Semenakutnya angin berhembus secepat dan menggila menjadi topan ataupun badai dibalik itu semua pasti selalu ada alasannya. Ada ilmu alam yang mampu membuatnya menjadi seperti itu hingga tercipta.
Memporak porandakan segalanya secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan, tapi untuk kasus ini bagaimana Ahra harus mengerti? Menikah? Lagi? Apa suaminya itu mabuk? Salah makan? Atau apa?
"Mwo?"
Baekhyun menatap lurus ke depan sambil menghela nafasnya tenang. Ekspresinya berubah menjadi datar dan juga serius. Menunjukkan bahwa apa yang dirinya katakan benar-benar atas kesadarannya sendiri dan bukan sekedar berbohong.
Ahra masih kebingungan, ia seketika menjadi dungu hanya karena kalimat yang diucapkan Baekhyun.
"Kau pasti sedang bercanda kan sayang? Kau tak serius mengata---"
"Aku mengatakan jujur padamu karena aku tidak ingin kau menilaiku pria brengsek nantinya."
"Mwo?" Decih Ahra semakin tak paham.
"Aku sudah mempertimbangkan hal ini cukup lama untuk memberitahumu atau tidak. Dan pada akhirnya aku mengatakan jujur kepadamu saat ini." Ungkap Baekhyun.
Ahra menyugar rambutnya sejenak terperangah dengan apa yang suaminya itu katakan. Apa Baekhyun sudah tidak waras? Bagaimana bisa pria itu mengatakan hal semacam itu dengan ekspresi teramat santainya sampai Ahra lupa bahwa apa yang Baekhyun katakan bukanlah sekedar bualan.
"Kau bilang apa tadi? Tidak mau di anggap pria brengsek? Lalu apa kau pikir kau tidak brengsek setelah mengatakan hal itu padaku, HAH?!" Pekiknya mendengus marah lalu keluar dari dalam mobil setelahnya.
Baekhyun ikut keluar secepat yang ia bisa, dirinya tahu ini akan terjadi setelah mengatakan hal itu tapi Baekhyun tak memikirkan sampai sejauh apa istrinya itu marah hingga meninggalkannya di tengah jalan seperti ini.
"'BYUN AHRA!! AHRA!! YAK!!"
Orang-orang memperhatikannya, berbisik menggosip dengan tatapan aneh mereka menatap keduanya terutama Baekhyun. Mobil yang bahkan terparkir sembarangan pun sudah tak pria Byun itu pedulikan lagi jika Ahra saja pergi tak tahu ke mana.
Mengejar Baekhyun kira terkejar namun sayangnya jarak keduanya yang cukup jauh dan orang-orang berlalu sangat padat membuat Baekhyun kehilangan jejak sang istri yang kini entah ke arah mana.
Menepuk bahu wanita-wanita yang Baekhyun pikir adalah istrinya justru nihil jawaban dia dapatkan.
Seharusnya Baekhyun mengatakannya di rumah, seharusnya ia mengatakan ketika mereka tak sedang dalam posisi yang rentan seperti saat ini.
Baekhyun sungguh menyesalinya sekarang dan apa yang ada di dalam pikirannya untuk ini adalah dimana dia harus mencari istrinya?
----
"Seharusnya kau pulang ke rumah orang tuamu daripada datang kemari." Ucapnya menyindir seraya meletakkan teh hangat di hadapan kawannya itu sebagai sajian.
"Dan menambah masalah baru? Kau tahu benar bagaimana orang tuaku. Mereka akan langsung mencekikku jika tahu aku kabur dari masalah rumah tangga." Jawab Ahra kesal.
Kawannya yang bernama Seorin itu hanya mendengus tak mengiyakan juga tak menyanggah. Apa yang Ahra katakan memang fakta dan tak ada yang salah.
"Geurae.. aku mengerti untuk itu. Tapi, apa kau bermaksud tinggal di sini sementara waktu?" Tebaknya memekik terkejut berharap-harap cemas apa yang dirinya pikirkan bukan hal benar dirinya dapatkan.
Ahra menghela nafasnya panjang sambil menyeruput teh sajian untuknya itu menikmati sejenak. Memandang arah luar jendela dengan pikiran yang terus melambung tak karuan harus bagaimana untuk rencana langkah selanjutnya.