Chapter 11

1.8K 310 68
                                    

.

.

.

Hinata menghela napas kesekian kali, menahan rasa sesak di dada mengingat bagaimana Naruto dapat membela kekasihnya dan menuduh dia begitu saja. Ia mengusap kasar pipinya yang lagi-lagi dibasahi air mata. Hinata sudah tidak mempedulikan make-up yang sudah ia poles satu jam lamanya hanya untuk first-date nya.

Toneri melepaskan jasnya dan menaruh di bahu telanjang gadis itu, Hinata malam ini sangat cantik, bahkan Toneri semakin terpesona begitu melihat penampilan gadis itu. Tidak heran semua pria menggilainya.

Tetapi Hinata tidak baik-baik saja.

Gadis itu terlihat banyak masalah.

"Kau baik-baik saja?" Toneri bertanya, Hinata hanya terdiam tidak menyahut, gadis itu menunduk dan tak kunjung memasuki mobil.

"Hinata.." ketika Toneri menyentuh bahunya, bahu gadis itu bergetar hebat dan terdengar isakan dari Hinata. Toneri mengerjapkan mata mendengar itu.

"Naruto.. dia.. kenapa bisa begitu?" Tutur Hinata, berusaha melupakan tatapan tajam lelaki itu. Sudah berkali-kali Hinata berusaha melupakannya, tetapi selama mereka berteman, Hinata tidak pernah sekalipun mendapatkan bentakan Naruto.

"Ada apa?" Toneri bertanya lagi, ia tidak tahu akar masalahnya. Tetapi karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Hinata, lelaki berambut abu-abu itu menarik tubuh Hinata untuk ia peluk.

Isakan Hinata semakin kencang.

Toneri menepuk-nepuk bahu gadis itu.

"Tenanglah."

Hinata benar-benar membenci Naruto.

.

.

.

Hinata menemui Sara di perpustakaan dimana gadis itu tengah mengembalikan buku-buku yang dipinjamnya. Sara terkesiap begitu mendapati Hinata berdiri di sebelahnya.

"Kenapa kau berbohong?" Hinata bertanya datar, mencoba menahan amarah di depan gadis itu.

Sara berusaha mengabaikan kehadiran Hinata dan terus menaruh tumpukan buku didekapannya pada rak. Hinata menahan bahu gadis itu yang terus melangkah.

"Aku bertanya padamu Sara, mengapa kau berbohong pada Naruto?" Hinata menarik bahu Sara agar menghadap ke arahnya, gadis itu tersentak begitu menatap Hinata dan beberapa bukunya terjatuh.

"Mengapa kau mengatakan hal yang tidak aku lakukan pada Naruto? Apa masalahmu padaku?" Hinata mencoba menahan diri untuk tidak berteriak ketika dirinya melihat wajah lugu Sara dan bagaimana gadis itu terlihat sangat tertekan di depannya.

"Jawab aku———"

"Karena kau menganggu!" Jawaban Sara membuat Hinata terdiam, mata kecubungnya terus menatap pada gadis berambut merah kelam itu.

"Kau selalu merepotkan Naruto, apakah kau sadar itu?" Sara kini berani mendongak menatap Hinata, keduanya berpandangan dengan sengit.

"Apa katamu?" Hinata ingin Sara mengulanginya.

"Aku bilang kau menganggu." Sara menekankan kalimatnya, "bukan mencari kehidupan lain, kau terus mengikuti Naruto kemanapun, seakan lelaki itu akan tetap jadi milikmu. Tidak kah kau egois Hinata? Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan kekasihnya?" Sara menatap nanar pada Hinata, gadis berambut indigo itu masih bergeming.

"Kau yang selalu menjadi penyebab Naruto putus dengan kekasih-kekasihnya. Karena kau, selalu berada di sebelahnya dan kau menghalangi Naruto selama ini." Sara menjelaskan dengan tatapan bergetar, sedangkan Hinata mengepalkan tangan jengkel.

More Than Friends ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang