Chap-24

453 29 21
                                    

Setelah kejadian dengan Shizuku, Tsukasa merasa agak kecewa dengan dirinya sendiri dan selalu menghindari Rui untuk beberapa saat ini.

Saat Rui mencoba mengajak Tsukasa berinteraksi atau apa, Rui selalu di abaikan oleh Tsukasa. Seakan Tsukasa hendak menghindari Rui.

Tentu kejadian ini membuat beberapa orang penasaran, mengapa pasangan yang di cap paling mesra beberapa saat ini tiba-tiba saling merenggang?

Yang pertama kali meminta maaf pada Tsukasa adalah beberapa teman sekelasnya yang pernah mengatakan bahwa ia adalah simpanan Rui. Tapi tentu hal ini bukanlah sebab terjadinya keregangan antara Rui dan Tsukasa.

Di kejadian yang cukup mengagetkan dan agak menyedihkan ini, ada satu orang yang paling senang. Siapa lagi kalau bukan Mizuki Akiyama, seseorang yang menaruh dendam paling besar pada Rui.

Saat hubungan Rui dan Tsukasa merenggang, Mizuki dapat tahu sebuah kelemahan Rui.

Ia menyimpulkan, Tsukasa lah kelemahan utama Rui. Ia terlihat agak kacau setelah merenggang dari Tsukasa.

Tapi kali ini Mizuki tidak ada niatan merebut Rui, ia hanya akan menjatuhkannya dan menghukumnya.

Lagian sekarang ia punya Ena kan?

Rui mulai berpikir bahwa Tsukasa telah bosan dan mulai meninggalkannya.

Padahal terakhir kali hubungan mereka baik-baik saja, ia berpikir pasti ada pihak lain yang membuat Tsukasa bosan padanya.

Pertama ia berpikir itu adalah Mafuyu Asahina. Ia pernah mengabaikan Tsukasa saat mengobrol dengannya

Yang kedua adalah Toya Aoyagi. Touya tampak lebih lembut dan lucu, ia pikir Tsukasa suka sifat adiknya itu.

Yang ketiga adalah Shizuku Hinomori. Karna kemarin Tsukasa memiliki urusan dengannya, Rui berfantasi bahwa sebenarnya Tsukasa dan Shizuku berkencan kemarin.

"Jangan coba-coba kabur dariku Tsukasa..." Geram Rui.

Ia menatap poster Tsukasa di kamarnya lalu memperlakukannya seakan itu Tsukasa.

Ia mencium, menjilat, meraba, dan mebisikan beberapa kata kepada poster yang terdiam.

"Aku cinta kamu Tsukasa... kamu jangan kabur..." Kekeh Rui menggila.

Saat Rui melirik jam, Rui mendapatkan ide bagus.

Ia ingat salah satu targetnya baru pulang sekarang karna ia les sampai malam.

Rui terkekeh.

Ia mengambil beberapa alat untuk mangsanya kali ini.

Seperti malam biasanya, setelah selesai les Mafuyu langsung pulang ke rumah.

Mafuyu adalah anak yang baik, ia memilih pulang ketimbang keluyuran lagi.

Saat ia pergi di jalan yang cukup ramai, seseorang yang ia kenal menyapanya.

"Selamat malam, Asahina san..." sapa Rui.

"Eh? Kamishiro san? Malam juga.." balas Mafuyu sopan.

"Bukanya tidak baik bila seorang perempuan berjalan sendiri di malam hari?" Tanya Rui khawatir.

"Itu... saya sudah biasa... lalu kau? Apa kau tidak trauma setelah di serang?"

Rui terkekeh.

"Tidak... aku memilih membeli makan di banding ketakutan. Lalu... Bagaimana kalau kita pergi ke stasiun bersama? Aku mempunyai jalan cepat kalau kau penasaran..." ajak Rui.

Mafuyu percaya saja pada Rui.

"Baiklah... ayo..." Mafuyu setuju.

Di jalan Mafuyu bertanya mengapa ia harus membeli makan malam. Rui menjelaskan bahwa orang tuanya sedang tidak memasak.

Posesive (Ruikasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang