Beberapa bulan ini tak ada surat datang dari Viona, mungkin mereka sedang sibuk. Tiba-tiba sebuah nomor tidak dikenal menghubungi Rabella.
+628127650236
Rabella, tolong kembali... Viona membutuhkanmu.——————————
Tidak menunggu waktu lama, Rabella memesan jadwal flight ke Indonesia detik itu juga.
Rabella dan Viona menangis tersedu berpelukan, menguarkan seluruh rasa rindu mereka setelah beberapa tahun tidak berjumpa.
Kondisi Viona lemah, kandungannya pun lemah. Rabella sekali lagi menangis, Viona wanita hebat, betapa kuatnya ia menahan semua rasa sakit itu.
"Rabella, sahabatku. Tolong jaga anakku bersamamu, tolong sayangi mereka sebagaimana kau menyayangiku. Aku tidak akan mencegah cinta kalian lagi kali ini, maafkan aku Rabella." Meraih tangan Rabella, Viona kembali menangis memohon maaf.
"Tidak, apa maksudmu? Aku tidak mau menjaga anakmu, itu adalah anakmu kenapa kau menyuruhku menjaganya, kau harus menjaga anakmu sendiri," Rabella menggeleng dengan tegas, "Lagi, sudah berapa kali aku katakan. Aku tidak mencintai Theo, Viona! Dia adalah milikmu, aku tidak mungkin menyukai suamimu."
"Tidak, aku mengetahuinya. Dulu sebelum aku menerima perjodohan dengan Theo kalian sedang berdekatan, aku mengetahuinya Rabella. Tetapi karena obsesiku dengan Theo, aku memisahkan kalian berdua. Ini salahku yang egois, maafkan aku tolong jaga keluargaku."
Rabella tertegun sejenak, Viona mengetahuinya? Tidak peduli dengan itu, VIONA PINGSAN!
Rabella menekan bel darurat, segera setelahnya dokter datang untuk melakukan operasi. Rabella dan Theo menunggu diluar.
Tak lama datang keluarga mereka, jujur saja ini sedikit canggung. Rabella mengenal keduanya, ia kenal dengan keluarga Theo karena proses PDKT mereka dahulu, dan juga ia akrab dengan keluarga Viona. Tapi masalahnya, sekarang ia tidak berhubungan dengan Theo.
Sosok kembar mengalihkan perhatian Rabella, "Kalian bahkan sudah sebesar ini."
Seluruh atensi menghadap Rabella. Si sulung sedikit terkejut, "Kak Abel?"
"Hai, Nix! Bagaimana study mu?" Rabella menyapa ramah, "Saya tutor study Nix," memperkenalkan diri pada semuanya.
"Ah, itu... baik. Nilai saya meningkat banyak berkat anda, Kak." Edward sedikit gugup.
Rabella mengelus kepala Edward dengan nyaman, ah ini salah satu habbitnya. "Tidak, kamu sudah bekerja keras. Selamat ya, tetap pertahankan dengan sempurna."
"Tante siapa?" Espen, si kembar sulung menyela.
"Saya Rabella Genevieve, kalian bisa menyapa saya dengan Abel atau Bella. Saya adalah sahabat dari mommy kalian. Kami sering bertukar surat, Viona selalu menceritakan kalian, sekarang saya bisa bertemu dengan kalian." Rabella sangat suka dengan anak-anak, mau itu yang kecil maupun sudah besar, rasanya ia ingin memberikan seluruh kasih sayangnya kepada seluruh anak-anak di dunia ini.
"Ayo ucapkan salam," Theo menginstruksi mereka.
"Halo." Suara Espen dan Easton menggema bersama.
Lucunya...
Setelah itu mereka menunggu dengan cemas, beberapa jam kemudian dokter keluar.
"Bayinya lahir dengan selamat, jenis kelaminnya laki-laki, berat badan dan anggota tubuh semuanya normal. Puji Tuhan atas kuasanya." ucapan dokter tersebut memberikan kegembiraan bagi mereka.
Rabella menyela kegembiraan tersebut, "Bagaimana dengan Viona?"
"Kabar buruknya pasien Ny. Viona tidak dapat bertahan lama, kami mengijinkan dua orang untuk menjenguk pasien untuk terakhir kalinya." Bagai terkena tusukan, jantung Rabella seakan terhenti mendengar pernyataan tersebut.
"Theo, Rabella. Masuklah, nak! Viona membutuhkan kalian." Suara mama Viona menginterupsi mereka, diangguki dengan yang lain.
Theo dan Rabella masuk dengan baju khusus. Rabella tak dapat menahan tangisannya lagi, sungguh sakit hatinya melihat Viona terbujur lemas pasca operasi.
"Rabella..." Suara Viona menambah tangis Rabella.
"Kita baru saja bertemu Viona, kenapa kita harus berpisah lagi? Ini salahku, maafkan aku"
"Tidak... tidak apa Rabella... ini takdir... kita harus ikhlas. Ini adalah waktuku berbalik ke pangkuan Tuhan, semua pun akan sama." Viona hanya tersenyum, sungguh setidaknya ia harus menyalahkan Tuhan atas keadaannya ini.
"Theo, tolong jaga Rabella bersamamu, tolong kalian berdua jaga anakku. Theo aku mohon jangan sakiti Rabella lagi, cukup aku saja."
"Viona aku akan menjaga semua peninggalanmu, terimakasih sudah memaafkan aku, terimakasih sudah menjadi istriku, selamat jalan orang baik Tuhan mencintaimu." Pada saat itu, Viona pergi dengan senyum di pelukan suami yang dicintainya.
——————————
5 tahun berlalu
Sesuai pesan Viona ia menjaga anaknya, tidak secara langsung memang. Selama 5 tahun ini ia menghabiskan waktu dengan menjadi dokter unit kesehatan di sekolah tempat Edward dan Kembar. Ia juga melakukan kerja part timer sebagai seorang model, sejujurnya ia sedikit bosan, harta peninggalan orang tuanya memang masih ada, tapi ia tak tau akan digunakan apa.
Theo juga sering mengirimi cerita pertumbuhan si Bungsu Oberendo, Owen Elanno Oberendo namanya. Ia bertumbuh besar sekarang, sangat lucu. Berharap, suatu saat Rabella dapat bertemu kembali dengan mereka.
Di sisi lain, Theo yang tak dapat menahan rasa cintanya melamar Rabella. Ia percaya Rabella masih memiliki rasa terhadapnya.
Lalu berlangsunglah pernikahan keduanya. Rabella mengatakan ia tak berjanji akan membuka hati kembali untuk Theo, ia menerimanya karena untuk menjalanakan pesan Viona saja. Theo mengatakan tak apa.
Tetapi anaknya mengatakan yang lain mereka salah paham, terutama Edward. Rabella tak bisa berbuat banyak ia hanya akan menjaga mereka dari jauh.
——————————
ᕀ⚶ Err... so far, how do you feel about this story guys? Tbh saya ngerasa agak cringe sih ㅠㅠ bcz it's my first time!! But I'm being excited sih, semoga saja tangan saya ini bisa diajak kerjasama buat ngetik ratusan kata, honestly capek banget guys😭😵💫
Thanks banget sudah baca sejauh ini, please don't forget to correct, vote, and comment thank you💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Fantasy- Happiness Rules: 'system' won't leave before you are happy nct au by almara ᕀ⚶ little NSFW, tolong pembaca dibawah umur dengan bijak memilah cerita.