Win mengerjapkan mata menyadari kalau malam sudah berganti pagi, mengernyit saat merasakan sakit diantara kedua pahanya. Remang - remang dia merasakan silau lampu menusuk kedua matanya, enggan untuk membuka mata dan enggan untuk terbangun mengingat bagaimana tersiksanya dia semalam dibawah kuasa pria itu, suaminya.
Menangis juga percuma, justru semakin membuatnya terlihat lemah dan mudah untuk dipermainkan.
"Sampai kapan kau mau berbaring terus? " Tanpa sabar Bright menarik selimut yang menutupi tubuh win yang masih polos dan menatap tajam wajah win yang terkejut.
"Apa yang kau lakukan!! " Ujar win berteriak marah pada Bright sembari menarik kembali selimut itu dan menutupi tubuhnya. Mata merahnya menatap Bright kesal. Tidak ingatkah apa yang dia lakukan semalam telah membuatnya terluka?
"Kenapa? Kau marah? Cih ... disini aku yang berkuasa. Cepat turun dan bersiap - siap sebelum aku menyeretmu keluar" Ujar Bright dan berlalu meninggalkan win.
Mendapati sikap Bright yang dingin dan kejam, win hanya bisa menghibur hati kalau sifat Bright seperti itu, dikarenakan pria itu masih marah dengan kepergian Yoona. Dan untuk sementara win akan memahaminya, tapi entah sampai kapan. Dia juga tidak ingin Bright bertindak sesuka hati padanya. Mau tidak mau, dia beranjak dari ranjang dan bersiap untuk menemui pria itu lagi.
Diruang kerjanya Bright sedang bicara pada seseroang melalui panggilan telpon, dengan wajah serius dan terdengar beberapa teriakan kecil penuh amarah saat seseorang disebrang sana tidak memberikan kepuasan atas pertanyaannya.
"Terus cari dia dan aku tidak peduli entah dia masih hidup atau tidak. Kau harus bisa menemukan dan membawa yoona kembali!! Akhh ... Brengsek !!" Ujar Bright marah setelah memutuskan panggilan tersebut.
Tokk ... Tokk ...
"Tuan, maaf ... Tuan Win sudah menunggu dibawah" Ujar seorang pelayan memberitahu Bright . Dan setelah itu Bright beranjak untuk menemui win.
"Setidaknya kau tidak membuatku malu dengan berpakain seperti itu" Bright berkata sinis saat melihat win memakai pakaian yang telah dia siapkan sebelumnya dan membuang pakaian - pakaian lama milik pemuda itu.
"Kemana kau membuang pakaian - pakaianku?" Ucap win
"Wow ... kau pintar juga. Aku tidak membuangnya , tapi ... membakarnya" Bright tersenyum sinis dan berjalan mendekati win.
"Kau harus sadar diri, kau menikah dengan orang terpandang di Thailand. Apa kau pikir aku akan membiarkanmu memakai pakaian - pakaian lusuh dan kotor itu, mempermalukanku dengan statusmu sebagai suami Bright Vachirawit!!"
"Kau sungguh keterlaluan" Geram win menahan diri untuk tidak meneriaki Bright.
"Memuakan !! Cepat jalan, semua orang telah menunggumu" Bright berlalu meninggalkan win. Win mendesah pasrah, baru sehari tinggal bersama pria itu rasanya dia sudah tidak sanggup untuk bersamanya lebih lama lagi. Jika Bright marah pada Yoona, kenapa dia harus melampiaskan pada dirinya?
Karena aku keluarga jumpol?
Tidak !! Aku hanya orang asing disana, mereka tidak pernah menganggapku bagian dari keluarga nya. Hanya nenek Ahjung yang menganggapku ada, selebihnya mereka membiarkanku terus terkurung tanpa memberikan kebabasan.
Mengingat itu win merasa sedih dan mulai menintikan airmata. Tidak ingin larut akan perasannya yang tidak berarti, siapa yang akan peduli dengan apa yang dia rasakan. Win pun mengusap airmata dipipinya dan berjalan menyusul Bright yang sudah menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERDOSE [BRIGHTWIN]🔞
FanfictionSeharusnya bukan aku yang berada disini. Seharusnya bukan aku yang memakai pakaian ini , dan seharusnya bukan aku orang yang berjalan di atas altar mengucapkan janji suci pernikahan dengannya. Mungkinkah karena keistimewaan dalam tubuhku, aku yang h...