Oi 👑 7. Tuan Max Ngidam?!

488 65 60
                                    

Hola, guys! Jangan lupa vote dan komen. Thanks. Happy reading.😁😁

⚠️Attention, please⚠️
1. Terdapat kata-kata kasar.
2. Ambil baiknya, buang buruknya.
3. Cerita berdasarkan pemikiran author sendiri, jadi bila ada kesamaan itu tidak sengaja, ngerti? Kecuali, ada yang plagiat.
4. Narasinya di baca ya.
5. Bila ada kesalahan kata, mohon di maafkan yaw😘
6. Jika ada typo, di benarkan yaw!

Oi 👑 7. Tuan Max ngidam?!

"Enggak.., enggak tau kalau khilaf."

"RIVER!"

"ABANG!"

River mengangkat bahu, ia acuh tak acuh. Ia ulurkan tangan di depan Oisha, tapi langsung di tepis oleh Orion. Ia melirik ke arah calon adik iparnya berada, lalu berucap, "Sorry, khilaf. Ga janji ingkar lagi."

Orion mendengus. "Princess Lav, kalau tangan River nakal, lapor sama kita ya? Nanti tangannya biar kita hajar." ucapnya.

"Lo aja kali, gue mah ogah!" celetuk Ziyan yang mendapat tatapan tajam dari Orion. "Sebelas dua belas lo sama kembaran lo," lanjutnya sembari melirik sekilas ke Ola. Dia seperti itu karena sedari tadi sampai di sini dan ketemu Ola, Ziyan selalu di tatap sinis dan bila bertanya pun akan di jawab dengan nada ketus.

"Ck. Iri, lo?" Ola dan Orion berucap serempak. Mereka lalu buang muka sembari memasang wajah jutek.

Ziyan mendekat ke Ola, lalu dengan cepat menarik jilbab yang di kenakan Ola sambil berucap, "Najis!" Kemudian, Ziyan berlari cepat masuk ke mansion menghindari amukan Ola.

Oisha menggeleng pelan. "Ziyan banci," gumamnya.

River mendelik dengar ucapan Oisha, lalu mendengus pasrah. Walaupun Ziyan begitu, River sudah anggap Ziyan sebagai adiknya.

Prok.

Xavia bertepuk tangan dan mengangguk mantap. "Ya sudah, kami tinggal masuk ya. Manfaatkan waktu berdua kalian sebaik mungkin dengan tetap jaga jarak, okey?" ujar Xavia. Ia menyamperi Orion, lalu merangkul lengan Orion dengan manja.

"Bye!" ucap Xavia, lalu memberi kiss jauh ke Oisha.

"Iw, jijik!" celetuk Oisha.

Pandangan Oisha beralih ke River yang menatapnya hangat. Lalu jalan tanpa minat untuk memulai pembicaraan karena mengingat ucapan Xavia tadi. Oisha sangat bersyukur di pertemukan River, tapi bukan berarti ia melanggar perintah mutlak dari adiknya.

"Kita harus buat rencana kegiatan untuk hari ini, agar tidak mubazir waktu." kata Oisha membuka suara. Wanita muda itu duduk lesehan di camping yang telah di bangun River dan lainnya.

River mengangguk kecil. Ia menyamperi Oisha dengan hati berdegup 2 kali lipat. Gugup sekaligus senang. Namun, ketika jarak mereka kurang lebih 2 meter, bunyi suara telolet truk bikin suasana hati River seketika suram. River menggeram marah ketika menemukan lebih dari 3 sirene terpasang di batang pohon alpukat dan mangga.

Oisha terkekeh melihat tampang Tuan Max River. "Jangan sepelekan omongan Orion, Tuan." ucapnya. "Berjaga jarak dan jangan berharap lebih." lanjutnya.

River menghela nafas pasrah. Dirinya mundur karena suara telolet itu tak kunjung selesai kalau ia belum menjauh dari Oisha. "Dimana saya duduk?" tanya River.

"Itu," Oisha menunjuk kursi lipat yang tadi sempat di duduki oleh Ziyan untuk duduk sembari makan keripik. "Bawa sini, ambil jaga jarak minimal 2 meter lebih dari saya, terus duduk dan diam." ujar Oisha yang langsung di turuti River.

Oisha [ Pindah Lapak ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang