lama setelahnya, makananpun selesai dan keduanya sekarang tengah menikmati acara makan mereka dengan sangat tenang. Jaemin bahkan tersenyum melihat kekasihnya masih makan dengan sangat celemotan sama seperti dulu, lalu diapun mendekat dan mengulurkan tangannya untuk menghapus sisa makanan pada sudut bibir renjun, membuat renjun melotot kaget.

"Tidak perlu kaget begitu sayang."

"Apa aku masih seperti anak kecil?"

"Hmm, tapi kau sangat menggemaskan dari anak kecil manapun.".

*Nana." Rengek renjun malu dengan wajah merona dan jaemin juga ikut tersenyum dia tak menyangka kalau kehangatan dan kebahagiaannya akan kembali setelah sekian lama. Dia berjanji tak akan kehilangannya lagi. Tak akan pernah.









At. Coex mall.

Jaemin dan renjun berada di salah satu mall yang cukup besar dan merekapun langsung menuju tokoh perhiasan.

Di tokoh perhiasan.

Renjun melihat cincin dengan jaemin tentunya, dia bingung karena banyaknya cincin yang sangat bagus itu.

"Kau ingin memilih yang mana sayang?"

"Ntahlah na, semuanya sangat cantik."

"Apa kau ingin semuanya saja?"

"Tidak Nana, kenapa juga harus seperti itu, itu namanya pemborosan."

"Aku hanya bertanya lagian aku juga bisa membelikan semuanya untukmu."

"Aku tak butuh banyak barang mewah Nana, aku hanya butuh satu dan selebihnya hanya kasih sayang juga perhatian saja."

"Hmm. Maaf ada cincin yang bisa di rekomendasikan untuk kami?" Ucap jaemin dan karyawan itu langsung mengeluarkan sepasang cincin berwarna silver yang terlihat sangat cantik.

"Ini tuan, bagaimana?"

"Ini sangat bagus." Ucap renjun.

"Kau suka?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Ini edisi terbaru kami tuan."

"Baiklah, saya ambil ini."

"Baik tuan, saya akan segera buat notanya." Jaemin hanya mengangguk lalu diapun memegang tangan renjun lalu memasukkan satu cincin itu pada jari manisnya.

"Cantik."

"Hmm, sangat cantik." Ucap jaemin lalu mengecup punggung tangan renjun membuatnya merona seketika.  Renjun lantas juga ikut memasukkan cincjn yang satunya pada jari manis jaemin.

"Bagus." Ucap renjun tersenyum.

"Tentu saja pilihan calon istriku pasti yang terbaik." Ucap jaemin tersenyum lalu karyawan itupun datang membawa notanya.

"Ini " Ucap jaemin menyerahkan blackcard nya dan karyawan itu langsung melakukan transaksi setelah selesai jaeminpun menggenggam tangan renjun dan keluar untuk mencari tempat makan.

Starbucks.

Jaemin dan renjun akhirnya memutuskan untuk makan di Starbucks saja, lalu jaeminpun pergi untuk memesankan makanan. Saat tengah menunggu jaemin, renjunpun melihat Haechan dan jeno mendekat.

"Renjun?!" Ucap keduanya.

"Jeno? Haechan?!"

"Kau sendirian?" Ucap keduanya.

"Tidak, aku—aku bersama—" ragu renjun lalu haechanpun tak sengaja melihat tangan renjun dimana cincin melingkar di jari manisnya. Membuat Haechan benar-benar kaget dan berpikir apa yang terjadi dengan renjun setelah pembacaan naskah itu.

"Cincin apa itu renjun?"

"Cincin?" Bingung jeno lalu kaget saat melihat cincin melingkar di jari manis renjun.

"Ini—ini."

"Jeno? Haechan?" Kaget jaemin yang membawa makan untuknya dan renjun.

"Kau? Apa kalian bersama?" Ucap nohyuck.

"Duduklah, kami akan menjelaskan." Ucap renjun lalu keduanya duduk begitu pula dengan jaemin yang duduk disebelah renjun.

"Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

"Kami memutuskan untuk bersama. Lagian kami sudah menyelesaikan kesalahpahaman itu."

"Syukurlah, kami senang mendengarnya."

"Lalu cincin itu?"

"Aku melamar renjun, walaupun tidak terlalu romantis. Tapi, aku senang kami telah mengikat hubungan yang jauh lebih kuat."

"Baguslah. Lalu kapan pernikahan akan terjadi?"

"Secepatnya, aku akan menyiapkan pernikahan yang sangat mewah dan berharga untuk kami." Ucap jaemin.

"Kau senang bukan renjun?" Ucap Haechan.

"Hmm, aku senang."

"Syukurlah, kami senang melihat kebahagiaan kalian." Ucap nohyuck bersamaan.

"Kalian kapan akan menikah? Kalian sudah cukup lama berkencan diam-diam bukan?"

"Doakan saja." Ucap keduanya.



































Tbc.

Hello Future (jaemren)END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang