03

396 19 32
                                    

tb-tb kepikiran mw update tp males. intiny gtu gwsa nanya emg gajelas

°°°

Bapak & Ibu yang terhormat, kita telah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang-Banten. Selamat datang di Jakarta, silahkan tetap duduk sampai pesawat ini telah berhenti dengan sempurna dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman telah di padamkan. Sebelum meninggalkan pesawat pastikan tidak ada barang-barang bawaan Anda yang tertinggal. Kami ucapkan selamat berpisah dan terima kasih atas penerbangan Anda bersama Garuda Indonesia”

Announcement dari sang pramugari terdengar jelas di telinga para penumpang pesawat Garuda Indonesia, terutama Keiza & Keluarga.

Ya, hari ini mereka benar-benar memutuskan untuk pulang setelah sekian lama meninggalkan Rumah dan Devan, sang anak sulung, sendiri di Negara Konoha ini.

Keiza yang sedari awal menolak untuk pulang akhirnya memilih ikut dengan syarat sang Opa harus menyusul jika pekerjaan nya sudah selesai.

Kabar kepulangan salah satu Pebisnis yang juga menjabat sebagai Dokter itu menyebar luas, bahkan sudah menjadi perbincangan hangat. Buktinya, baru saja sampai dan turun dari pesawat mereka sudah disoroti berbagai kamera dari beberapa stasiun televisi. Tak perlu heran, karena Ayah tiga anak itu  memang sangat berpengaruh di Dunia bisnis. Jadi hal itu sudah biasa mereka dapatkan.

Dengan sigap beberapa bodyguard yang datang untuk menjemput pun menahan para narasumber yang berdesak-desakan. Hingga para narasumber itupun tak dapat mewawancarai sang Pebisnis, mereka hanya dapat meliput kepulangan Keluarga Keiza tanpa mewawancarai nya.

“Huh, akhirnya” keluh sang Mami saat sudah masuk ke dalam mobil yang bodyguard bawakan.

“Panas banget ini” gumam Keiza sembari mengipasi wajahnya dengan tangan. Disebelahnya ada Aga a.k.a Agathon Javas Wiratama anak bungsu dari tiga bersaudara.

“Pak tolong hidupkan AC nya, anak Saya kepanasan” suruh Mami yang mendengar gumaman Keiza.

“Baik Nyonya”

Sedangkan diluar sang Papi sibuk memperlihatkan para bodyguard yang sedang memasukkan bawaan mereka pada bagasi mobil sesekali membantu. “Sudah semua?”

“Sudah Pak”

“Barang anak-anak Saya juga kan?”

“Iya Pak, semuanya sudah kami masukkan dalam bagasi”

Mengangguk mengerti “Yasudah, kalian naik. Mari pulang”

°°°

“WOI WOI WOI” seru Janu keras sampai hampir seluruh pusat perhatian siswa siswi di Kantin terpusat padanya.

“Kenapa dah buset, ribut amat Lo?” heran Remon.

“Gue punya latest news” jawabnya dengan senyum senang.

“Apa?” tanya Bagas tenang.

Janu mendekatkan badannya pada ketiga sahabatnya itu lalu berbicara pelan “Besok... kita kedatangan murid baru”

“Terus?” heran Bagas mewakili ketiganya.

“Dan Lo tau?”

“Enggak” jawab Remon santai.

“Diem dulu goblok, Gue jait mulut Lo” desis Janu kesal.

“Mau dong” ejek Remon menantang.

“Remon anjing, kek eek Lo” umpat Janu kesal.

“Lo berdua diem monyet, berisik. Janu Lo kalo mau ngasih berita jangan setengah-setengah tai, jadi-jadi enggak-enggak. Gajelas Lo” kesal Bagas karena keduanya malah adu mulut tanpa menyelesaikan apa yang mau dikatakan.

“Udah lah cabut, Lo kayak gak tau mereka aja Gas” ucap Arion yang juga sedikit kesal, setelahnya ia bangkit dan berjalan keluar kantin.

“Lanjutin aja tuh adu mulut kalian berdua, sampai berbusa itu mulut kalo bisa” timpal Bagas, menyusul Arion.

“Lo sih, mereka cabut kan” kesal Janu dan menyalahkan Remon.

“Lah? Lo ngapain nyalahin gue anying. Lo juga kenapa kepancing?”

“Ya Lo nyebelin monyet”

“Lo juga nyebelin, ngapain ngasih info setengah-setengah?”

“Ya itu namanya teknik, biar kalian penasaran” jawab Janu melipat tangannya didepan dada.

“Penasaran Bapak Lo botak, keburu kesel Gue dengerin Lo ngomong”

“Bacot Lo ah, gak bakal selesai Gue ngomong sama Lo” berbalik badan, Janu pun ikut menyusul kemana Arion dan Bagas pergi.

Tersisa Remon yang menatap kepergian Janu dengan melongo “Lah? ini Gue ditinggalin gitu?”

“ANJIR JANU TUNGGUIN GUE WOI TEGA YA LO”

°°°

“Ma, Pa” sambut David saat melihat kedua orangtuanya yang keluar dari mobil.

“Dav.. Mami kangen banget sama Kamu” buru buru sang Mami memeluk anak pertamanya dengan sangat erat.

Dan David yang membalas tak kalah erat sembari mengecup dahi sang Mami yang lebih pendek darinya “Dav juga kangen Mami”

“Pi” sapa David pada sang Papi lalu mereka pun  berpelukan ala laki-laki.

“Dav, gimana lancar kuliahnya?” tanya Papi.

“Ya.. gitu deh Pi” ia endikan bahunya. “Eum Mi, Kei..”

“Oh itu, Kei ketiduran di mobil sama Aga juga” sahut Mami seakan mengerti.

Lelaki itupun mengangguk lalu berjalan menuju pintu mobil belakang dan membukanya. Terlihat wajah kedua adiknya yang tidur dengan amat sangat tenang.

Pertama ia menatap wajah Aga, diusapnya lembut pipi laki-laki kecil itu dengan sayang. Lalu mengecup dengan pelan pucuk kepalanya.

“Dav biar Papi yang bawa Aga. Kamu bawa Keiza, bisa kan?”

“Bisa Pi” setelahnya Papi berlalu dengan Aga digendong lelaki paruh baya itu.

Kini hanya tertinggal Dia dan juga Keiza yang masih betah dengan mata tertutupnya, serta beberapa bodyguard keluarganya tadi yang masih membantu menurunkan dan membawa barang-barang kedalam rumah.

Sedari kepergian sang Papi tadi, mata laki-laki itu tak beralih sedikitpun dari wajah Keiza. Sungguh ia memang benar-benar merindukan adek kecilnya ini. “Kei...” panggilnya lembut dengan tangan yang mengusap lembut rambut sang adek.

Samar-samar perempuan itu mendengar suara yang tak asing memanggilnya dan juga tangan yang mengusap-usap lembut kepalanya. Perlahan tapi pasti, ia membuka matanya lalu mengerjapkan nya pelan.

Terlihat wajah lelaki yang sudah tak lama ia lihat secara langsung tengah tersenyum tulus padanya. “Abang..” panggilnya pelan dengan suara serak dan tangan yang siang mengusap mata, namun tertahan.

“Jangan, nanti merah matanya” larangnya mendapat balas anggukan. “Keiiii.. i miss you, so much”

Keiza tersenyum manis dan merentangkan tangannya untuk memeluk David “I miss you too my brother” balasnya dengan suara teremdam.

°°°
HAI KABAR KLEAN GMN NIC?
see u next chapter yaww!
¹⁷⁰³²⁰²³

ARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang