🦋🦋🦋
"AKHHH!" Jayna berteriak keras.
BRAK
"Ada Apa? Ada Apa?!" Seorang gadis berseru seraya membuka pintu kamar dengan kuat.
"Kau siapa?!" Tanya Jayna ngegas dengan duduk di atas ranjang kecil tua yang di penuhi dengan sedikit debu.
Gadis itu menghembuskan napasnya kasar. Mendekat pada Jayna yang tadi malam menginap di tempatnya. Teparnya setelah kemarin ia hanya diam seperti orang linglung lalu pingsan dengan tiba-tiba. Untung saja warga desa bergegas menolong dan membawa Jayna ke rumahnya.
"Kau sudah sadar?" Tanya gadis itu lembut, berdiri di hadapan Jayna.
Jayna sedikit meringsut ke tembok kayu. Ia sungguh merasa tengah di ambang delusi. Semuanya terasa tak nyata layaknya di mimpi, tapi yang satu ini ia sama sekali tak bisa bangun.
Apa aku sudah koit, lalu terjun ke dalam dunia lain?
Ah, tapi aku mati kenapa? Apa aku tertabrak truk? Di bunuh? Keracunan? Tersedak? Jatuh ke dalam pelukan Zayn Malik?
Jayna memukul kepalanya keras. "Aish, kenapa pikiranku positif sekali."
"Kau tak apa?" Tanya gadis yang belum Jayna ketahui namanya itu. Wajah cantik itu terlihat penasaran dan juga khawatir.
Jayna perlahan menatap gadis itu dengan mata memicing. Tangannya mengelus dagunya berpikir.
Apakah dia bidadari?
Baiklah aku akan mengetesnya, seorang bidadari surga akan mengabulkan semua permintaan mahluk lemah tak berdaya sepertiku.
"Ekhem." Jayna berdehem.
"Wahai Bidadari bidadara surga! tolong berikan aku buah segar dan makanan enak sekarang juga!" Pinta Jayna dengan wajah santai bak raja.
Dug
Bukannya mendapat yang di minta, gadis itu malah menjitak kepala Jayna dengan keras. "Kau kira aku ini pelayanmu!" Kesalnya berkacak pinggang.
"Aish ... jitakanmu kuat sekali. Padahal aku berharap kau ini bidadari, tapi nyatanya kau malah setan." Jayna mengusap-usap dahinya, berharap tak benjol nantinya.
"Itu juga karenamu yang tak sopan padaku. Ngomong-ngomong apa sesakit itu?" Gadis itu mulai khawatir kembali.
Jayna memutar bola matanya, menurunkan kakinya ke lantai kayu. "Lupakan."
"Sekarang sakitku berpindah ke perut. Jadi, apa ada sedikit makanan di rumah ini?" Cicit Jayna.
Gadis itu mengangguk cepat. "Tentu saja. Aku tengah memasak bersama bibi Abigail tadi."
"Bibi Abigail?"
"Ya, dia bibiku. Orang yang punya rumah ini." Jelas sang gadis.
"Dan namamu?" Jayna berdiri dengan tubuh segar dan bugar.
Gadis itu tersenyum, mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Jayna. "Perkenalkan aku Vie, dan kau?"
Jayna menyambut uluran tangan Vie dengan sedikit enggan. "Jayna."
"Jayna, nama yang cukup aneh. Apa kau berasal dari kerajaan yang ada di Timur?" Tebak Vie karena nama 'Jayna' sedikit asing di telinganya.
Jayna menghembuskan napasnya dan menjawab dengan enteng, "Aku berasal dari kerajaan Wakanda."
"Wah, dimana itu?"
"Di Bioskop kesukaan anda." Jawab Jayna di iringi senyum tanpa dosa.
_________
"Enak?" Tanya seorang ibu tua gendut dengan rambut acak-acakan yang di gelung ke atas kepada Jayna.
"Tidak." Sahut Jayna.
Vie sontak melotot mendengar ucapan frontal yang keluar dari gadis itu. "Jayna, kau harus sopan pada bibi Abigail!"
Kepala Jayna menggeleng. "Sesuap sup ini saja belum masuk ke mulutku. Bagaimana aku harus menjawabnya?"
Bibi Abigail sontak tergelak dan terkekeh kecil. "Ah ya benar. Makanlah dulu, nak. Bibi hanya takut akan rasanya, jadi terburu-buru untuk bertanya padamu."
Jayna mengangguk, melahap sup hangat berisi potongan daging ayam hitam di mangkuknya. Entah lidahnya yang salah atau memang sup nya yang aneh, Jayna merasa sup-nya tak enak sama sekali. Kurang garam dan bumbu-bumbu lainya mungkin.
"Bagaimana sekarang?" Bibi Abigail bertanya kembali.
Jayna mendongak dan mengangguk cepat. "Enak, cukup lezat." Bohongnya.
"Syukurlah. Kau tahu, ini pertama kalinya bibi memasak." Jelas bibi Abigail diiringi kekehan kecil.
Pantas saja
Jayna membuang napasnya, melanjutkan makan bersama dua orang asing di dekatnya sembari menahan rasa tak enak dari masakan Bibi Abigail. Jika saja ia tak lapar, mungkin sesuap pun tak akan mungkin masuk ke mulutnya.
Kini pandangannya beralih pada Vie yang makan dengan lahap. Kening Jayna mengkerut heran.
Apa dia suka masakan hambar yang membuat lidah kelu ini?
"Bibi aku sudah selesai, terimakasih akan masakan yang enak ini." Vie berdiri, membawa mangkuk kosongnya ke belakang.
"Aku juga sudah selesai. Terimakasih bibi. Tunggu aku Vie!" Jayna berdiri, mengekori Vie menuju tempat pencucian yang terletak di belakang rumah.
"Taruh mangkuknya di situ, nanti aku yang akan mencucinya." Titah Vie, Jayna mengangguk dan kembali mengekori Vie yang tengah menjemur pakaian di temani seekor anjing kecil di sampingnya.
"Vie, memangnya Bibi Abigail tak pernah memasak sama sekali?" Tanya Jayna dengan nada pelan.
Vie tersenyum tipis sembari membentangkan kain lebar di depannya. "Ia adalah pelayan kerajaan yang bertugas mengurus kebun. Tak ada waktu untuknya memasak selama ini."
"Lalu kenapa dia di sini sekarang? Tidak bekerja?" Jayna ikut membantu Vie menjemur pakaiannya.
"Ia baru saja pensiun kemarin. Dan akan menghabiskan masa tuanya di rumah ini." Jelas Vie membawa ember kayu kosong ke tempat pencucian. Jayna dengan sigap ikut mengekorinya lagi.
"Jadi, ini bukan rumahmu?"
"Bukan. Aku hanya menumpang di rumah bibi Abigail sejak orang tuaku meninggal lima tahun lalu, tepatnya setelah di bunuh orang tak di kenal waktu itu." Vie mengakhiri kalimatnya dengan senyum miris.
"Maafkan aku Vie. Jika tahu begitu aku tak akan bertanya padamu." Ucap Jayna merasa bersalah.
Sedangkan Vie balas tersenyum tipis. "Tidak apa. Aku sudah menerima kehidupan ini dengan sepenuh hati. Kita tak bisa terus melihat ke belakang."
__________
ENJOY 🧘🏻
Sampah jumpa lagi semuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Acosta
FantasyNama lengkapnya Jayna Collins. Seorang gadis cantik yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA. Hidupnya terlampau lurus, hingga akhirnya sebuah takdir buruk harus datang menghampirinya. Tepatnya setelah ia tak sengaja menolong seorang nenek tua keti...