fifth - makan malam keluarga

173 10 4
                                    

sawadekhaaaaaaa bestiee ✌️

Sabtu cerah bagi Esta, yap kemarin—setelah agenda persiapan yang membuat Esta bersyukur tidak mengikut organisasi organisasi di sekolah.    

Esta masih saja bersembunyi di balik selimut miliknya, sebenarnya ia sudah bangun—namun ia memiliki ritual setiap bangun tidur, yaitu melamun.

tok

tok

tok

tak lama terdengar suara ketukan pintu

"dek, bangun udah jam 7"

Esta menguap dan menggeliat, "udah mi!! dari tadi, malahan" jawab Esta dengan suara serak nya.

perlahan Esta pun mendengar langkah kaki milik mami nya menjauh, lalu Esta bangkit dan langsung menuju kamar mandi. Oh! jangan lupakan untuk acara besok, Esta harus kembali ke sekolah untuk mengurus segala keperluan lomba.

"sial, ga ada habisnya" Esta memasuki kamar mandi dan langsung bersih bersih.

Di Sisi Lain

Dewa sedang bersama dengan adik tercinta nya, yang baru berusia 9 bulan yang sebentar lagi menginjak usia 10 bulan.

mereka berada di taman depan rumah milik keluarga Dewa, Daisy yang baru berusia bulanan itu pun bertepuk tangan sendiri ketika melihat kupu-kupu yang berterbangan.

"adek, seneng banget kayaknya ngeliat kupu-kupu" Dewa mengangkat Daisy ke udara dan menurunkan nya lagi.

"ahaha! ba ba ba yaaa" teriak Daisy senang

Dewa langsung tersenyum dan menciumi pipi gembul Daisy, "adek kalo udah gede masih gemoy ga ya?"

Dewa-dewa, mana bisa bayi menjawab pertanyaan mu yang konyol itu.

"astaga, bunda nyariin dari tadi malah disini" rina menghampiri kedua anaknya lalu duduk di samping dewa.

"ada apa nda??"

"ngga, bunda mau tanya aja"

"tanya apa nda?" dewa pun langsung mendudukkan Daisy di atas pangkuannya, lalu menatap sang bunda

"abang lulus sebentar lagi kan?? mau lanjut kuliah apa nerusin perusahaan ayah?? biar nanti ayah yang kerja di cabang Cikarang, kamu yang di pusatnya" tanya rina menatap sang putra

dewa terlihat berpikir, "iya nda, abang bentar lagi lulus, tinggal nunggu beberapa bulan lagi, abang gatau mau kuliah apa nerusin perusahaan ayah" dengan lugas dewa pun menjawab

"yasudah, abang pikirin dulu ya, jangan terburu-buru, bunda sama ayah ga maksa kok kamu harus kuliah atau nerusin perusahaan" rina mengusap surai hitam milik dewa lantas tersenyum

"iyaa nda, abang tau kok mana yang terbaik buat abang"

"oh iyaa, nanti malem kita makan malem di restoran ya" rina mengambil alih Daisy dari pangkuan dewa

"tumben nda makan di restoran, ada acara apa??" dewa mengerutkan keningnya heran, pasalnya keluarga nya ini jarang sekali makan malam di restoran

"nanti juga tau, bunda masuk ke rumah dulu ya" rina meninggalkan dewa sendirian yang masih terduduk termangu diam.

"bunda kenapa sih"

Di Sisi Lain

disinilah esta, duduk di depan tv bersama mami nya menonton acara televisi, di tengah-tengah menonton itu sang mami pun memulai pembicaraan dengan esta.

"dek, malem ikut mami sama papi ya" esta langsung menatap mami nya dengan tatapan bertanya

"mau kemana?"

My Enemy My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang