Seperti nya sudah hampir dua bulan jaemin berada dikediaman Jeno...
Selama itu jaemin berusaha untuk membuka hati nya...
Hari ini jaemin dibuat sakit kepala oleh Jeno..
Hanya karena dia terluka sedikit disebabkan oleh pisau untuk memotong daging saat makan...
Jeno marah besar...
Berakhir kamar dan ruang tamu hancur...
Jaemin kini membersihkan kamar. Sangat berantakan bahkan vas vas bunga hancur lebur...
Jaemin melakukan nya ketika Jeno pergi kekantor.
Ia tak ingin membuat pria itu mengamuk lagi..
Dengan telaten, lalu membersihkan sisa nya menggunakan sapu dan kain yang sudah dibasahi..
Itu semua tak luput dari pandangan Jeno yang jauh mengawasi dari kantor nya..
Pergerakan jaemin dimanapun ia intai kecuali kamar mandi...
Jeno marah tentu saja, takut tangan jaemin terluka.
Bahkan gelas ditangan nya pecah begitu saja, amarah yang begitu memuncak Jeno berusaha untuk meredakan nya
Dan berkahir tak tahan ia menelfon salah satu bodyguard nya dirumah, dan meminta untuk memberikan ponsel nya kepada jaemin.
'ha..halo jeno?'
Perasaan nya sedikit tenang sekarang.
"Sedang apa?"
Jaemin tentu terdiam, Jeno akan menguji apakah jaemin jujur atau tidak.
'sedikit membersihkan kamar.'
"Kenapa melakukan nya!"
'aku bosan.'
Jeno menghela nafas berat, ia pastikan para penjaga dan maid mendapat hukuman nanti.
"Jauhkan tanganmu dari hal hal kotor itu!"
Nampak dari layar bahwa jaemin melepaskan pegangan kemoceng nya.
'baiklah, jangan marah.'
Kata kata singkat itu mampu membuat Jeno tenang. Sebelumnya tidak ada ketenangan didalam hidupnya.
"Aku akan pulang agak larut."
'kau melewatkan makan malam?'
"Iya."
'em, jangan lupa makan malam lebih dulu."
Jeno diam diam tersenyum.. senyum kecil miliknya yang telah lama hilang kembali muncul hanya dengan peringatan kecil itu.
"Akan ku tutup telfonnya."
'baiklah.'
Sambungan terputus, dan Jeno kini bisa mematikan semua cctv yang tersambung dikomputernya, ia tenang sekarang.
Disisi mansion jaemin menelfon salah satu delivery makanan.
"Halo, bisakah aku memesan makanan?"
"Aku memesan, gimbab dan ayam goreng dan satu cola lalu coffe hangat, jangan terlalu manis dan aku bisa minta tolong?"
"Tuliskan dinote kecil, dari jaemin. Tuliskan itu lalu letakkan didalam pesanan."
"Hanya itu saja terimakasih."
Disisi Jeno, ia tengah sibuk dengan begitu banyak lembaran kertas yang tertumpuk, itu semua perlu tanda tangannya, namun tidak hanya tanda tangan tapi ia harus cek satu persatu deretan kalimat disana agar tidak terjadi kesalahan.
Kacamata bertengger indah dipangkal hidung mancung milik Jeno.
Tak lama, suara sekertaris terdengar.
"Tuan Lee, ada kiriman makanan dan pesan dari kurirnya adalah ini dari tuan jaemin."
Mendengar nama orang yang ia sayangi membuat Jeno mendongak.
"Berikan padaku."
Sekertaris pribadi Jeno agak terkejut, karena biasa nya ada juga seseorang yang mengirim makanan kepada Jeno tetapi selalu ditolak bahkan kadang ketika tak sengaja diletakkan dimeja disaat ia tak ada, Jeno langsung membuangnya lewat balkon kantornya.
"Baiklah, pergi."
Sekertaris Jeno pamit undur diri.
Jeno membuka isi plastik sederhana itu, biasa nya ketika seseorang mengirim makanan terbungkus rapi di dalam tas kain mahal.
Dan Jeno menemukan sebuah note yang tertulis.
'dari jaemin.'
Jeno tersenyum, lagi lagi senyuman tulus.
Isi nya hanya nasi gimbab ayam goreng, satu kaleng cola dan satu gelas coffe cup kecil.
Jeno tau itu bukan masakan jaemin tapi ia tau bahwa jaemin menuruti perintahnya, bahkan jaemin peduli padanya ketika ia mengatakan kalau ia melewatkan makan malam.
Ia cukup senang, perlahan ia buka makanan yang sudah dikirim, tidak lupa ia meng video call jaemin sebagai pelengkap makan malamnya.
Ponsel Jeno disandarkan di patung kecil yang ada dimeja
Dan tak lama diangkat oleh sang empu, Jeno makin tersenyum senang.
Terlihat jaemin sedang duduk diranjang.
'oh jeno, sudah makan?'
"Aku sedang memakan pesanan mu."
'maaf aku tidak tahu makanan kesukaanmu, aku hanya bisa membelikan itu dengan uangku.'
"Aku sudah membuatkanmu akun bank."
'jeno makan saja dulu, aku akan menemanimu.'
Berakhir menurut, Jeno memakan makanan nya dan sambil menatap jaemin.
*Dia seperti anak kecil, namun aku yakin dia bipolar. Apakah aku bisa bertahan dengannya? Tapi dua bulan ini dia berusaha untuk menghilangkan amarahnya.* Batin jaemin menatap Jeno yang tengah makan sesekali menekan keyboard komputer nya.
'jeno pelan pelan.'
Jaemin tertawa kecil melihat cara makan Jeno yang amat brutal itu.
Segini dulu ygy!!!
See you!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
contigo
Fanfiction"aku tidak normal" -jn "aku disini.." -jm kisah suka duka dalam hubungan yang tak jelas... #nomin #bxb