~let's go~
Kini hawa kantuk dirasakan oleh siswa siswi yang ada diruangan tersebut, ditambah cuaca yang panas dan guru yang sedang menjelaskan tentang sekolah ini membuat para siswa siswi mulai bosan dan mengantuk
Kringgg
Suara bel istirahat berbunyiKantin
"Sumpah, ngantuk banget gue" ucap gadis yang bernama sara itu, mengeluh sebab hal yang dia lewati baru saja terasa sangat membosankan.
"Benerlah, katanya mpls tuh seru, ini apaan ngedengerin pak gatot ngangong doang" timpal samudra yang kini setuju dengan ucapan sara
"Bumi mana sar?" Kali ini suara sol, pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut gadis itu mampu membuat sara memutar bola matanya malas.
"Tuh" timpal sara yang juga menunjuk keseorang pemuda sedang tertawa berasama perempuan asing disampingnya
"Sar parah banget lu ninggalin gue" pemuda itu datang langsung dengan ocehannya yang tak lain tak bukan adalah bumi.
"Heh monyet, gue udah manggil lu dari tadi ye, lu aja asik sama..." sara menghentikan kalimatnya, tapi matanya menoleh ke arah gadis yang bumi bawa datang bersamanya
"Oh, sorry ya gue ga bisa fokus kalo liat cewek cantik sar" gombal bumi yang mampu mebuat gadis itu tersipu
"Bum gue kesana ya, temen-temen gue manggil, duluan ya sar" gadis yang tak diketahui namanya itupun langsung pergi setelah mendapat anggukan bumi.
"Udah pesen makan ? Sumpah gue laper?" Ucap bumi yang kini tengah melihat apa yang bisa ia makan.
"Kirain udah kenyang liat cewek cantik" kini solana yang membalas kata-kata dari bumi
"Kurang, gue belum liat lo soalnya" lagi-lagi bumi dengan kata-kata andalannya, tapi kali ini rasanya solana lebih ingin muntah dari pada mendengar kata-kata sebelumnya yang lelaki itu lontarkan untuk gadis lain.
"Sekarang udah kenyangkan lo, udah ga usah makan" samudra kali ini bereaksi terhadap kata-kata bumi
"Kampret lo sam, lo ga denger perut gue bunyi dari tadi?" Bumi kini memberi tatapan sinis, bukan karena samudra tidak ingin memberinya makan, tapi karena samudra merusak momentnya menggoda solana.
"Ssttt gue udah pesen, duduk diem lo berdua" kini sara yang benar-benar melerai pertengkaran anak kecil itu. Baru saja bumi ingin duduk disebelah solana tetapi ada sosok lain yang mendahului pergerakan bumi.
"Kaya jelangkung aja sih lo lan, dateng ga diundang juga, ngambil posisi orang lagi" oceh bumi, sepertinya tak habis habis emosi bumi diuji kali ini. bulan, iya sosok yang tiba tiba mendahului bumi untuk duduk disamping sol
"posisi apa ya bumii, emang lo pacarnya sol yang harus nempel terus ?" ucap bulan dengan sinis menatap bumi, baru saja bumi ingin menjawab tapi lagi lagi ia dihentikan oleh suara seseorang
"permisi ya neng geulis, aa kasep ini makanannya" wanita yang bertubuh lumayan besar itu menghentikan pertekaran antar teman ini, ia membawa satu nampan makanan dan minuman yang dipesan oleh sara. bumipun mau tak mau hanya duduk disamping samudra karena ia sudah terlalu lapar untuk berdebat dengan para wanita wanita yang ada didepannya
"gimana sol ?" bumi kini membuka suara setekah satu suapan masuk kedalam mulutnya, ia hanya tak tahan jika sedetik tak mengbrol dengan solana
"engga gimana gimana bum, sama aja bosen" balas solana yang tak tertarik untuk bercerita, ia terlalu malas untuk mengingat kejadian didalam kelas tadi
"tapi tadi gue denger kelas lo ribut banget" kali ini sara yang berbicara, sebab ia juga penasaran
"ya biasa sar, bocah caper" timpal samudra yang dibalas anggukan teman temannya
"Eh bum, lo kenal kakel namanya adit kelas 12 IPA 2? bulan tiba tiba menyela
"iya temen futsal gue, kenapa lan" balas bumi yang masih sibuk mengunyah makanannya
"gpp, dia tadi minta nomer gue, orangnya gimana bum? baik?" kali ini bulan begitu antusias, tetapi dua sahabat disampingnya hanya menggelengkan kepala, sebab mereka pikir bisa bisanya sahabatnya ini mendapatkan pacar dihari pertama sekolah, eh ralat calon pacar, karena jika seseorang sudah meminta berenalan dengan bulan sudah pasti ingin kearah pacaran, karena siapa yang tidak tertarik kepada gadis seperti bulan yang memiliki paras cantik, aura positif, dan feminim, cocok untuk dijadikan kekasih.
"baik sih, cuman masih baikan samudra, ya ga sam" ucap bumi yang kini tengah merangkul bahu samudra, seseorang yang dirangkul bahunyapun hanya menggeleng gelengkan kepalanya
"percuma banget gue nanya lo" jawab bulan lagi kesal karena bumi tak serius menanggapi pertanyaannya
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE || Lee Jeno
Novela Juvenil"Rasa takut, membuat rasa yang nyata tak tersampaikan" Solana maharani dan Bumi adhiyaksa adalah dua teman karib sejak sekolah menengah pertama. Menurut bumi pertemuan solana dengan ia adalah sebuah takdir. Seperti nama mereka bumi dan solana. Solan...