Mew begitu bahagia mendengar kehamilan Amanda, berita ini sedikit mengalihkan perhatian Mew . Setelah menjalani kehidupan rumah tangga selama 2 bulan Mew di karuniai kecebong kecil yang tertanam di perut Amanda kabar ini tentu membuat bahagia baik keluarga Jongcheveevat dan keluarga Obdam perayaan besar mereka selenggarakan guna mengumumkan kepada dunia bahwa saat ini Mew kembali di berikan kebahagian.
" Sayang hati hati" ucap Mew menuntun Amanda turun dari tangga
" Phi Mew tidak perlu berlebihan aku tidak apa" ucap Amanda dengan lembut
" Hey Mew kau terlalu berlebihan, Ayah tidak menyangka kau akan seperti ini"
" Hey Jong kau tidak mengaca dulu kelakuanmu seperti Mew ketika aku pertama hamil bukan hanya pertama yang kedua pun sama aku sampai bergidik ngeri mengingatnya" kesal ibu Mew mengingat suaminya dulu
" Diamlah ayah,kelakuan kita sama"
Begitulah keseharain di rumah Jongcheveevat, Mew dengan segala perhatiannya menjaga Amanda dilengkapi dengan peran ayah ibu serta jom yang senantiasa merawat calon cucu dan keponakan mereka.
Bagi Amanda perhatian dan kasih sayang yang dia dapatkan dari keluarga Mew membuat Amanda selalu bersyukur dikelilingi oleh mereka, setiap hari ada saja kelakuan yang membuat Amanda bahagia dari perhatian kecil yang diberikan ayah da ibu mew serta perdebatan antara mew dan jom tentang jenis kelamin cucu pertama Jongcheveevat
" Aku harap cucu pertama di keluarga ini perempuan, tolong kabulkan doaku Dewa"
" Enak saja kau, tentu cucu pertama harus laki-laki agar dia tampan seperti ayahnya. Benarkan sayang" Mew mencari pembelaan
" Ayolah phi mew jangan berdebat jenis kelamin sekarang, kecebong kita masih sebesar kacang" Ucap Amanda
" Ouh Phi tidak ada salahnya kita berdebat sekarang, bagaimana jika kita taruhan jika anaknya perempuan jom saja yang memberi nama jika dia laki laki phi mew yang memberi nama" usul jom
" Tidak, dia anakku entah laki-laki atau perempuan harusnya tetap aku yang memberi nama"
" Sudahlah Phi Mew, Amanda lelah mendengar ocehan kalian"
" Maafkan phi sayang, harusnya phi tidak meladeni setan itu"
" YAKK..jika aku setan kau apa ? lalu ayah dan ibu apa?" Jom berteriak
" Jangan libatkan ayah dan ibu dalam perdebatan tidak bermutu kalian" ucap ayah Mew
Tak terasa sembilan bulan kehamilan Amanda dilalui dengan kegembiraan minggu terakhir menjelang persalinan hari ini Amanda berencana mengunjungi dokter untuk mempersiapkan kehamilannya, Amanda berencana pergi ke rumah sakit bersama Mew tapi Mew terpaksa membiarkan Amanda berangkat sendiri karena meeting mendadak yang mengharuskan Mew pergi ke kantor tak ambil pusing Amanda menyuruh Mew berangkat dan bertemu di Rumah Sakit. Mew kira itu keputusan yang tepat mendengarkan usulan Amanda tapi dia salah meninggalkan Amanda sendirian adalah keputusan terbodoh yang pernah Mew ambil memang Amanda tiba di rumah sakit tapi bukan dengan keadaan baik baik saja. Mobil yang membawa Amanda tertabrak truk dari arah sebelah kanan membuat mobil yang ditumpangi Amanda terguling beberapa kali.
Mew yang mendapat berita tentang peristiwa yang dialami Amanda bergegas keluar meninggalakan ruang meeting.
" Ibu...Amanda, anakku, apa yang harus ku lakukan ibu" isak Mew
" Seharusnya aku tidak membiarkan dia sendirian ibu"
" Sabar Nak, kita berdoa semoga semua baik baik saja"
Menunggu dan menunggu hanya itu yang bisa dilakukan Mew dan keluaraga, Hampir 2 jam mereka menunggu tak kunjung dokter keluar hanya beberapa perawat yang keluar masuk dengan tergesa mew hanya berharap istrinya dapat bertahan. Tepat 3 jam penantian dokter keluar dengan raut wajah yang kusut
" Bayinya sehat Tuan, tidak ada yang perlu di khawatirkan sepertinya Nyonya Amnda melindungi janinnya dari benturan keras" kabar yang sedikit memberikan angin segar bagi kedua keluarga
" Ibunya dok? istri saya bagaimana?" tanya Mew
" Maaf Tuan, selama proses persalinan hingga detik ini kami berusaha mengentikan perdarahan tapi tidak berhasil terlalu banyak benturan pada tubuh pasien juga menyebabkan pasien berada dalam kondisi tidak stabil kita sudah mengupayakan semampu kita, sekali lagi saya minta maaf baiknya Tuan mempersiapkan segala kemungkinan terburuk yang terjadi" Ucap tulus sang dokter
Bagai petir di siang hari perkataan dokter seakan meruntuhkan dunia Mew, raungan kesedihan ibu Amanda jelas terekam dalam ingatan Mew.
" Apa yang harus aku lalukan sayang? kumohon bertahanlah demi aku dan anak kita" Mew tetap berdoa dalam keputusasaan berharap keajaiban terjadi pada istrinya.
Satu bulan sudah Amanda terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, wajah cantik itu tak lagi menampilkan senyum indahnya tubuh putih mulusnya kini dipenuhi lebam yang memudar, selama satu bulan penuh Amanda hidup dengan bantuan alat medis. Mew senantiasa menemani Amanda,baginya rumah sakit ini menjadi rumah kedua . Setelah perjuangan yang di lalui istrinya membuahkan hasil Mew bisa bernafas lega namun hingga detik ini sang pujaan hati masih dalam kondisi vegetatif dokter mengatakan bahwa kurangnya oksigen pada otak serta pedarahan yang parah menyebabkan Amanda berada dalam kondisi seperti ini.
" Selamat siang Tuan Mew" sapa dokter
" Siang dok"
" Ijinkan saya memriksa keadaan Nyonya Amanda"
" Tentu, silahkan dok"
Selama pemeriksaan Mew mengamati setiap gerak gerik dokter berharap akan da hal baik yang disampaikan.
" Tuan maafkan saya menyampaikan kabar ini, saya rasa kali ini kalian harus mempersiapkan diri..semakin hari kondisi pasien semakin menurun jika tetap seperti ini saya khawatir pasien jatuh dalam keadaan koma atau pasien mengalami kesadaran yang tidak stabil"
Mew hanya bisa terdiam mendengarkan penjelasan dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
AM I TOO LATE?
Fanfiction- Semesta menyuruhku malepasnya, tapi aku tak tahu apa yang harus ku lepas karena aku tak pernah memilikinya-