10 ; The figment on our mind

144 25 6
                                    

I just want to make you smile, but
I know that'll take a while 'cause
I'm tryin' to find myself
I just want to make you proud, but
I think that I'm runnin' out of time.

[]

Setelah Rosie tahu bahwa Lee Taehyung pulang ke Daegu seminggu yang lalu, sikapnya menjadi tidak karuan belakangan ini. Entah kenapa moodnya seperti jungkir balik. Sedetik lalu dia kesal dan marah kemudian detik selanjutnya dia sedih dan ingin menangis.

Dan kemarin, ketika Rosie baru saja berniat serta memantapkan diri untuk melupakan mas mantan, ia malah ditawari pekerjaan di Daegu dengan seseorang yang waktu itu ia kira selingkuhan dari sang mantan, mana Rosie sudah setuju duluan!

Rosie kepalang malu ketika tahu Song Su-ji, yang memintanya untuk mereview makanan dari restoran miliknya didaegu-- ternyata bukanlah selingkuhan sang mantan. Melainkan sepupu akrab si mantan yang dianggapnya sebagai kakak sendiri.

Gila, jadi selama ini Rosie cuma salah paham?!

Sial bukan main, ketika Rosie sedang berjalan menuju penginapan yang Suji berikan, ia malah bertemu dengan preman yang memalak uang. Lengkap sudah perjalanan bisnis Rosie kali ini.

[]

Selamat sore dari Daegu.

Sekarang Taehyung sedang merasakan udara kampung halaman yang sudah lama tidak disinggahinya. Bersama sepeda tua milik kakeknya, ia melihat jalan dan bangunan yang beberapa tahun ini sudah berubah bentuknya dari terakhir kali ia berkunjung.

Taehyung mengayuh sepeda menuju tempat yang biasa ia tuju ketika sedang berada di Daegu. Hanya sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi, namun punya kenangan tersendiri. Bagi Taehyung, tempat itu tempat keramat, tempat dimana ia biasa mengumpat tanpa khawatir ada yang cegat.

Ketika Taehyung sedang khusyuk mengayuh sepeda, tiba-tiba saja ada batu yang mendarat dikepala, buat kaget saja! Untung saja Taehyung hanya oleng sedikit.

Dengan perasaan kesal didada, Taehyung langsung mencari sumber lemparan batu itu berada yang ternyata tidak jauh diseberang sana. Lantas ia membalikkan sepeda, mengayuh kearah mereka yang terlihat sedang dimabuk amarah.

"Permisi, ada apa ini?" Taehyung bertanya penasaran. Segerombolan orang ini memang terlihat mencurigakan.

"Jangan ikut campur!" Buset, galak juga abangnya.

"Saya adik dari pemilik tempat ini yang diamanatkan untuk menjaga tempat ini jadi saya berhak tau ada situasi apa disini."

"Ini loh mas, preman-preman ini mau memalak saya!"

Setelah mengucap itu, Taehyung langsung melihat presensi Rosie yang sudah berkeringat lelah akibat menahan amarah.

Taehyung menganga tidak percaya, begitu pula Rosie. Kenapa mereka harus bertemu lagi dalam situasi macam ini, sih?

[]

"Nih, mau minum nggak?" Rosie bertanya sambil duduk menjulurkan kakinya kebawah bukit.

"Makasih," jawab Taehyung yang duduk disampingnya. Napasnya masih tersengal karena mereka kabur dari preman-preman tersebut setelah Taehyung menendang kemaluan mereka.

Roseanne tertawa kecil mengingatnya. "Makasih juga ya, udah bantuin aku."

"Sama-sama, lagian ranselmu isinya apa sih. ya Tuhan, berat banget," dia bertanya setelah meminum air dari Rosie.

"Itu kamera dan alat yang lain. Lagian kamu main bawa aja. Aku aja nggak berani bawa. Pegel nggak, bahunya?" Rosie tuh khawatir karena Lee Taehyung langsung lari membawa ransel dan tasnya yang berisi baju sambil menarik tangannya untuk naik sepeda.

"Lumayan." Taehyung menyengir.

"Nanti aku traktir koyo." Ah, Taehyung kecewa. Ia kira Rosie mau pijit bahunya. Lagian Taehyung saja yang berharap banyak, padahal sudah jadi mantan.

Hening meraup situasi. Rosie baru sadar kalau dia dan Taehyung harusnya tidak seakrab itu lagi. Rosie langsung canggung duduk disamping Taehyung. Ia tidak tahu harus berbasa-basi apa lagi setelah ucapan terakhirnya dibiarkan menggantung begitu saja.

Sementara dipihaknya, Taehyung sedang menyadarkan dirinya jika Rosie yang disampingnya ini bukan Rosie yang dulu lagi. Sudah jadi milik orang lain. Begitupun dirinya, setelah dia menerima pertunangan tersebut, Taehyung menyatakan diri bahwa dirinya bukan lagi pria lajang meskipun pertunangan belum benar-benar dilaksanakan.

"Lo.. apa kabar?" tanya Taehyung yang pada akhirnya membuka ruang.

"Puji tuhan baik," jawab Rosie. "Kamu sendiri?" Rosie melirik sedikit kearah Taehyung.

"Baik juga," Taehyung menatap kebawah bukit, "lo.. kok bisa kesini? Nyariin gue ya?"
Taehyung bercanda.

"Yeh nggak ya! Aku ada kerjaan disini, ge-er aja kamu tuh." Rosie memukul lengan Taehyung main-main. "Aku tuh disuruh untuk mukbang di restoran punya sepupumu, Suji. Katanya kamu yang rekomendasiin aku."

"Iya, gue bilang sih waktu itu ke Suji, kalau mantan gue udah sukses sekarang, jadi youtuber mukbang."

Rosie tersenyum kecut. "Tapi katanya bukan mukbang biasa. Oh iya, kamu kok tiba-tiba pindah dari Seoul?"

"Kok tau gue pindah, tuh 'kan, lo nyariin gue ya?"

"Ih, serius kenapa sih." Rosie mencebikkan bibir kesal. "Waktu itu mau balikin barang ke kamu."

"Barang apa?" Taehyung menggaruk kepala yang tak gatal, merasa bingung.

"Semua barang-barang yang kamu kasih ke-aku. Aku udah nggak bisa terima itu lagi sekarang." Taehyung menunduk dalam, Rosie pasti benar-benar mencintai Woosung.

"Nggak usah dibalikin. Aku ngasih semua itu ke kamu bukan karena formalitas, bukan karena aku mau nunjukkin kalau aku pacar yang baik, tapi karena memang kamu berhak mendapat semua barang-barang yang aku kasih ke kamu." Taehyung menolak dengan suara lembut. Kepalanya hanya menatap kebawah.

"Jangan dibalikin, ya?" Rosie tertegun dengan Taehyung yang mengganti nada bicaranya.

"Kalau itu mau kamu," kata Rosie setelah menghela napas.

"Berapa hari stay disini?"

"Kurang tau juga sih, soalnya 'kan belum meeting-- astaga! Aku ada meeting loh harusnya habis ini," panik Rosie ketika melihat jam sudah menunjukkan angka lima sore.

"Ayo biar aku yang anter."

"Makasih untuk hari ini Taehyung. I owe you a lot."

[]

To Be Continued.

Fractura HepaticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang