Bab 6

10 1 1
                                    

"Alika, cepat udah telat nih!" ujar Syiva karena ia  tidak ingin terlambat datang ke sekolah meski itu hanya lah untuk melakukan kegiatan kebersihan.

Alika yang mendengar ucapan Syiva memilih menuruti, dan tampa mereka sadari seseorang telah menunggu nya di gerbang sekolah.

"Hey nona sihir kali ini lo terlambat!" cerca Zidan.

"Apa kah itu bermasalah untuk mu? gue  fikir tidak! secara lo  bukan  anggota OSIS atau pun itu. kecuali hanyalah teman seorang OSIS." timpal Syiva tak kalah pedas nya.

"A-apa lo bilang?"

"Ada apa ini?" bukan kah ini sudah memasuki jam sekolah?" ujar Vano sedari melirik jam tangan yang melekat di pergelangan tangan nya.

Syiva yang melihat kedatangan Vano memilih diam lalu menarik pergelangan tangan Alika, bukan hal nya Syiva seperti itu. tetapi ia memilih menjauhkan Alika dari jangkauan Vano agar ia tidak merasakan sakit hati lagi.

Vano yang melihat Syiva menarik Alika hanya tersenyum sinis,

"Apa lo sudah sadar akan perubahan Alika? kalau itu membuat mu sadar bagus lah," ujar Zidan lalu memilih meninggalkan Vano.

Setalah kejadian tersebut, Alika memilih diam dan menjaga jarak dari Vano,

"Alika apa lo udah teguh dalam ucapan mu saat ini?"

Alika yang di tanya hanya memilih tersenyum "dimana ada cinta di situ juga ada rasa sakit." dan aku sudah teguh dalam ucapan ku. dan bila kejadian yang sama terjadi lagi maka aku tidak ingin terlalu mencintai. lebih baik aku mencintai diri ku sendiri lalu aku mencintai orang lain.

Syiva yang mendengar ucapan Alika memiliki makna tersirat di dalam hanya mangangggapi nya dengan senyum lalu menarik Alika dalam pelukan nya.

"Hanya ini yang gue  bisa lakukan untuk mu Alika, gue  juga berharap semoga lo bisa bertemu dengan orang yang tepat, orang yang benar-benar mencintai mu!" batin Syiva sedari mengelus rambut panjang Alika.

Kali ini semua siswa-siswi  di sibukkan dengan berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan membersihkan kelas bahkan kegiatan ekstrakurikuler. setiap kelas wajib mengikuti kegiatan tersebut.

Dari arah berbeda seseorang melihat nya menerbitkan senyum manis nya. "Gue harap senyum lo ngakk akan pudar."

"lo liat apa sih?" tanya Zidan saat ia melihat ke arah penglihatan Hasan.

Hasan yang mendengar ucapan Zidan kaget dan refleks  mendorong Zidan samapi jatuh.

Zidan yang di dorong oleh Hasan protes "Hey lo ngapain dorong gue sampai jatuh?"

"Syukurin, untung saja gue ngakk dorong lo ke dalam got!" timpal  Hasan tak kalah pedas nya.

"Dari tadik gue manggil-manggil lo, lo nya ajah yang ngakk dengar."

"Emang nya ada apa?"

"Gue mau tanya sama lo! lo ada masalah apa dengan Vano? Sampai-sampai  kalian berdua tidak  bertukar sapa?"

"Emangnya ada apa?"

"Gue tanya lo dan Vano ada apa? kenapa kalian berdua saling berdiam? apa kah kejadian itu saat makan siang di kantin? tapi itu kan salah Alika, udah tahu Shiren dan Vano saling suka." cerca Zidan karena tidak ingin kedua sahabat nya itu berperang dingin.

"Apa peduli lo? apa aku salah menyukai gadis yang menyukai Vano? apa aku salah? dan bukan kah Vano juga tidak mencintai nya, dan dia hanya mencintai Shiren?" timpal Hasan kesal lalu pergi meninggalkan Zidan yang diam dan mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Hasan.

Dan tampa mereka sadari Alika yang baru saja keluar dari toilet mendengar ucapan Hasan dan Zidan di depan toilet pria.

MENGEJAR SANG OSIS   {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang