Beberapa hari di rumah besar nan mewah itu, bukan menjadi sebuah kebahagiaan Hyunjin melainkan rasa sungkan sebab dirinya benar-benar menumpang begitu saja.
Akhir akhir ini Minho sang tuan besar di kediaman tersebutpun begitu sibuk hingga pergi pagi dan pulang dikala jam sudah lewat dari pukul 9.
Kini, dimalam ini hyunjin melirik jam dinding di dalam kamarnya. Keseharian dirinyapun sebagian besar di habiskan didalam kamar tamu, sebab dirinya tidak di perbolehkan bekerja dan di anggap sebagai tamu oleh si pemilik rumah.
Bosan? Ya, sungkan? Jangan ditanya. Tetapi melakukan hal lain tanpa di suruh pun menjadi ketidak sukaan Minho.
Ingin berbaur dengan para maid tapi sepertinya mereka begitu sibuk untuk pekerjaan masing-masing, sama seperti kedua pemilik rumah ini Minho juga Lia.
Ah mengingat tentang Lia, Hyunjin hanya mengetahui jika wanita cantik itu tengah sibuk dengan jadwal pemotretan.
Dan kini Hyunjin seakan menajamkan pendengarannya kala suara deru mesin mobil kobil terdengar jelas, dengan bergegas dia segera beranjak dari kursi yang terdapat didepan meja rias kamar tamu.
Dan benar saja, saat keluar dari kamar tersebut apa yang di harapkan oleh Hyunjin terlaksana. Minho masuk rumah dengan wajah datar dan dingin seperti biasanya, yang mungkin pikir Hyunjin sendiri itu sebab sang lelaki tidak pernah terkabul keinginannya. Seperti istrinya yang tidak pernah melayani.
"Pak!"
"Oh Hyunjin, kenapa?"
Saat ingin mengutarakan keinginan, tiba-tiba saja hatinya merasa tidak enak mengingat pria baik hati itu belum sama sekali duduk dari pulang bekerjanya. Lantas dia menggeleng kecil dengan tersenyum kecil.
"Kamu ini!" Gemasnya sambil mengusak kecil kepala Hyunjin hingga sang empunya terdiam sesaat, apalagi ada senyum kecil yang membuat dirinya sedikit terpana.
"Kamu sudah makan malam?"
Mendengar pertanyaan tersebut jelas Hyunjin langsung menggeleng. Ini baru pukul setengah tujuh malam, sedangkan makan malam biasanya tepat pada pukul tujuh setelah kepulangan Minho.
"Kalo begitu, nanti kita makan malam bersama ya saya mau mandi dulu."
30 menit berlalu~ ...
Kini dua manusia yang berbeda usia tengah terduduk dengan makanan enak tersaji di hadapan mereka. Keduanya juga tengah menikmati santapan dengan begitu tenang, apalagi setelah kedatangan Hyunjin rupanya membuat Minho semakin sering makan di rumah meski pulang lembur sekalipun.
Hyunjin tentu mengetahui itu sebab salah satu maid yang berada dibagian memasak mengatakan hal tersebut, hingga sedikitnya ia menjadi senang sebab masakan nya cukup merasa puas sang penolongnya kala itu.
Dan kini waktunya Hyunjin untuk segera mengutarakan keinginannya, seperti yang ingin ia lakukan pergi dari rumah mewah tersebut dan mencari pekerjaan untuk menyambung hidup meski dirinya tidak tahu untuk apa ia tetap melanjutkan kehidupannya yang hampa ini
Selang beberapa menit setelahnya, Minho juga Hyunjin sudah menyelesaikan makan malam nya dengan tenang tidak seperti saat ada istri dari Minho kala itu.
Jika ada, mungkin bukan ketenangan yang mereka rasakan melainkan sebuah kekesalan sebab sepasang pasturi itu tidak pernah akur sama sekali.
"Pak, ada yang mau Hyunjin omongin!" ujarnya memulai sehingga minho menyandarkan punggung sambil menatap teduh pemuda di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Umbuk Asmaraloka
FanfictionCerita ini, hanya kisah seorang remaja yang putus asa dengan kehidupannya sendiri. Telah di tinggalkan orang terkasih serta di tendang dari rumah yang telah menjadi saksi bagaimana ia tumbuh dalam kesengsaraan.