🥀(1) Miss My Baby🥀

1.3K 33 0
                                    

Rencanamu mungkin harus dilalui dengan air mata kesedihan sebelum hasilnya bisa menghadirkan air mata kebahagiaan

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy Reading❤️
.
.
.
.
.

"Morning mas," sahut Prilly yang membangunkan suaminya, Ali, dengan mencium pipinya agar bangun.

"Mas ayo bangun," sahutnya kembali karena suaminya belum juga membuka matanya dan masih terlelap tidur.

Perlahan badannya mulai menggeliat dan membuka matanya sambil tersenyum melihat istrinya.

"Morning juga sayang," jawab dengan suara paraunya, kemudian Ali mengubah posisinya menjadi duduk yang masih dibalut selimut.

"Mas mandi dulu gih, aku siapin sarapan dulu dibawah," ucap Prilly sebelum beranjak. Namun bukannya menjawab, Ali malah menarik tangan dan menahan tengkuk Prilly kemudian mencium bibir mungil istrinya. Prilly yang menikmati hal itu langsung membalas suaminya hingga kehabisan nafas.

"Iya sayang," jawab Ali yang melepas yang menyudahi kebiasaannya. Lalu untuk kedua kalinya Ali akan melakukan hal yang sama, langsung Prilly tahan dada bidang Ali.

"Mas masih pagi, mandi dulu sana," perintahnya.

"Pipinya belum sayang," kata Ali membuat pipi Prilly memerah seketika.

"Nanti kesiangan ke kantornya mas," ucap Prilly mengalihkan perhatian sambil menahan senyumnya.

"Habis mandi mau mas cium lagi?" tawar Ali hingga tangan Prilly refleks memukul bahu Ali karena tersipu malu.

"Mas ih cepetan! Aku kesiangan siapin sarapannya," Ali hanya terkekeh melihat wajah Prilly yang gemas.

"Iya iya, mas mandi sekarang," jawabnya yang langsung masuk kamar mandi.

"Handuknya mas!" teriak Prilly.

"Oh iya lupa," kata Ali yang mengambil handuk dari tangan Prilly yang sudah ada didepan pintu.

"Kebiasaan deh mas," kata Prilly yang dijawab cengengesan oleh Ali. Kemudian Prilly merapikan ranjangnya dan menyiapkan jas untuk suaminya.

"Sayang!"

Prilly langsung menoleh, "kenapa lagi?"

Ayo mandi bareng," ajak Ali yang membuat Prilly langsung pergi begitu saja karena terus digoda oleh suaminya.

Prilly langsung turun ke bawah dan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan, Ali juga sengaja membawa bibi Wati sebagai asisten rumah tangga dari rumah mama Rosa untuk bekerja di rumahnya. Karena sudah ada tiga orang yang bekerja di rumah orang tua Ali.

"Eh, non sama bibi aja gapapa," ucap bi Wati saat mengaduk tumis yang hampir matang.

"Gapapa, Illy bantuin biar cepet beres, bi," katanya dengan tersenyum. Prilly tidak pernah membeda-bedakan bahwa dirinya sebagai pemilik rumah disini dan dengan seenaknya bisa memerintah sesuka hati. Ia menganggap bi Wati sebagai mamanya meskipun ia masih mempunyai orangtua lengkap.

Hidangan pun sudah matang dan tertata rapi di atas meja, Ali yang sudah rapi langsung turun untuk sarapan.

"Wah, enak banget ini," kata Ali dengan semangat menatap semua masakan kemudian ia menarik kursi untuk duduk. Prilly yang ada di sampingnya langsung menyendok nasi ke piring Ali.

"Bibi ayo sarapan bareng," ajak Ali pada bi Wati yang jarak dari dapur ke ruang makan tidak terlalu jauh.

"Iya ayo bi," sahut Prilly yang membuat bi Wati segan atas kebaikan majikannya tersebut.

The Power of Love (Always In My Heart) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang