.
.
.
Hinata dan Naruto tidak pernah bertengkar serius, ketika mereka memusuhi satu sama lain, sesungguhnya itu hanya untuk beberapa hari sampai kemudian mereka akhirnya kembali berteman.
"Naruto kau memakan bagianku!" Hinata menyalak galak dan Naruto tertawa mendapati ekspresi gadis itu, ia tetap mengunyah pizza nya meski Hinata melayangkan tatapan tajam padanya dan mulai melindungi potongan pizza miliknya.
Hinata memisahkan diri duduk di sofa single, di apartemennya.
"Hinata kau sudah habis satu kotak! Sendirian! Kau gila?" Naruto tidak habis pikir, gadis itu bisa menghabiskan satu kotak sendirian, seperti manusia yang tidak pernah menemukan makanan.
"Kau tidak tahu lelahnya menjadi panitia." Hinata masih mengunyah, hingga mulutnya penuh.
"Tapi kau mendapatkan makanan dari para fans payah mu itu! Seharusnya kau sudah cukup kenyang." Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya, Hinata tidak peduli dengan itu, jarang sekali Naruto membelikan makanan banyak seperti sekarang, uang lelaki itu terkadang habis untuk kencan mewahnya dengan seorang gadis padahal sahabatnya sering kelaparan!
Naruto mendekat hanya untuk membersikan remahan roti di sudut bibir gadis itu, Hinata terdiam dan mendongak, menatap mata biru Naruto yang juga menatapnya.
Hinata ingin melupakan perasaanya pada Naruto, tetapi jika mereka selalu bersinggungan, rasanya akan semakin sulit. Di tambah, Naruto punya sikap yang begitu perhatian.
Aksi tatap-tatapan itu terputus ketika ponsel Naruto berdering di saku, lelaki itu segera merogoh ponselnya di saku celana dan Hinata berdehem, mengusap kasar bibirnya dengan tangan. Membersihkan remahan roti yang tertinggal di sana.
Naruto menepi sebentar untuk mengangkat telepon dan sesekali masih memperhatikan Hinata yang asyik melahap pizza nya.
"Na-ruto.." terdengar suara menggigil Sara, Naruto tertegun mendengar itu.
"Sara .. ada apa?" Tutur Naruto khawatir, Hinata langsung menghentikan dirinya memakan pizza, ia menoleh pada Naruto yang wajahnya terlihat khawatir.
"Naruto.. di luar hujan, aku kedinginan." Naruto mengerjapkan matanya mendengar itu.
"Kau dimana Sara?" Naruto bertanya khawatir, Sara menjelaskan dimana dirinya berada dan bagaimana bisa dia masih di luar rumah dengan curah hujan yang tinggi. Naruto mendengarkan penjelasan Sara, tangan lelaki itu mencengkram kuat ponselnya dan mata birunya menatap Hinata dengan sorot dingin.
Hinata bangkit berdiri dari sofa ketika menyadari perubahan raut wajah Naruto padanya. "Naruto.. ada apa?" Hinata bertanya lugu, menaruh kotak pizza nya di nakas dan menghampiri Naruto.
Lelaki itu masih tak berekspresi lebih baik ketika Hinata berdiri di depannya. Sampai kemudian Naruto menutup teleponnya dan menatap tajam Hinata.
"Apa yang kau lakukan pada Sara?" Suara Naruto rendah, Hinata mengerjapkan matanya mendengar itu.
"Aku? Aku melakukan———"
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA SARA, HINATA?!" Suara Naruto naik beberapa oktaf, yang pasti itu adalah bentakan yang lebih keras dari saat ia dibentak di taman rekreasi. Hinata tersentak mendengar itu.
"Apa maksudmu?" Hinata bertanya tidak mengerti, tetapi Hinata tak segera mendapatkan jawabannya. Naruto lebih memilih untuk menyingkirkan bahu Hinata dari hadapannya dengan kasar, sampai gadis itu terdorong jatuh ke lantai.
Hinata terkesiap.
Naruto segera mengambil jaketnya di sofa dan mendekati pintu. Hinata segera mengejar Naruto yang hendak keluar, berniat bertanya apa yang dimaksud lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends ✔️
RomansaNaruto dan Hinata bersahabat sejak kecil, persahabatan adalah ikatan yang berarti untuk mereka. Ini adalah ikatan yang mempermudah kedekatan , berbagi apa saja dianggap lumrah namun rasa-rasanya, akan mudah hancur jika berbagi isi hati 'kan? Persa...