11. hal yang sama (revisi)

361 40 57
                                    

Haii

Happy Reading

Typo? Sudah menjadi belahan jiwa saya tidak.

Jangan lupa vote sama komen okay 😉

Disarankan untuk di baca ulang, karena 100% berbeda dari yang dulu.

_______

Kosong, semuanya terasa sangat hampa dan benar-benar kosong. Telinganya tidak bisa mendengarkan suara apapun sekarang. Hatinya di selimuti perasaan aneh.

Dan pusaran ini, berhasil membuatnya merasakan perasaan itu.

Perasaan aneh apa ini? kenapa? Kenapa matanya mengeluarkan cairan bening yang tidak pernah sekalipun dia keluarkan? Kenapa fisik dan batinnya terasa sangat terguncang? Bukankah ini sudah menjadi tugasnya? Akan tetapi, kenapa ada perasaan asing yang hinggap di hatinya?

Ini, ini tidak ada di dalam ajarannya. Perasaan ini berhasil membuatnya seperti orang idiot yang tidak memiliki otak.

Ini jauh lebih menyakitkan ketika mengingat dirinya hanyalah boneka hidup yang tidak memiliki hak atas dirinya sendiri. Perasaan ini sama seperti saat ibunya meninggalkannya.

Rasanya ini lebih menyakitkan dari semua penderitaan yang dia rasakan. Dia tidak bisa menemukan alternatif untuk menghilangkan rasa sakit mendalam ini.

"M-mi--...mi-min

Apa ini? Tenggorokannya tercekat? Kenapa sangat menyakitkan sekali? Haruskah dia menusuk tenggorokannya untuk melihat apa yang membuatnya susah untuk berbicara?

Brug/

Dia terjatuh tepat di sisi pusaran itu, dengan tangan yang bergetar dia meremas kuat tanah yang basah karena hujan.

"A-apa ya-yang terjadi?" Ucapnya dengan begitu lirih

Bruk

Bruk

Bruk

Tangannya memukul-mukul dadanya yang teramat sangat sakit. perasaan asing ini membuatnya menggila.

"Ke-kenapa begitu... menyakit-kan?"

Bruk

Bruk

Bruk

"Hiks, a-apa yang k-ku lakuk-kan?"

"Perasaan ini hikss pe-perasaan apa ini hiks bagaiman-na caraku menghentikannya!!" Ucapnya dengan berteriak cukup kencang.

'tolong siapapun hentikan perasaan aneh ini!!' jeritnya dalam hati

"Jisung!"

"Haaa...haaa...haaa" nafasnya memburuh, suara itu berhasil membuatnya terbangun.

"Mimpi itu lagi" batin jisung, dia menyeka air matanya yang cukup banyak mengalir karena rambutnya basah sekali.

"Kau baik-baik saja?" Tanya ni-ki dengan cemas

"Apa aku tadi terisak?" Gumam jisung

"Kau mengatakan apa?"

"Heoh? Tidak, aku baik-baik saja"

"Kau yakin?"

"Hmm"

"Apa kau bermimpi buruk?"

"Entahlah" setelah itu jisung turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Setelah selesai jisung keluar dari kamarnya.

𝘗𝘢𝘳𝘬 𝘑𝘪𝘴𝘶𝘯𝘨  (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang