[2] Lust

168 18 6
                                    

Jeongin tidak pernah mengetahui alasan mengapa Chan ingin menjadikannya pasangan, ketika dirinya bahkan tak diperlakukan sepantasnya sebagai seorang kekasih. Hingga detik terakhir pun, Jeongin tak pernah mengerti apa alasannya.

.

.

.

.

-oOo-

Stray Kids fanfiction

Lust

By Vian

Bang Chan x Yang Jeongin | M | Angst | DEAD DOVE: Do Not Eat | Tag & warning! alternate universe, high school, boyfriends relationship, toxic relationship, abusive behaviour, suicide attempt, implicit sex scene, non-concent, rape, murder, suicide, harsh words, typo, etc.

BACALAH DENGAN KESADARAN PENUH BAHWA CERITA INI MURNI FIKSI, TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN DUNIA NYATA, DAN TIDAK UNTUK DICONTOH/DIPRAKTIKKAN SEDIKIT PUN!

Selamat membaca!

-oOo-

.

.

.

.

.

"Yang Jeongin, apa kamu mau menjadi kekasihku?"

Saat Chan bertanya dengan senyum tipis mengulas bibir bersama matanya yang menyipit indah, Jeongin berpikir semua hal mungkin saja terjadi. Meskipun menurutnya probabilitas kenyataan-kenyataan yang diatur oleh takdir terkadang begitu bias; pertanyaan tersebut terdengar begitu memabukkan walau mustahil adanya. Seorang pemuda tampan dan kaya raya menyukai remaja tanggung berpenampilan lusuh sepertinya; memangnya Jeongin sedang hidup dalam kisah fiksi romansa?

Dipikir-pikir pula, dari mana keberanian Jeongin itu mengepul bak asap milik api yang sulit padam–ia menerima Chan begitu saja karena alasan tak boleh menyia-nyiakan kesempatan.

Kemudian, hari-hari mereka jalani layaknya sepasang kekasih. Chan yang sering mampir menjemput Jeongin untuk kencan, atau Si Rubah Kecil yang akan menyiapkan bekal dan menyerahkannya pada sang pacar di jam istirahat makan siang. Bila diingat kembali, waktu itu Chan tidak benar-benar menerima hasil kerja keras Jeongin—bekal yang dibungkus menggemaskan harusnya dimakan dengan lahap, tetapi kenyataannya justru dibuang diam-diam ketika yang lebih muda memilih pergi membeli minuman.

Jeongin sakit hati. Ada yang menyesakkan baginya; ada yang menghancurkan hatinya. Namun ia berlaku seolah tak ada masalah menimpa dirinya. Ia berpikir, mungkin, masakan buatan Jeongin memang tak enak. Atau kemungkinan terburuknya, sebenarnya Chan tak benar-benar menyukainya.

Pemuda itu nyaris menangis tiap malam, mengingat kebodohan dirinya karena menerima tawaran Chan sebagai pacar. Dari awal saja sudah membingungkan—dari mana keyakinan Jeongin terpupuk hingga menganggap semua kejadian yang menimpanya merupakan hal wajar?

Bekal makan siang hanyalah salah satu dari ketidakwajaran hubungan mereka. Ingat ketika Chan sering mengajak Jeongin kencan? Kakak kelasnya itu sering menjemput Jeongin tanpa basa-basi; tak pernah memedulikan apakah adik kelasnya punya waktu senggang atau tidak. Hingga Jeongin merasa, kencan tersebut tidak lagi bisa disebut kencan sebab janji pertemuan yang mengikat keduanya, justru lebih mirip terlihat sebagai janji yang terikat antara Chan dengan sosok di balik pesan-pesan singkat di ponselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Delusi | ChanJeong CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang