11. Bertemu Kembali

157 30 0
                                    

11

"Bertemu kembali dengannya seperti membaca novel favorit yang tak pernah bosan diulang-penuh plot twist, tapi kali ini dengan bonus bertemu gadis dengan pita merah secantik dirimu"

. ꒷ 🍰 . 𖦹˙-

Haura melangkah masuk ke toko buku yang biasa ia kunjungi. Aroma kertas dan buku baru selalu memberi ketenangan di tengah hiruk pikuk kehidupan. Kali ini ia ingin membeli novel yang sudah lama ia incar. Saat ia sibuk menelusuri rak, mata nya menangkap sosok yang tak asing lagi.

Azlan.

Laki-laki dengan mata abu gelap dan jaket kulit hitam itu berdiri tidak jauh dari tempatnya, sedang memeriksa buku di tangannya. Rambutnya masih berantakan seperti terakhir kali Haura bertemu dengannya, dan celana jeans sobek-sobek di bagian lutut membuatnya terlihat begitu santai. Kaya preman. kata Haura.

"Beneran dia, dasar bule nyasar " gumam Haura pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran dia, dasar bule nyasar " gumam Haura pelan. Ia memilih untuk tidak menghampiri Azlan. Lagi pula, mereka hanya pernah bertemu sekali, jadi tidak ada alasan untuk mendekat. Lagipula, siapa juga yang mau dekat-dekat pria yang bikin ribet hidupnya waktu itu

Tapi, nasib berkata lain. Tiba-tiba, Azlan muncul tepat di belakangnya. Haura terkejut, hampir menjatuhkan buku yang dipegangnya.
"Lo," sapa Azlan dengan senyum tipis. "Inget gue?"

Haura menoleh dengan tatapan bingung, berpura-pura seolah ia baru melihat Azlan sekarang, padahal dirinya sudah melihat axel sejak tadi.
"Oh, lo yang-"

"Yang lo tabrak waktu bawa bakso," Azlan menyelesaikan kalimatnya dengan nada menggoda.

"Halah, lo yang nabrak gue kali!"

Azlan tertawa kecil. "Fine, kita sama-sama nabrak. Gimana kabar bakso lo waktu itu?"

"Lo masih inget soal bakso?" Haura tertawa, kali ini lepas. "Aman kok, ibu gue ga ngamuk."

"Lo masih inget jaket gue? Yang gue kasih waktu itu?"

"Jaket?" Haura memutar ingatan. Haura langsung teringat jaket kulit yang dulu dilemparkan Azlan kepadanya. Jaket yang sampai sekarang masih terlipat rapi di kamarnya.

"Oh, itu... yang lo tinggalin pas kabur kayak habis maling ayam?" lanjutnya.

"Eh, itu situasi darurat, oke? Tapi gue kangen sama jaket gue itu."

"Bukannya jaket itu lo kasih ke gue sebagai tanda perkenalkan ya?"

"Iya, tapi gue cabut omongan gue, itu jaket kesayangan gue"

"Idih! Pabalik letah anjay , gue sih gamau"

"Sebenarnya gue juga ga peduli sama jaket itu lagi sih, but i want you to know that ...Gue mau ketemu lo lagi, bukan cuma jaketnya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because We In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang