Hening keadaan menghantarkan dia yang tidak sadar segera membuka kelopak mata dengan perlahan. Cahaya lampu yang menyinari disana perlahan masuk kedalam retina sehingga kini dia dapat melihat langit-langit kamar yang berwarna putih.
"Loh ini dimana?!" kagetnya saat ia tersadar berada di dalam sebuah ruangan yang dirinyapun tidak tahu dimana.
Mata sipitnya kini menelisik sekitaran ruangan yang ia tempati, ruangan putih dengan lalu ia merasakan kehangatan dibalik kain yang ia gunakan.
Selimut! Hyunjin langsung sadar sepenuhnya saat melihat ia yang terbaring di kasur luas dengan selimut melindunginya dari suhu dingin.
Segera ia mendudukkan diri dengan melihat badannya yang beruntung masih terbalut pakaian kemarin. Kini ia pun teringat akan pria dewasa yang menolongnya, apa mungkin ini di rumah milik pria itu.
Ingin segera memastikan dengan benar, Hyunjin lekas turun dari atas ranjang yang benar-benar mpuk. Sangat berbeda jauh dengan kasur kapuk di rumah kakek yang mana selama dirinya hidup tidak pernah di ganti sama sekali.
Pintu dibuka. Hyunjin terperangah karena berada di dalam sebuah bangunan yang cukup mewah, dimana segala perabotan hingga interior rumah benar-benar mewah.
Sekilas dirinya terpikir, apakah ia di culik? Atau apakah dia akan dijadikan pendonor organ dalam oleh pria tampan kemarin.
Tapi dengan dirinya berada di dalam rumah yang megah dan indah itu sedikitnya ia bersyukur karena dirinya dapat tidur nyenyak dan terbangun bukan karena teriakan cempreng sang nenek ataupun sodara yang lain nya.
Hyunjin melangkahkan kakinya menelusuri ruangan yang dirinya yakini itu adalah ruang keluarga sebab disana terdapat televisi juga sebuah figura besar dimana itu adalah foto pernikahan pria kemarin bersama istrinya.
"Cantik banget!" gumamnya terperangah akan sosok wanita cantik di sebelah pengantin pria.
Kembali ia teringat akan hari kemarin yang sudah menggelap. Dirinya tertidur pulas didalam perjalanan yang entah dimana dirinyapun tidak tahu, dan sangat yakin Hyunjin jika dirinya keluar dari rumah ini pun hanya akan kebingungan sebab ia tidak tahu dirinya dimana.
"Permisi."
Hyunjin berbalik kearah belakang, melihat satu orang dengan pakaian seragam yang ia yakini itu khas untuk maid. Pria itu sekaya apa sampai pembantunya diberikan seragam hitam putih.
"Tuan besar berpesan jika anda bangun, alangkah baiknya membersihkan diri."
Bodoh! Ia baru ingat pasti telihat sangat kucel mengingat ia luntang lantung kemarin, dan ia baru ingat dirinya juga belum makan seharian kemarin sampai saat ini dan tanpa sadar dirinya merasa sedikit perih didalam perut.
"Tapi pakaian aku di tas, aku gak tau itu dimana."
Sang pembantu tersenyum ramah,"dikamar yang anda tempati tuan."
Hyunjin mengangguk, lantas pamit untuk kembali kedalam kamar yang ia tempati sebelumnya. Meninggalkan si maid itu dengan menggeleng kecil melihat tingkah tamu dari tuannya yang begitu lucu saat berekspresi.
Kala ia kembali kedalam kamar, dirinya lagi lagi merasa bodoh karena tidak memerhatikan dengan baik sekeliling dari ruangan itu. Tasnya berada di sebuah meja yang mungkin saja itu adalah meja rias, yang mana segera dirinya langsung menghampiri barang miliknya.
Dilihatnya tas yang berisi pakaian juga tas yang berisikan beberapa barang penting serta uang yang ia tabung salama bekerja juga uang pensangon miliknya ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Umbuk Asmaraloka
FanfictionCerita ini, hanya kisah seorang remaja yang putus asa dengan kehidupannya sendiri. Telah di tinggalkan orang terkasih serta di tendang dari rumah yang telah menjadi saksi bagaimana ia tumbuh dalam kesengsaraan.