3: BOOS. Jihoon

290 36 13
                                    

Jihoon menaruh beberapa lembar uang dibawah sebuah gelas dan menempelkan stickynote berisi pesan untuk Junghwan. Akhir-akhir ini adiknya itu sering pulang larut. Katanya, sih, kesibukan mahasiswa baru.

Cih.

-abang nggak masak. kalo mau makan, jajan aja-

Jihoon menyambar tas beserta jaketnya sebelum berjalan menuju pintu flatnya. Diapun malam ini mempunyai beberapa urusan di luar rumah: Dia akan bertemu dengan Doyoung untuk les perdana mereka, lalu dia akan ke toko roti untuk melakukan pengecekan sekaligus numpang ngerjain tugas.

Kalo gini Jihoon berasa jadi CEO muda merangkap single papa.

Suara pintu terkunci terdengar sebelum Jihoon sempat memutar kuncinya. Ah, rupanya suara itu berasal dari pintu flat yang bersebelahan dengan flatnya.

"Hai, Jihoon! Aku baru mau kesitu," sapa si pemilik flat sebelah. Itu Hyunsuk tetangganya, teman masa kecilnya, pacar sahabatnya, dan juga cin... udah cukup sampai disini aja.

"Hai, Suk. Ada apa?"

Hyunsuk menyodorkan sebuah kontainer plastik kepada Jihoon. "Buat Junghwan. Belakangan ini kamu pasti bakal sibuk di toko soalnya lagi akhir bulan. Aku khawatir kamu nggak sempet masak jadi aku bikinin makan malam buat dia."

"Makasih, Suk." Dengan senang hati Jihon menerima kontainer itu. "Terus sekarang kamu mau kemana?" tanyanya ketika melihat penampilan Hyunsuk yang rapi. Nggak mungkin dong dia dandan cantik begitu cuma buat nganterin makanan ke tetangga. Emang Jihoon siapa.

"Aku ada janji sama Junkyu."

Oh.

"Perlu aku antar?"

"Nggak usah. Dia udah nunggu di bawah kok. Yaudah ya, aku duluan. Dah, Ji," Hyunsuk pamit sebelum berbalik berjalan menuju tangga di ujung lorong. Sementara Jihoon masih berdiri di tempat, kunci menggatung di tangan kiri dan kontainer di tangan kanan. matanya terpaku pada punggung yang semakin menjauh itu. Baru ketika Hyunsuk menghilang dari pandangan, Jihoon kembali masuk ke dalam flat dan menukar gelas di atas meja dengan kontainer yang dia bawa. Dia menulis pesan baru lalu menempelkannya pada tutup kontainer itu.

-makan malam dari Hyunsuk. angetin dulu sebelum makan. kalo masih laper, jajan aja-

Setelah itu barulah dia keluar dari flat dan mengunci pintunya.

Jihoon saat ini: CEO muda merangkap single papa, udah pisah dari istri tapi masih sama-sama ngurusin anak mereka.

Ngehalu aja terus.

.

.

"Makasih ya, bang, udah mau jadi tutor gua walaupun akibat dari kena tipu Junghwan," kata Doyoung.

Jihoon dan Doyoung berjalan keluar dari cafe tempat mereka melakukan bimbingan belajar mereka yang pertama. Awalnya Jihoon nggak yakin bisa ngajarin Doyoung soalnya mereka beda jurusan. Untungnya Doyoung minta ajarin seputar mata kuliah yang mirip sama yang pernah dia pelajari.

"Mau nggak mau, sih. Kan lu udah bayar, masak gua tinggalin gitu aja."

"Kalo bang Ji keberatan, lesnya nggak usah dilanjutin nggak apa-apa kok. Nggak usah refund juga," kata Doyoung. Dia ngerasa nggak enak kalo ternyata Jihon merasa terbebani ngebimbing dia belajar.

"Nggak apa-apa sih. Anggep aja gua juga lagi belajar. Gua bisa inget-inget lagi materi lama sekaligus belajar materi baru dari mata kuliah lu itu. Santai aja, oke?" kata Jihoon lalu menepuk bahu Doyoung, bermaksud menenangkan. Karna kalo dibatalin dia sendiri yang bakal nggak enak hati karena ngerasa nge PHP in anak orang.

Beginning of Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang