3 | Hari Yang Melelahkan

9 0 0
                                    

It's a new day. Sorak Aina dalam hati. Sejak pukul empat pagi Aina sudah mengacak-acak seluruh rumah guna mempersiapkan OSPEK hari ini. Aina tak sabar akan bertemu dengan orang-orang baru di sana.

Jam sudah menujukkan pukul 5.30, Aina sudah rapih dengan setelan kemeja putih dan rok span hitamnya. Tak lupa kerudung hitam yang menjulur sempurna menutupi dada dan sebagian punggungnya. Jujur saja memakai rok span seperti saat ini bukanlah hal yang mudah bagi Aina. Ia terbiasa memakai gamis ataupun rok berpotongan lebar yang tak membentuk lekuk tubuhnya, tapi mau bagaimana lagi ini sudah menjadi peraturan OSPEK.

Saat ini Aina sudah sangat siap untuk berangkat ia tinggal menunggu Zahro saja. Upacara pembukaan OSPEK akan dimulai pukul 7 tepat, tapi Aina sengaja berangkat lebih awal karena Zahro juga berangkat lebih awal. Aina pikir tak ada salahnya jika ikut berangkat lebih awal, jadi dia akan lebih siap menjalani harinya.

Tak berapa lama, motor scoopy berwarna putih itu berhenti tepat di depan pagar rumah Aina. Aina segera bergegas pamitan kepada orang tuanya dan pergi ke kampus bersama Zahro.

"Ayah, Bunda, Aina berangkat ya, assalamu'alakum," teriaknya dari pelataran rumah.

Kebetulan Siska masih berdiri di ambang pintu saat itu. "Wa'alaikumsalam, ati-ati nak jangan lupa bekalnya nanti siang dimakan." ucap Siska sedikit berteriak karena motor Zahro yang sudah melaju.

"Iya Bunda... "

Sesampainya di kampus, suasana masih terlihat sepi. Belum banyak mahasiswa yang datang. Terlihat pula beberapa kakak-kakak yang memakai jas almamater berseliweran seolah menjadi manusia paling sibuk saat itu.

Kadang kala Aina heran, kok ada ya orang yang suka sekali berorganisasi. Mereka rela bekerja lebih keras, belajar lebih keras, harus punya time management yang baik, dan harus selalu siap setiap kali dibutuhkan untuk acara kampus. Jujur saja, untuk membayangkannya saja Aina sudah tidak sanggup.

Aina sendiri sudah memutuskan dirinya akan menjadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah-pulang kuliah-pulang saja. Ia tak ingin membagi waktunya untuk hal lain. Menurut Aina, akan lebih baik kalau ia gunakan waktu luangnya untuk menggali lebih dalam terkait dengan materi perkuliahan atau sekedar menambah wawasannya terkait dengan agama.

Sejak SMP ataupun SMA Aina memang tak sekalipun ikut serta dalam kegiatan OSIS/MPK. Pernah sekali ia mengikuti organisasi ketika SMA yakni rohis atau semacam organisasi kerohanian yang ada di sekolahnya waktu itu. Itupun karena Aina dipercaya oleh gurunya untuk bisa sedikit menyalurkan ilmu agama yang ia miliki, dalam artian Aina hanya bertugas mengisi beberapa materi dan tidak terlibat langsung di kepengurusan.

Selain pintar dalam hal akademik, Aina juga cukup pandai dalam hal keagamaan. Ini bukanlah tanpa alasan, ayahnya Abdillah Rasyid merupakan seorang guru di salah satu madrasah aliyah di Jogja, dan ibunya Siska Yunita merupakan seorang ustadzah yang juga seorang guru ngaji untuk komplek perumahan mereka. Maka tak heran jika Aina dan Arsya sudah lebih paham tentang agama karena mereka terbiasa untuk belajar dari orang tua mereka.

"Ai, kamu udah tahu kan ruanganmu dimana, kamu taruh tas dulu di sana nanti pas ada pengumuman baris baru kamu masuk ke lapangan. Aku mau ke sekre dulu, maaf nggak bisa nganter," ucap Zahro.

"Iya Mbak, nggak papa."

Setelah itu Aina langsung masuk ke ruang yang sudah di bagi beberapa hari lalu melalui grub line maba. Sesekali ia berkenalan dengan teman-teman yang berada di sana. Mereka datang dari berbagai tempat, ada yang dari Surabaya, Semarang, Jakarta, bahkan ada yang dari Ternate. Dan Aina bertemu dengan dua orang yang sama-sama berasal dari Jogja hanya saja beda kabupaten namanya Hazna dan Lia. Mungkin bisa dibilang Hazna dan Lia yang menjadi teman dekat Aina saat ini.

Di Balik mimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang