Hola, guys! Jangan lupa vote dan komen. Thanks. Happy reading.😁😁
⚠️Attention, please⚠️
1. Terdapat kata-kata kasar.
2. Ambil baiknya, buang buruknya.
3. Cerita berdasarkan pemikiran author sendiri, jadi bila ada kesamaan itu tidak sengaja, ngerti? Kecuali, ada yang plagiat.
4. Narasinya di baca ya.
5. Visual gambar yg ada di sini dari pinterest.
6. Bila ada kesalahan kata, mohon di maafkan yaw😘Oi 👑 3. Lantunan Syahadat
Hembusan angin malam yang menusuk kulit hingga tulang tidak membuat seseorang masuk ke dalam rumah. Malah orang itu nampak santai berdiri di balkon kamarnya, menikmati indahnya langit malam yang di hiasi dua bintang serta bulan yang mengintip di balik awan tebal.
Beberapa berkas permohonan mualaf sudah jadi dengan lancar tinggal River mengucap syahadat saja. Hari Jumat besok tempatnya di masjid besar kota dan di saksikan oleh bodyguard dan kyai saja.
Nyatanya, godaan pasti ada. Macam; kerja sama gelap yang di batalkan dan harus mengganti rugi waktu pihak sana yang terkurang, dan tentunya ... hati yang di lema.
Bahkan Garce berulang kali memantapkan hati anaknya yang akhir-akhir ini nampak gelisah. "Mommy percayakan sama kamu, River. Mommy selalu dukung kamu. Ingat, mualaf bukan untuk bertanggung jawab kepada Sha saja. Tapi juga tentang bagaimana kamu membimbing dia menuju surga-Nya. Pesan Mommy paling penting, jangan selalu jadikan mualaf kamu sebagai patokan belajar menuntut agama islam, tetap semangat." Itu di ucapkan Garce tadi siang ketika kumpul usai makan siang.
River menghela nafas panjang. Ibunya sangat mendukung dia memeluk agama islam nampak dari tutur kata yang selalu lembut dan pengertian. "Mommy macam tahu islam saja," gumam River.
Pria itu melihat jam tangan yang di pakainya, lalu helaan nafas panjang ia lakukan. Pukul 23.45, River harus istirahat untuk hari esok dan siap dengan hari-hari berikutnya. Maka, River masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri sebelum tidur.
♡✿✿♡
Malam ini ialah malam menyebalkan bagi Oisha. Oisha memandang tajam Xavia yang tidur bak jarum jam, putar-putar. Hingga Oisha kini terbangun di pukul 1 dini hari karena sudah tidak kuat dengan tendangan kaki Xavia. Oisha menghela nafas dan bangkit dari kasur. Tangannya mengangkat selimut untuk menutupi tubuh Xavia yang terekspos. Sudah 5 hari ini Xavia menginap di mansion dia karena ingin mengisi libur bersama Orion.
Oisha ambil novel di nakas samping kasurnya, lalu beranjak menuju saklar lampu balkon kamarnya, baru lah Oisha ke balkon dan duduk di kursi yang ada. Dia kembali bangkit ketika menyadari ada sesuatu yang janggal. Matanya menyipit lihat beberapa bodyguard ayahnya dulu kembali bertugas. Ada apa ini?
"Jangan keluar rumah, mansion dalam pantauan orang, turuti perintah ku!"
Oisha meringis kala menyadari ucapan Orion 3 hari lalu. "Rupanya dia ingin memastikan keadaan Sha, toh? Ck, Sha enggak like. Hamil enggak hamil, menurut Sha itu bukan urusannya. Lagi pula cuma empat jam ..." monolog Oisha dengan perasaan campur aduk. "Belum pasti jadi, 'kan?" lanjut Oisha, pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oisha [ Pindah Lapak ]
RomanceOisha itu princess. Princess yang harus di jaga. Keobsesiannya terhadap dunia kerajaan menjadi nyata. Nyatanya, itu adalah tipu daya Oisha yang mencari kasih sayang karena hidupnya kesepian. Tak punya teman sampai ia tumbuh remaja. Masa remaja yang...