"Jadi, kau polisi yang baru dipindah tugaskan dari desa itu?" ucap seorang petugas senior dari Divisi lalu lintas. Dia adalah seorang pria berumur 46 tahun dengan kumis tebal di bawah hidungnya. Tinggi badannya sedang, dan lemak perutnya yang terlihat agak subur. Terlihat seperti polisi yang berada di film-film Amerika, dengan donat di tangannya.
Sementara juniornya adalah seorang petugas muda yang baru saja dipindah tugaskan dari desa kecil yang agak jauh dari kota. Kulitnya terlihat putih, rahang yang kuat disertai dengan pandangan mata lugunya. Badan pemuda ini cukup berisi, ditambah dengan tingginya yang ideal untuk seorang petugas. Dia berdiri tegap di hadapan seniornya yang sebentar lagi akan menjadi pembinanya.
"Siapa namamu, Nak?"
"Alex, Pak!"
"Nama yang bagus! Tapi aku tidak akan banyak basa-basi. Malam ini, atau lebih tepatnya sebentar lagi, kita akan melakukan patroli. Tapi untuk sekarang, aku yang akan menyetir mobilnya. Nah! Mari kita menunggu diluar"
Mereka keluar menuju tempat parkir. Menunggu beberapa menit, dan mereka pergi bertugas.
Di jalan, petugas yang lebih tua banyak memberikan pengetahuan kepada yang muda. Ia menyetir sambil banyak membicarakan keunggulan dan kehebatan petugas di kota ini, alih-alih memberikan pengetahuan tentang aturan. Sekarang mereka telah sampai di pinggiran kota, mereka melambatkan laju mobilnya.
"Kau tahu?! Di kota ini terdapat legenda tentang seorang pembunuh misterius. Dia ini tidak pernah tertangkap, bahkan sulit sekali untuk dilacak. Kau harus berhati-hati, nak, dikarenakan kita adalah petugas patroli"
"Apakah sudah ada korban? Maksudku, polisi yang menjadi korban?" tanya yang lebih muda.
"Oh, tentu saja, itulah mengapa ia menjadi legenda. Dari para pebisnis hingga para polisi seperti kita, dia tak pilih-pilih. Tapi, jika kau tidak banyak macam-macam saat menjadi polisi, maka kau akan aman," ucapnya sambil tersenyum.
"Apakah mereka adalah gangster?"
"Hah?! Kau serius? Di sini memang terdapat banyak gangster atau berandalan lainnya. Tapi aku yakinkan kau, dia ini benar-benar seorang profesional, dan aksinya bukan hanya satu atau dua kali. Yah, kau tidak perlu khawatir, seperti yang sudah kukatakan di awal, ditambah lagi kau sedang bertugas bersamaku. Seorang pria tangguh ini, hahaha!" Ia tertawa dengan kerasnya sambil menepuk pundak si pemuda. "Nah, Alex, sekarang kita akan turun di sini. Aku akan berkeliling sebentar, sementara kau berjaga di mobil ini. Apa kau mengerti?"
"Siap, Pak, saya mengerti!"
***
Tepat pukul 00.00
Pemuda itu tetap berada di mobilnya, sementara seniornya masih belum kembali. Dari kejauhan, terlihat seperti ada seseorang yang berdiri mengamatinya. Badannya agak lebih tinggi darinya, tubuhnya juga lebih besar dengan mantel panjang dan juga topi. Dia berdiri dalam kegelapan menatap mobil tersebut tanpa bergerak, hanya lampu remang yang menyinari sedikit tubuhnya. Alex mulai menyadari kalau dia sedang diawasi, ia ingin keluar namun ragu. Pemuda itu memilih diam dan berlindung di dalam mobil, namun orang itu melangkah maju mendekati mobil tersebut.
Orang itu semakin dekat sekarang, langkahnya mantap. Alex menekan klakson dan menghidupkan sirine mobilnya untuk memberi tanda, dan ia menyalakan lampu sorot untuk melihat dengan jelas orang itu. Sayangnya wajah orang itu ditutup dengan topeng. Topeng hitam polos yang membuatnya terlihat seperti hantu Slanderman. Orang itu berhenti karena silau dari lampu, sementara Alex, menghidupkan mobil dan mulai menginjak pedal gas, dan mobil itu melaju ke arah orang itu.