hari Minggu, biasanya orang menggunakan hari Minggu sebagai hari santai, berolahraga, atau bisa jadi piknik bersama keluarga, tapi tidak dengan Esta, dirinya sedang duduk menyender pada kepala ranjang.dirinya masih saja tak percaya dengan keadaan sekarang, mengusap cincin yang berada di jari manisnya lalu menatap ke samping nya terdapat dewa yang masih tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, hanya menyisakan kepala.
ah, soal kenapa bisa tidur sekamar itu karena sudah pasti mereka—para orang tua punya rencana yang lebih bagus, Esta akui mereka sangat cerdas, dapat memprediksi apa yang akan ia lakukan, sehingga semua kamar yang berada di rumah ini tidak dapat dibuka, alias di kunci.
Esta kembali menatap ke luar jendela, cuaca hari ini dingin, dan sejak kapan turun hujan? esta tak menyadarinya.
"dingin, kenapa ga lanjut tidur aja?" satu suara yang dapat mengejutkan esta, esta langsung menolehkan kepalanya ke arah dewa, yang sedang menatapnya
"gapa-pa" jawab esta sekenanya, ia berniat untuk mandi lalu menyiapkan sarapan, esta sudah lapar, membayangkan nya saja sudah membuat esta mempoutkan bibirnya, pasalnya ketika di rumah pasti ia tinggal menikmati makanan buatan maminya.
sedangkan dewa yang masih berada di ranjang, dengan posisi duduk pun memperhatikan esta yang mempoutkan bibirnya sembari berjalan menuju kamar mandi.
"gemes banget, pilihan orang tua ga pernah gagal" dewa langsung berdiri dan memilih untuk mandi di kamar mandi bawah, alasannya karena ya tidak ada alasan sebenarnya.
setelah mandi pun esta langsung memakai baju yang sudah papi nya kirimkan kesini, ternyata tak tanggung tanggung, papinya langsung membawa semua barang-barang milik esta ke rumah ini.
memakai kaos berlengan panjang berwarna putih dan celana panjang biru muda, lalu segera menuruni tangga, tak sengaja di dapur sudah berdiri dewa dengan kaos merah berlengan pendek serta celana cokelat pendek yang sedang membuat teh.
"morning iel, mau teh??" tanya dewa saat esta berada tepat di sampingnya, lebih tepatnya sedang mempersiapkan sarapan untuk mereka berdua.
esta hanya mengangguk kecil tanpa melihat ke arah dewa, ia hanya fokus pada sarapannya. oh ya esta hanya membuat omelette dan tumis wortel & kol, kurang lebih 20 menit esta berkutat dengan sarapannya
lalu ia membawa nya ke atas meja makan yang sudah ada dewa menunggu makanannya, menyodorkan teh kepada esta, "nih, keburu dingin" esta hanya menerimanya
"maaf cuman bisa bikin ini" esta menatap dewa dan langsung melahap makanan miliknya, sedangkan dewa hanya tersenyum melihat gerak-gerik tunangan nya tersebut
"gapa-pa, belajar lagi kan bisa, makasih ya"
"untuk?"
"makanannya dan tentu pelukan semalam"
"YAK!! DEWA? LO GA NGAPA-NGAPAIN GUA KAN?!" esta tak sengaja berteriak membuat dewa terbahak melihat tingkah esta.
"ngga, tenang aja, cuman pelukan doang kok, lagian lo yang minta juga jadi bukan modus gua"
"yaelah, sorry"
"gapa-pa, gua suka kok"
"makanannya? makasih"
"pelukannya."
"bangsat banget lo! udah makan yang bener!" esta langsung kembali fokus pada makanannya, padahal esta sebenarnya tak benar-benar fokus
sedangan dewa tersenyum penuh kemenangan, betapa gemasnya saat tadi malam esta merengek meminta dipeluk, walau dewa tahu betul esta memanggil nama maminya, yang berarti esta tak sadar saat meminta pelukan kepadanya, tapi bagi dewa itu hal yang menggemaskan.
sorenya
sore ini Esta baru saja pulang dari sekolah, yapp setelah mempersiapkan kebutuhan untuk besok class meeting.
saat masuk Esta di kagetkan dengan dewa yang sedang berdiri di hadapannya dengan senyuman tipisnya, "ngapain lo? aneh"
"nungguin lo lah, ayok nonton!" ajak dewa dengan ekspresi wajah bahagia
namun Esta hanya langsung memasuki rumah tersebut dan berjalan menuju kamar mereka, dewa pun mengintil dari belakang Esta, "nonton yuk, esta"
setelah sampai di kamar esta langsung berbalik menatap dewa, tentunya dengan mendongak, "gua capek dewa, please deh mikir ngajak nonton sekarang"
"kita nonton di rumah aja kalo gitu, lo mandi gua siapin dulu laptopnya" Esta hanya mengangguk setuju dan menghela nafas lalu berjalan dengan gontai ke kamar mandi
saat esta keluar dari kamar mandi dan benar saja dewa sudah siap dengan laptop di lengannya dan dia sudah menyenderkan kepalanya di kepala ranjang, esta lalu beranjak menaiki ranjang dan duduk di sebelah dewa.
"lo ngajakin gua nonton, mau nonton apa?" tanya esta menatap laptop yang sedang di operasikan oleh dewa.
"love by chance" jawab dewa setelah menemukan series pilihannya, lalu ia meletakkan tangan kirinya pada pinggang esta
sang empu langsung melayangkan protesan terhadap dewa, "bisa kagak itu tangannya jangan di pinggang gua?"
lalu dengan santainya dewa menjawab seperti tak ada dosa, "tempatnya emang disini, esta. udah diem aja nikmati series nya aja" lagi-lagi Esta selalu kalah, laki-laki di sampingnya ini selalu punya alasan untuk apapun.
hingga tak terasa waktu berlalu, Esta terlelap dalam tidurnya, dada dewa yang dijadikan sebagai bantal pun hanya tersenyum senang, "ni orang kalo besok gua tanya ga bakalan nyadar, gus foto ah" lalu dewa pun membuka ponsel miliknya lalu segera membuka aplikasi kamera
*ckrek
tak butuh waktu lama untuk dewa menangkap selfie dirinya dan Esta yang sedang terlelap, dewa tersenyum gemas melihat dirinya yang tersenyum lebar serta esta yang seperti gadis kecil yang sangat cantik.
lalu dewa meletakan kembali ponselnya, dan membaringkan esta di sampingnya serta menyelimuti tubuh esta, tak lupa juga ia langsung menyimpan laptopnya di nakas
mematikan lampu dan dewa akan segera menyusul esta ke alam mimpi, memeluk pinggang ramping esta lalu memejamkan matanya serta tak henti-hentinya dewa tersenyum gemas.
TBC
sedikit ya wkwk, niatnya juga mau di cepetin alurnya, kira-kira chapter selanjutnya juga udah mulai ujian!!! gatau kenapa kayak kalo ga di cepetin bakalan alot banget, karena book ini tuh sebenernya bakalan lebih fokus ke Dewnani nya daripada yang cast yang lainnya, jadi maklum aja kalo alurnya bakalan di cepetin... rencananya juga ini ga sampe chapter 10 atau emang mau ngambil ending di chapter 10
bye byee
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Love
HumorWARNING ⚠️⚠️⚠️ BxB BxG Boys Love harsh words "ga nyangka ya, kita bisa bangun keluarga kecil, padahal dulu aku benci sama kamu" Esta "namanya juga jodoh yang" Dewa