2 | Mimpi yang Aneh

9 0 0
                                    

Iqamah baru saja terdengar dari speaker masjid di dekat rumah Aina bersamaan dengan langkah gadis itu keluar dari kamar mandi. Jika bundanya tahu ia mandi di jam seperti ini, sudah pasti ia akan kena omel habis-habisan. Aina tahu mandi di jam seperti ini memang tidak baik bagi kesehatan, tapi mau bagaimana lagi Aina benar-benar tidak tahan dengan aroma tubuhnya setelah seharian keluar rumah.

Setelah itu Aina bergegas untuk melaksanakan sholat Maghrib. Ia sengaja untuk sholat sendiri di kamarnya daripada berjamaah dengan bundanya seperti biasa. Tidak lain dan tidak bukan karena Aina takut kalau bundanya tahu ia baru saja mandi.

Sajadah sudah tergelar rapi di depannya. Aina juga mulai takbiratul ihram. Tak lama setelah itu ponsel Aina berdering dengan keras. Itu adalah notifikasi panggilan yang masuk. Jujur saja hal ini sedikit membuat konsentrasi dan kekhusyukan Aina dalam beribadah sedikit terganggu. Ponselnya itu benar-benar berdering tanpa henti, entah siapa yang meneleponnya maghrib-maghrib begini.

Aina tetap melanjutkan sholatnya, hingga sampailah ia di sujud terakhir. Dering notifikasi ponselnya sudah tidak lagi terdengar. Setelah selesai sholat, ia langsung memeriksa siapa yang sedari tadi menghubunginya. Disana tertera nama Viona, teman SMPnya. Aina sedikit merasa heran kenapa Viona sampai menghubunginya berulang kali. Apakah ada yang penting? Aina tidak tahu.

Kemudian Aina memutuskan untuk mengirimkan pesan dan bertanya mengapa Viona meneleponnya. Satu detik, masih ceklist 2 itu artinya Viona belum membaca pesannya.

Aneh, gumamnya pelan.

"Ina, makan malam yuk sayang. Bunda tunggu di meja makan sama Ayah ya," terdengar suara Siska memanggil putri kecilnya itu.

"Iya Bunda," Jawab Aina. Dengan sigap ia membereskan mukenah dan sajadahnya, kemudian pergi untuk makan malam.

Tok...tok...tok

Terdengar suara pintu depan terketuk.

"Aina, tolong bukain pintunya, Bunda mau ambil gelas ke belakang dulu." pinta Siska, Aina pun menurutinya.

Cklekk.

Mata Aina terbelalak setelah melihat siapa yang ada di depan pintu saat ini. Beberapa detik kemudian ia menghambur ke pelukan lelaki di depannya saat ini. Tak peduli dengan bau asam yang keluar dari kemeja lelaki tersebut, Aina memeluk lelaki tersebut dengan erat. Sedangkan lelaki itu yang masih terkejut dengan serangan Aina, hanya mampu terheran-heran saja.

"Wait, wait, ada apa nih tumben peluk-peluk?" tanya Arsya heran dengan kelakuan adiknya itu.

"Kangen."

"Pasti ada maunya nih?" tanya Arsya menyelidik.

"Ishh, Ina kangen beneran tahu Mas." Aina mencebikkan bibirnya seraya melepaskan pelukan Arsya.

"Ina, siapa yang da—, loh Mas kok udah pulang katanya seminggu?"

Arsya semakin dibuat melongo dengan pertanyaan yang dilontarkan Siska. Hal itu bukan tanpa alasan, kemarin dia memang izin untuk pergi seminggu, dan ini baru hari kelima, mungkin itulah yang membuat bundanya bingung.

Arsya meraih tangan kanan Siska dan menciumnya.

"Ini anaknya baru pulang loh, nggak disuruh masuk gitu?" sindir Arsya.

Kemudian Siska dan Aina pun terkekeh.

"Ya kan Bunda kaget gitu Mas, tiba-tiba kamu pulang. Yaudah yuk masuk, Bunda udah siapin makan malam."

"Arsya mandi sama sholat dulu ya Bun, tadi belum sempat soalnya. Kalian duluan aja, nanti Arsya nyusul."

"Yaudah kalo gitu, Bunda tunggu di ruang makan. Na, bantuin Bunda siapin meja."

Di Balik mimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang