04. Chikungunya

178 63 37
                                    

Akhirnya setelah memeriksakan Jiwon ke rumah sakit, Mingi mengetahui bahwa Jiwon terkena chikungunya sebab gigitan nyamuk.

Itu sebabnya beberapa hari ini Jiwon demam serta merasakan nyeri dan ngilu di tulang dan persendiannya.

"Kok bisa kena chikungunya sih?" Tanya Mingi sambil memapah Jiwon masuk ke rumahnya, sedangkan Jiwu tertidur di gendongan tangan kanannya.

"Ya kok nanya aku!? Tanya nyamuknya lah sana!" Seru Jiwon karena merasakan rasa nano-nano di sekujur tubuhnya.

"Lah kok ngamuk?" Delik Mingi sembari mendudukkan Jiwon di kursi ruang tengah.

"Shhh... sendi aku sakit banget, rasanya dari kemaren pengen teriak. Kebetulan ada kamu, jadi bisa aku teriakin deh, kalo sama jiwu ya jangan," jawab Jiwon sambil meringis merasakan ngilu di sendi dan tulangnya.

Agak serba salah memang, bergerak ngilu-ngilu, diam ya tetap ngilu juga.

Mingi yang menghampiri Jiwon kembali setelah menidurkan Jiwu di kamar pun duduk di kursi yang berada di samping kasur Jiwon.

"Minum obat yuk!" Ajak Mingi lalu mengeluarkan obat dari kantung plastik. "Eh? Di minum sesudah makan semua, kalo gitu makan dulu yuk!"

Lalu Mingi pun menuju dapur untuk melihat apakah ada makanan yang dapat di makan, dan hasilnya dia cuma menemukan sekotak sereal, itu pun sudah mau habis.

"Di dapur nggak ada apa-apa," katanya pada Jiwon sambil menyembulkan kepalanya dari pintu dan mengguncang kotak sereal di tangannya.

Ia pun meletakkan kembali kotak tersebut ke tempatnya dan menghampiri Jiwon. "Kulkas kosongan, terus kemarin-kemarin kalian makan apa?"

"Aku sih nggak makan, ehh ada deh, disuapin Jiwu sereal. Terus kalo jiwu, ya makan sereal ituㅡLAH ASTAGA BERARTI DARI KEMARIN JIWU CUMA MAKAN SEREAL PAKE SUSU DOANG DONG!" Heboh Jiwon saat ia menyadari menu makan anaknya tiga hari ini.

"Kemana aja bu?" Tanya Mingi dengan wajah datarnya.

"Yaudah aku ke depan dulu, tadi aku liat ada tukang sayur, kali aja masih di depan," ucapnya lagi kemudian pergi menuju tukang sayur untuk membeli bahan makanan.

Sekitar 20 menit kemudian, Mingi pun kembali dengan menenteng plastik penuh makanan di kedua tangannya.

"ASTAGA KAMU BELI APA AJA ITU!?" Seru Jiwon yang tercengang dengan plastik belanjaan Mingi.

"Tadi di depan tukang sayurnya udah nggak ada, yaudah aku beli mateng aja sekalian buat stokan. Aku juga jadi nggak perlu masak deh hehe," kata Mingi haha-hehe.

"Kayak bisa masak aja kamu!" Cibir Jiwon.

"Dih, ngeremehin! Kalo adu masak juga paling yang menang aku!" Balas Mingi sambil menata makanan yang akan di makan ke piring dan sisanya ia masukkan ke dalam kulkas.

"Idih pede banget masnya!"

"Mingi bukan masnya," ucapnya sembari melewati Jiwon yang kini duduk di kursi kitchen counter, tidak ada meja makan di rumah jiwon.

"Jiwu sayang, makan yuk! Papa udah beliin makanan banyak banget!" Kata Mingi yang membangunkan Jiwu dengan lembut dan perlahan agar anak kecil tersebut tidak terkejut.

Tak sulit untuk membangunkan Jiwu, karena ia langsung mengerjapkan matanya saat mendengar suara milik Mingi.

"Jiwu masih ngantuk banget, tapi laper juga sih, papa," kata Jiwu yang matanya masih setengah tertutup.

"Mam dulu, abis itu baru bobo lagi, ya." Lalu mereka berdua pun menuju dapur. Mingi mendudukkan Jiwu di kursi kitchen counter yang satunya.

"Lah cuma dua!" Ucapnya lalu mengambil kursi yang berada di teras.

Setelah mereka selesai makan, Mingi pun kembali menidurkan Jiwu yang sedari tadi makan dengan kesadaran masih di awang-awang.

Mingi kembali lagi ke dapur dengan plastik obat milik Jiwon yang ia letakkan di sofa tadi.

"Skuy buka telapak tangannya!" Perintah Mingi pada Jiwon. "Satu yang bulet, satu yang panjang ini, satu yang kapsul, sama dua yang butiran kecil," absen Mingi saat tengah membuka bungkusan obat dan meletakkannya di telapak tangan Jiwon.

"Nih, minum satu-satu, jangan langsung semua. Entar kalo keselek obatnya tidak berfaedah," ucap Mingi absurd sembari membereskan bekas makan mereka. Jiwon pun meminum obatnya satu-persatu.

"Sini aku bantuin," ucap Jiwon yang hendak bangkit dari duduknya, namun segera Mingi tahan dengan jari telunjuknya di bahu Jiwon.

"Udah diem aja deh, ntar obatnya naik lagi, terus di muntahin, duit aku yang tidak berfaedah jadinya!"

Jiwon pun melengos mendengar ucapan Mingi. "Dih emang bisa begitu??"

"Ya bisa lah, aku juga begitu soalnya. Tiap abis minum obat kalo kebanyakan gerak, obatnya malah minta di muntahin," jawabnya sambil mencuci piring di wastafel.

"Terus kamu muntahin gitu?"

"Ya iya lah, masa di telen lagi? Idih ogah najis amat!" Ucap Mingi sambil bergidik ngeri.

Jiwon hanya terkekeh mendengar jawaban absurd dari Mingi tersebut. Lalu ia pun memandangi Mingi yang kini sedang mengelap piring yang telah ia cuci dari tempat ia duduk sekarang.

Kalau dipikir-pikir lagi, hari ini Mingi benar benar tidak seperti biasanya yang lebih banyak diam dan ketus kepadanya. Hari ini somehow ia terasa lebih absurd dan konyol, namun tetap lembut dan perhatian seperti biasanya.

"Emang aku kalo lagi nyuci piring tuh se-atractive itu ya? Sampe bengong gitu!" Celetuk Mingi yang entah sejak kapan telah duduk di depannya sambil terkekeh.

"Hah? ha? lah?"

"Hah-hoh! Tidur sana biar cepet sembuh," kata Mingi.

"Dari kemaren aku udah kayak bangke ya tiduran melulu!" Ucap Jiwon sambil menarik bibirnya menjadi sebuah garis lurus.

Mingi pun terkekeh. "Ya gapapa lah, biar cepet sembuh, udah sana cepetan!" Mingi mendorong pelan Jiwon ke kamarnya.

Lalu ia berhenti di depan pintu kamar Jiwon untuk memastikan Jiwon naik ke kasur dan beristirahat.

Setelah jiwon berbaring di kasur, Mingi pun mematikan lampu dan hendak menutup pintu, namun perkataan Jiwon membuatnya berhenti sejenak.

"Emm.. anu, makasih ya, Mingi. Hari ini aku udah ngerepotin kamu banget," ucapnya tulus.

"Lah? Kan aku sendiri yang dateng, aku sendiri juga yang begini terus begitu, jadi kamu enggak ngerepotin sama sekali," sahut Mingi sambil tersenyum.

"Tapi tetep ajaㅡ"

"Enggak lah, enggak. Udah merem aja kenapa? Aku pulang dulu ya, di meja entar aku taruh makanan in case Jiwu atau kamu laper," Katanya lalu menutup pintu kamar Jiwon dan kembali ke dapur untuk meletakkan makanan yang sengaja tidak ia masukkan ke kulkas.

Serta tak lupa untuk menggeret dan mengembalikan kursi yang tadi ia pakai ke tempat semula alias di teras.

Setelahnya ia pun melajukan mobilnya menuju kosan.

To be continyuw 🦆

dah lah aku masih di mabuk halazia, sekarang kumat lagi mabok illusion

(Ps. Note di bawah tulisan tbc gak ikutan di revisi yah hehe)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ On Hold ] Be My Papa Ft. Song MingiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang