7 ; It would be this hard

487 90 27
                                    

Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said
it would be this hard

[]

Februari, 2020.

"The Korean government introduced an entry ban on foreign nationals from Hubei Province, strengthened visa screening of travelers from China and Japan, and designated China (including Hong Kong, Macau), Italy, and Iran as 'quarantine inspection required areas', to tighten screening of travelers from these countries..."

Suara siaran berita mengiringi langkahnya ketika sedang berjalan menuju hunian yang ditinggalinya sementara. Cahaya lampu menyirami sebagian jalanan, angin musim dingin menusuk kedalam mantel, nafasnya berubah menjadi asap putih yang menyembur dari mulut dan hidung.

"Sial, dingin banget," katanya. Gadis itu akhirnya menepi disebuah cafe diperpotongan jalan.

Semenjak Rosé menjadi bintang tamu dadakan didalam mukbang V-log milik Jihu 3 tahun lalu, dia terdorong untuk membuat akun youtube. Komentar yang didapatkan dari videonya Jihu sangat positif membuatnya percaya diri. Alhasil sekarang Rosé sudah membuat laman youtubenya sendiri. Akun instagramnya meningkat drastis, jumlah subscribernya juga hampir mencapai jutaan. Banyak restoran dan café yang menawarkan menu-menu mereka untuk direview kepada Rosé.

Rosé mulai terbiasa dengan kegiatannya yang baru sebagai konten kreator. Selain mukbang, Rosé juga terkadang mereview skincare sebab banyak followers yang bertanya dengannya apa rahasia wajah cantik sepertinya. Dengan parasnya yang bak aphrodite, maka wajar jika saat ini Rosé menjadi buah bibir hangat para pria Korea. Belum lagi diinstagramnya terkadang Rosé mengcover lagu-lagu, seperti layaknya cover terakhirnya diinstagram pada akhir tahun 2017 lalu ; Wildfire dari Cautious Clay.

Ibarat wanita-wanita lain yang menyampaikan sesuatu lewat isyarat, Rosé menyampaikan perasaannya melalui lirik lagu yang dinyanyikan. Melalui melodi, pesan tersiratnya menunjukkan bahwa ada seorang pria yang menarik perhatian, membuat nyaman. Meskipun Rosé belum bisa dikatakan untuk sampai ditahap cinta-mengingat dia adalah orang yang tidak mudah untuk jatuh cinta-pria ini sangat tulus dan serius, membuat Rosé percaya untuk menjalin sebuah hubungan yang baru.

"Bang, bombardino satu,"

Suara seorang pria yang sedang berdiri dipintu masuk barusan tertangkap telinga, memutus tali pikiran Rosé yang mulai tidak fokus dan kemana-mana. Pun Rosé baru menyadari cafe yang dimasukinya ini adalah cafe khas Italia. Matanya hampir saja copot ketika dia mendongak untuk melihat orang yang barusan datang, benar seperti dugaannya atau tidak. Dan ya, jawabannya benar.

Pikiran Rosé serasa kosong seketika. Dia berusaha menutupi wajah, tangannya bergetar panik memegang buku menu. Berusaha menetralkan diri. Ketika sudah tidak mendengar lagi suaranya, Rosé mulai menutup buku menu. Namun, matanya malah semakin melebar, jantungnya berpompa tidak karuan. Pria itu duduk didepannya.

"Kamjagiya!" Pekiknya kaget. Pria itu tertawa pelan. "Ngagetin aja," lanjutnya sambil mengurut dada.

"Hai,"

Rosé hanya tersenyum sedikit, kemudian pura-pura mengalihkan pandangannya kembali kepada buku menu yang ia pegang. Percayalah dibalik buku menu, Rosé sedang mati-matian untuk menahan diri, jantungnya saat ini berpompa sangat cepat, sampai telapak tangannya mengeluarkan keringat. Sejak kapan pria Lee ini kembali?

"Pegang buku menunya terbalik," katanya sembari mengulum senyum. Berusaha menahan tangannya untuk tidak mengusap puncak kepala Rosé.

Rosé merutuki dirinya yang terlalu fokus menenangkan diri sehingga tidak memperhatikan buku menu yang terbalik. Memalukan sekali. Dia memilih untuk menaruh buku menunya saja.

"Apa kabar?" tanyanya.

"Ha? Oh, baik." Rosé limbung.

Lee Taehyung tidak banyak berubah dari yang terakhir kali Rosé lihat. Perbedaan mencolok hanyalah pria ini nampak sangat berantakan. Garis hitam yang membentuk kantung dibawah mata, kumisnya sedikit tumbuh, rambut yang mulai memanjang yang entah sudah berapa lama tidak dipotong, kendati begitu, rambutnya terlihat lebih fluffy dari pertemuan mereka terakhir kali.

Lee Taehyung mengatupkan mulutnya, tidak berusaha untuk membuka percakapan lagi. Mereka merasa sangat canggung satu sama lain. Rosé merasa belum siap bertemu dengan Taehyung. Sementara Taehyung masih dengan perkara hatinya yang belum selesai sesaat bertemu. Rosé merasa gemas sendiri dengan situasi ini.

"Tae/Ros," mereka berucap bersamaan membuat keduanya menguar tawa.

Rosé mengulum senyum.

Suara ketawanya Taehyung masih sama. Masih mirip bapak-bapak, masih bikin candu, dan masih sukses bikin Rosé untuk ikut senyum. Kendati sekarang senyumnya harus ditutupi mati-matian, ketulusan didalamnya tidak pernah berbeda dari 3 tahun lalu.

"Kamu duluan," ucap Taehyung setelah tselesai dengan tawanya.

"Kamu kapan pulang?"

"Dua minggu lalu, sebelum covid separah sekarang," jawabnya sambil menyesap bombardino yang baru diantar pelayan.

"Oh."

'Udah sampe selama itu, tapi nggak ngabarin.' Batin Rose. 'Eh apasih, Ros.' Rose menggelengkan kepala.

"Gimana jadi youtuber? Terkenal dong kamu sekarang?" Tanya Taehyung bernada penasaran.

"Kok tau sih?"

"Tau dong, aku tuh subscriber kamu tau," Taehyung terkekeh. Ekspresi Rosé sangat menggemaskan.

"Ya gitu deh, sekarang jadi punya banyak temen," jawab Rosé. Wanita itu memang tidak pernah menganggap followers atau subscribernya sebagai penggemar. Menurut Rosé mereka adalah teman.

"Beruntung banget aku ketemu publik figur disini." Taehyung tersenyum.

Obrolan singkat mereka terputus dengan dering telepon milik Rosé, menampilkan sebuah nama bersandingan dengan emot love disampingnya.

Rosé melirik Taehyung sedikit lewat ekor mata. Pria itu nampak penasaran. Rosé sejatinya tidak enak mengangkat telepon dari pacarnya didepan mantan sendiri.

"Oh, angkat aja gapapa," kata Taehyung.

Rosé sekali lagi melirik Taehyung, merasa tidak enak. Namun Taehyung hanya memberikan senyum manisnya.

"Halo?"

"Hei sayang, kamu lagi dimana?" Jawab pria itu diseberang.

"Emm sebenarnya aku nggak tau lagi dimana. Tapi ini di Italian cafe."

"Oh, kayaknya aku deket dari situ. Jangan kemana-mana dulu, aku jemput, kita pulang bareng."

"Oke."

"See you, love you."

"Love you too." Balas Rosé sambil melirik kearah Taehyung yang masih melihat kearahnya dengan senyum manis.

"Wih, siapa tuh?" Tanya Taehyung.

"Oh, tadi pacarku."

"Cie," ledek Taehyung dengan wajah menyebalkan. Reaksi yang sangat berbanding terbalik dari harapannya. Rosé pikir Taehyung akan menunjukkan wajah kesal, marah, atau mimik wajah patah hati lainnya. Tapi sayang, pria itu malah menunjukkan wajah menyebalkan.

"Gue balik duluan, nanti malah ganggu lo sama pacar lo lagi," Taehyung berdiri, "kalo butuh apa-apa bisa hubungin gue, nomor gue nggak pernah ganti," lanjutnya.

Taehyung keluar dari cafe tersebut. Tanpa Rosé ketahui, Taehyung mengepalkan tangannya sangat kuat hingga berdarah didalam kantong mantelnya sedari tadi, buku-buku jarinya memutih menahan kesal.

Diotaknya sekarang hanya mengingat satu nama, nama pria yang tadi tidak sengaja dia lihat diponsel Rosé. Pria yang sekarang menggantikan kedudukannya,

Jang Woosung.

[]

Guys aku minta maaf untuk keterlambatan updatenya huhu. Wattpadku error, draftnya hilang seperempat, jadinya aku nulis baru :((

Maaf dan makasih yang udah nungguinn!

Tinggalkan pesan untuk author disini.

Fractura HepaticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang